Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mafindo Catat Hoaks Politik Mendominasi sejak 2018, Ini Detailnya

Kompas.com - 15/03/2019, 11:26 WIB
Mela Arnani,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Hoaks atau kabar bohong masih saja beredar dengan mudah di masyarakat. Apalagi, sebentar lagi pesta demokrasi lima tahunan akan digelar dan mendapatkan perhatian dari masyarakat luas.

Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) mencatat, seiring masa kampanye Pemilu 2019, hoaks seputar politik yang tersebar di masyarakat meningkat. 

Sebanyak 977 hoaks dapat didata dan diverifikasi dari 2018 hingga Januari 2019. Adapun 488 (49,94 persen) di antaranya berisikan kebohongan isu atau hoaks tentang politik.

Dari 488 hoaks politik tersebut, 259 hoaks politik terverifikasi dari Juli hingga Desember 2018.

Lalu, pada Januari 2019, sebanyak 109 hoaks dapat diverifikasi. Data yang ada menunjukkan, 58 hoaks bertemakan politik.

Ketua Mafindo Septiaji Eko Nugroho mengatakan, hoaks politik ini dapat berpeluang mengancam kualitas pesta demokrasi lima tahunan ini.

"Meningkatnya jumlah hoaks dengan tema politik yang berhasil kami verifikasi sebagai hoaks atau disinformasi berpotensi mengancam kualitas pesta demokrasi terbesar dalam sejarah bangsa Indonesia," kata Septiaji dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (15/3/2019) pagi.

"(Hoaks) tak hanya akan merusak akal sehat calon pemilih, tetapi juga mendelegitimasi proses penyelenggaraan pemilu dan lebih parahnya mampu merusak kerukunan masyarakat yang mengarah ke disintegrasi bangsa," ujarnya.

Baca juga: Kominfo Temukan 175 Hoaks Sepanjang Januari 2019

Septiaji menjelaskan, dari 259 hoaks bertema politik, dari Juli hingga Desember 2018, sebanyak 75 hoaks (28,96 persen) ditujukan kepada calon presiden nomor Urut 01 Joko Widodo atau Jokowi.

Sebanyak 60 hoaks (23,16 persen) menyasar ke kementerian atau lembaga dan tokoh terkenal sebanyak 57 hoaks (22,01 persen). Sementara itu, 54 hoaks (20,85 persen) menyasar ke calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto.

Sebanyak 9 hoaks (3,48 persen) menyasar partai politik dan 4 hoaks (1,54 persen) menyasar pemerintah daerah.

Pada Januari 2019, jumlah hoaks yang dapat diverifikasi oleh Mafindo sebanyak 109 buah. Hoaks ini masih didominasi oleh hoaks politik berjumlah 58 hoaks, hoaks kriminalitas sebanyak 7 buah, dan 19 hoaks lain.

Dari 58 hoaks politik ini yang menyasar Prabowo Subianto sebanyak 21 hoaks (36,20 persen), Jokowi sebanyak 19 hoaks (32,75 persen), kementerian/lembaga 8 hoaks (13,79 persen), figur ternama 7 hoaks (12,06 persen), dan partai politik 3 hoaks (5,17 persen).

Menurut Septiaji, jumlah hoaks politik ini belum menunjukkan dampak atau tingkat kerusakannya. Sebab, apabila hoaks menyasar suatu kelompok dengan muatan positif, terdapat kemungkinan hoaks tersebut dibuat oleh pendukungnya.

Septiaji memaparkan, peningkatan jumlah penyebaran hoaks ini begitu memprihatinkan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com