Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebulan Jelang Pemilu, Ini Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi Menurut 3 Lembaga Survei

Kompas.com - 20/03/2019, 11:48 WIB
Jessi Carina,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Hari pencoblosan Pemilihan Presiden 2019 akan berlangsung kurang dari satu bulan lagi. Masa kampanye yang dimulai enam bulan lalu akan mencapai puncaknya pada kampanye rapat umum 24 Maret mendatang.

Sejak awal Maret ini, beberapa lembaga survei sudah mengeluarkan hasil survei elektabilitas dua pasang calon presiden dan wakil presiden. Survei terbaru dikeluarkan Litbang Kompas pada hari ini, Rabu (20/3/2019).

Baca juga: Elektabilitas Prabowo-Sandiaga Naik, Ini Tiga Penyebabnya Menurut Litbang Kompas

 

Sebelumnya, lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) juga sudah merilis pada 17 Maret 2019. Selain itu ada juga lembaga survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang dirilis pada 5 Maret 2019.

Berikut ini adalah dinamika elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga menurut 3 lembaga itu:

1. Survei Litbang Kompas

Survei Litbang Kompas menunjukkan bahwa elektabilitas Jokowi-Ma'ruf ada pada posisi 49,2 persen. Sementara Prabowo-Sandiaga ada pada posisi 37,4 persen. Sebanyak 13,4 persen responden menyatakan rahasia.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Jokowi-Maruf 49,2 Persen, Prabowo-Sandiaga 37,4 Persen

 

Dalam survei yang dilakukan pada 22 Februari 2019-5 Maret 2019 ini, Jokowi-Ma'ruf memang tampak lebih unggul dari Prabowo-Sandiaga. Namun, sejatinya jarak elektabilitas keduanya semakin tipis, yaitu 11,8 persen.

Ini bisa dibandingkan dengan survei Litbang Kompas sebelumnya pada Oktober 2018. Perolehan suara keduanya masih berjarak 19,9 persen.

Saat itu, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 52,6 persen, Prabowo-Sandiaga 32,7 persen, dan 14,7 responden menyatakan rahasia.

Baca juga: Penyebab Elektabilitas Jokowi-Maruf Turun Menurut Litbang Kompas

Peneliti Litbang Kompas, Bambang Setiawan, mengatakan, jika dibandingkan dengan survei sebelumnya, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf mengalami penurunan, sedangkan Prabowo-Sandiaga sebaliknya.

"Selama enam bulan, elektabilitas Jokowi-Amin turun 3,4 persen dan Prabowo-Sandi naik 4,7 persen," tulis Bambang.

Adapun survei dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan melibatkan 2.000 responden yang dipilih secara acak melalui pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di Indonesia, dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error +/- 2,2 persen.

2. SMRC

Sementara itu, menurut hasil survei SMRC, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf berada pada angka 57,6 persen, sedangkan Prabowo-Sandiaga sebesar 31,8 persen.

Baca juga: Survei SMRC: Elektabilitas Jokowi-Maruf 57,6 Persen, Prabowo-Sandiaga 31,8 Persen

Hasil survei Litbang Kompas, 22 Februari 2019 - 5 Maret 2019KOMPAS Hasil survei Litbang Kompas, 22 Februari 2019 - 5 Maret 2019

 

Ada 10,6 persen responden yang menyatakan tidak tahu atau rahasia. Berbeda dengan survei Litbang Kompas, hasil survei SMRC menyebut jarak elektabilitas keduanya semakin lebar.

"Hingga melampaui 25 persen," kata Djayadi Hanan di Jakarta, Minggu (17/3/2019).

Dalam survei ini, responden diberi pertanyaan "Seandainya pemilihan presiden dilaksanakan sekarang ini, siapa yang akan Ibu/Bapak pilih di antara dua pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden berikut?".

Baca juga: Survei SMRC: Publik Tak Percaya Isu Jokowi PKI, Antek Asing, Anti-Islam

SMRC melakukan survei pada 24 Februari-5 Maret 2019. Artinya, tidak jauh berbeda dengan survei Litbang Kompas.

Menurut SMRC, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf naik, sedangkan Prabowo-Sandiaga turun. Pada survei mereka Januari 2019, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebesar 54,9 persen, sedangkan Prabowo-Sandiaga 32,1 persen.

Baca juga: Survei SMRC: Banyak Pemilih Prabowo Kurang Percaya Profesionalitas KPU

 

Survei ini melibatkan 2.479 responden yang merupakan warga negara Indonesia dan telah memiliki hak pilih dalam pemilihan umum. Populasi itu dipilih secara acak dengan metode multistage random sampling.

Adapun margin of error survei ini sebesar lebih kurang 2 persen pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.

3. LSI Denny JA

Pada awal Maret, LSI Denny JA merilis hasil survei elektabilitas. Survei ini dilakukan menggunakan simulasi kertas suara.

Baca juga: Survei LSI Denny JA: Mayoritas Responden Wong Cilik Dukung Jokowi-Maruf Amin

Hasilnya, sebanyak 58,7 persen responden memilih Jokowi-Ma'ruf dan 30,9 persen responden memilih Prabowo-Sandiaga.

Kemudian ada suara tidak sah 0,5 persen dan sebanyak 9,9 persen menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab. Adapun pengumpulan data untuk survei Februari 2019 dilakukan pada 18-25 Februari 2019.

Survei LSI Denny JA juga mencatat dinamika elektabilitas keduanya sebelum survei Februari ini.

Baca juga: Survei LSI: Prabowo-Sandiaga Unggul di Kalangan Terpelajar

Dari Agustus 2018 hingga Januari 2019, dinamika elektabilitas Jokowi-Ma'ruf masing-masing 52,2 persen, 53,2 persen, 57,7 persen, 53,2 persen, 54,2 persen, dan 54,8 persen.

Sementara untuk Prabowo-Sandiaga, dinamikanya bergerak pada angka 29,5 persen, 29,2 persen, 28,6 persen, 31,2 persen, 30,6 persen, dan 31,0 persen.

Penelitian ini menggunakan metode multistage random sampling dengan melibatkan 1.200 responden. Proses pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka dan menggunakan kuesioner. Adapun margin of error dalam penelitian ini lebih kurang 2,9 persen.

Kompas TV Litbang Kompas hari ini merilis hasil survei terbaru elektabilitas Capres-Cawapres Pemilu 2019, dalam survei ini ada penurunan pada elektabilitas pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Maruf Amin sekitar 3% dan kenaikan pada elektabilitas pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Masih ada waktu satu bulan lagi bagi para Capres untuk terus menaikkan elektabilitas mereka sebelum para pemilih berbondong-bondong memberikan suara mereka pada 17 April 2019, KompasTV membahas hasil survei ini bersama peneliti dari Litbang Kompas Toto Suryaningtyas. #Survei#JokowiMaruf #PrabowoSandi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com