Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Caleg: Bermula dari Skripsi hingga Tembus Pedalaman Kalteng untuk Bertemu Warga

Kompas.com - 23/02/2019, 14:24 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

Kompas TV Sebuah mobil milik calon legislatif di Sleman, Yogyakarta dirusak dan dibakar orang tak dikenal pada Jumat dini hari. Aksi perusakan disertai pembakaran mobil terjadi di dusun Bantulan, kecamatan Godean, Sleman, Yogyakarta. Menurut keluarga korban sebelum membakar mobil pelaku terlebih dulu memecahkan kaca dengan batu.

"Mereka bahkan bilang bahwa selama pemilu baru kali ini ngeliat calegnya langsung, makanya strategi saya ke daerah luar-luar dulu. Yang susah diakses, yang setiap pemilu enggak pernah didatengin caleg, yang balihonya doang kalendernya doang," kata dia.

Ubah paradigma masyarakat

Saat bertemu warga, Asrari tak hanya berkampanye saja. Ia juga berusaha mengubah paradigma masyarakat.

Baca juga: Pengalaman Kampanye Johan Budi, Oleh-oleh Keripik hingga Bikin Petani Ngobrol dengan Menteri

Pertama, kata dia, banyak warga yang bergerak di bidang monokultur. Hampir sebagian besar warga bergerak di pertanian sawit.

"Ketika mata pencaharian masyarakat kebanyakan monokultur, kan juga bahaya. Ketika harga sawit bermasalah di Uni Eropa kemudian down semuanya jadi down. Akhirnya ada faktor efek domino yang kemudian lainnya kena," ungkap pria yang hobi baca buku ini.

Ia mendorong kesadaran warga agar anak-anaknya nanti diberdayakan di bidang lain. Salah satunya melalui wirausaha.

Baca juga: Berapa Pengeluaran Johan Budi Sekali Turun ke Daerah Pemilihan?

"Anak-anak bapak ibu harus diberdayakan untuk melakukan wirausaha, makanya saya lebih fokus ke anak-anak muda. Anak muda harus didorong, mungkin kalau saya jadi, modal usaha bagi anak muda itu akan saya dorong," ujarnya.

Di satu sisi, ia juga melawan politik uang. Saat bertemu warga, Asrari menegaskan dirinya bukan orang dengan kekayaan yang berlebih. Ia mengingatkan warga bahwa politik uang justru akan merugikan mereka sendiri.

"Kalau misalnya dibayar Rp 200 ribu dibagi 12 bulan dibagi 30 hari dibagi satu hari itu paling Rp 20 perak dihargai dan saya tidak mau menghargai masyarakat sebesar itu, lebih menunjukkan program. Kalau saya dipilih karena uang ya saya mohon maaf mungkin sudah akan lupa dengan masyarakat," kata dia.

Baca juga: Dipadati Agenda Presiden, Kapan Waktu Johan Budi Berkampanye?

"Kalau saya dipilih karena program dan saya ditagih karena ada janji untuk melanjutkan program, saya akan datang," sambungnya.

Kepada para warga generasi tua, ia juga meminta agar mereka tak ragu menegur dirinya apabila melakukan kesalahan. Menurut dia, langkah itu bisa mendekatkan dirinya dengan mereka.

"Kalau ke depan ada salah, ada yang enggak beres ya ditegur selayaknya orang tua menegur anaknya. Nah, komunikasi yang kira-kira membuat mereka merasa menganggap saya sebagai keluarga sih. Kalau yang muda-muda kan mereka sering diskusi," katanya.

Janjikan transparansi

Seandainya terpilih, Asrari berjanji akan mengedepankan transparansi. Ia ingin para pemilihnya nanti selalu mengetahui kinerjanya sebagai anggota dewan. Meski demikian, ia mengakui ada tantangan tersendiri.

Baca juga: Cerita Caleg: Terjun ke Wilayah Pelosok hingga Sempat Salah Kaprah

"Masyarakat itu ketika sudah milih susah mengakses apa kegiatan anggota dewan yang dia pilih kemarin, sudah internet enggak ada, nelepon susah. Makanya accessible harus dibagi dua via internet, kedua, saya pengen nanti ada blusukan dijalankan, mereka tetap tahu kegiatan saya seperti apa," ujar Asrari.

Ia juga akan mengadakan program magang untuk mengikuti aktivitasnya apabila menjadi anggota dewan. Hal itu guna membangun kesadaran anak muda untuk melek politik.

"Jadi bisa ngerasain proses pembuat kebijakan dan lainnya. Harapannya bisa menjadi pemicu mereka ke depan bahwa jangan takut, kita masuk insya Allah proses kebijakan politik dan lainnya akan baik. Hari ini kan banyak anak muda cenderung stigmanya negatif, enggak ada alasan untuk masuk ke politik," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com