Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Cyrus: Kalau Merakyat Pilih Jokowi-Ma'ruf, kalau Tegas dan Berani Pilih Prabowo-Sandi

Kompas.com - 28/02/2019, 22:39 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Chief Executive Officer (CEO) Cyrus Network Hasan Nasbi memaparkan, dari 1230 responden survei pada 18-23 Januari 2019, 707 responden memilih pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Sementara 457 responden memilih pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Sisa responden lainnya belum menjawab atau tidak menjawab.

Baca juga: Survei Cyrus: Elektabilitas Jokowi-Maruf 55,2 Persen, Prabowo-Sandi 36 Persen

Hasan mengungkapkan, ada tiga alasan teratas yang berbeda dalam memilih Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga.

"Alasan utama memilih Jokowi apa? Karena kerjanya benar, banyak perubahan; merakyat; suka, cocok. Tapi alasan memilih Prabowo kira-kira ada tiga, tegas, berwibawa, berani; menginginkan perubahan dan ingin ganti presiden. Itu udah pasti karena ini oposisi," kata Hasan dalam paparan survei di Hotel Akmani, Jakarta, Kamis (28/2/2019) sore.

Dari 707 responden yang mendukung Jokowi-Ma'ruf, 38,5 persen memilih karena kinerjanya, banyak perubahan. Sebanyak 27,2 persen memilih karena merakyat, berpihak kepada masyarakat kecil, sederhana. 8,6 persen memilih karena suka dan cocok.

Baca juga: Survei Cyrus: Baru 15,7 Persen Pemilih Mengaku Sudah Dikunjungi Timses dan Relawan Paslon

Dari 457 responden yang mendukung Prabowo-Sandiaga, 31,5 persen memilih karena tegas, berwibawa dan berani. 14,7 persen memilih karena menginginkan perubahan. Dan disusul alasan ingin ganti presiden, sebanyak 13,3 persen.

"Jadi pilihannya kalau merakyat pasti ke Jokowi-Ma'ruf, tapi kalau yang mau tegas dan berani pasti dia mau memilihnya Prabowo-Sandi, begitu," kata dia.

Responden survei ini sebanyak 1230 orang yang berasal dari 123 desa/kelurahan di 34 provinsi se-Indonesia.

Baca juga: Survei Cyrus: 60.8 Persen Pemilih Tak Terkoneksi dengan Media Sosial

 

Tingkat kepercayaan survei ini sebesar 95 persen dengan margin of error dalam survei ini plus minus 3 persen. Artinya, persentase dalam survei bisa bertambah atau kurang sekitar 3 persen.

Metode survei menggunakan multistage random sampling. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka. Survei ini diklaim dibiayai mandiri oleh Cyrus Network.

Kompas TV Dua calon presiden menghadiri dialog dengan komunitas kesehatan yang dihadiri anggota organisasi profesi di bidang kesehatan. Calon Presiden Nomor Urut 01 Joko Widodo menyatakan perhatiannya untuk bidang kesehatan. Di hadapan organisasi profesi bidang kesehatan Joko Widodo menyatakan pembangunan bidang kesehatan merupakan fondasi dari pembangunan sumber daya manusia yang penting untuk dilakukan. Untuk membahas sejumlah persoalan bidang kesehatan yang ada Joko Widodo akan menyediakan waktu untuk berbincang lebih jauh dengan komunitas kesehatan. Dalam kesempatan yang sama Calon Presiden Nomor Urut 02 Prabowo Subianto juga menyampaikan paparannya di bidang kesehatan. Prabowo Subianto menyatakan negara yang berhasil diukur dari kualitas pelayanan kesehatan pada rakyatnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

UKT Meroket padahal APBN Pendidikan Rp 665 T, Anggota Komisi X DPR: Agak Aneh...

UKT Meroket padahal APBN Pendidikan Rp 665 T, Anggota Komisi X DPR: Agak Aneh...

Nasional
Dewas KPK Akan Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Pekan Depan

Dewas KPK Akan Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Pekan Depan

Nasional
Revisi UU Kementerian Negara, Pakar: Tidak Salah kalau Menduga Terkait Bagi-bagi Jabatan, jika...

Revisi UU Kementerian Negara, Pakar: Tidak Salah kalau Menduga Terkait Bagi-bagi Jabatan, jika...

Nasional
Pembangunan Tol MBZ yang Dikorupsi Menyimpan Persoalan, Beton di Bawah Standar, dan Lelang Sudah Diatur

Pembangunan Tol MBZ yang Dikorupsi Menyimpan Persoalan, Beton di Bawah Standar, dan Lelang Sudah Diatur

Nasional
Kasus 'Ilegal Fishing' 91.246 Ekor Benih Lobster di Jabar Rugikan Negara Rp 19,2 M

Kasus "Ilegal Fishing" 91.246 Ekor Benih Lobster di Jabar Rugikan Negara Rp 19,2 M

Nasional
Menlu Retno: Ada Upaya Sistematis untuk Terus Hambat Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Menlu Retno: Ada Upaya Sistematis untuk Terus Hambat Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Nasional
Pemprov Sumbar Diminta Bangun Sistem Peringatan Dini Banjir Bandang di Permukiman Sekitar Gunung Marapi

Pemprov Sumbar Diminta Bangun Sistem Peringatan Dini Banjir Bandang di Permukiman Sekitar Gunung Marapi

Nasional
Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Kunjungi Kebun Raya Bogor

Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Kunjungi Kebun Raya Bogor

Nasional
BNPB: 20 Korban Hilang akibat Banjir Lahar di Sumbar Masih dalam Pencarian

BNPB: 20 Korban Hilang akibat Banjir Lahar di Sumbar Masih dalam Pencarian

Nasional
Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Tanam Pohon di Bogor

Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Tanam Pohon di Bogor

Nasional
Pernyataan Kemendikbud soal Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier Dinilai Tak Jawab Persoalan UKT Mahal

Pernyataan Kemendikbud soal Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier Dinilai Tak Jawab Persoalan UKT Mahal

Nasional
PKS Usul Proporsional Tertutup Dipertimbangkan Diterapkan Lagi dalam Pemilu

PKS Usul Proporsional Tertutup Dipertimbangkan Diterapkan Lagi dalam Pemilu

Nasional
Jokowi Terima Kunjungan Kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley

Jokowi Terima Kunjungan Kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley

Nasional
Polri Tangkap 3 Tersangka 'Ilegal Fishing' Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster

Polri Tangkap 3 Tersangka "Ilegal Fishing" Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster

Nasional
PDI-P Anggap Pernyataan KPU soal Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur Membingungkan

PDI-P Anggap Pernyataan KPU soal Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur Membingungkan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com