Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidayat Nur Wahid Nilai Capres Tak Perlu Diminta Saling Apresiasi Usai Debat

Kompas.com - 18/01/2019, 16:45 WIB
Jessi Carina,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Penasihat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Hidayat Nur Wahid mengkritik konsep segmen terakhir debat pertama Pemilihan Presiden 2019.

Pada segmen itu, pasangan calon presiden dan wakil presiden diminta menyampaikan kalimat penutup sambil mengungkapkan apresiasi terhadap satu sama lain.

"Menurut saya itu tidak benar. Masa sih sekelas capres cawapres diminta untuk pernyataan yang damai kemudian saling apresiasi. Ini kayak untuk anak-anak SMA," ujar Hidayat di kompleks parlemen, Jumat (18/1/2019).

Baca juga: Hidayat Nur Wahid: Debat Pilpres 2014 Lebih Greget Ketimbang Semalam

Hidayat berpendapat seharusnya dua pasang calon tidak perlu diminta saling mengapresiasi lewat kalimat.

Mereka, kata politisi PKS ini, adalah negarawan yang mengerti apa yang harus dilakukan. Selain itu, Hidayat menilai keduanya sudah menunjukkan sikap apresiasi secara langsung melebihi sekadar kata-kata.

"Mereka bisa saling berangkulan, bersapaan," kata Hidayat.

Selain itu, hal yang paling penting adalah kepentingan rakyat dalam debat tersebut. Maksudnya mengenai sejauh mana dua kandidat bisa menyampaikan program-program mereka.

Pada segmen terakhir debat, Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno diminta moderator menyampaikan pernyataan penutup yang menyejukkan serta menyampaikan hal positif tentang lawan debat.

Kesempatan itu digunakan Jokowi untuk menegaskan kembali komitmen mereka terhadap tema yang dibahas dalam debat.

Baca juga: KPU: Format Debat Pilpres Dimungkinkan Berubah

Di akhir pernyataannya, Jokowi masih memiliki waktu 1 menit 20 detik untuk berbicara.

Ketika ditanya apakah ingin menambahkan pernyataan, Jokowi merasa sudah cukup.

"Cukup, kami ingin bekerja," kata Jokowi lalu membuka kedua kancing lengan kemeja panjangnya lalu menggulungnya.

"Ada hal-hal positif yang diapreasi dari lawan debat?" tanya Ira Koesno, moderator debat.

"Cukup," jawab Ma'ruf. Jokowi kemudian mengamini.

Dari Prabowo pun tak ada kata-kata apresiatif terhadap Jokowi-Ma'ruf.  

Kompas TV Yang juga menarik perhatian dan jadi perbincangan adalah calon wakil presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin yang dinilai tak terlalu banyak bicara. Menurut Ma'ruf presiden lah yang harus dominan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kata Kemenkes soal Gejala Covid-19 Varian KP.1 dan KP.2 yang Merebak di Singapura

Kata Kemenkes soal Gejala Covid-19 Varian KP.1 dan KP.2 yang Merebak di Singapura

Nasional
Dewas Sebut KPK Periode Sekarang Paling Tak Enak, Alex: Dari Dulu di Sini Enggak Enak

Dewas Sebut KPK Periode Sekarang Paling Tak Enak, Alex: Dari Dulu di Sini Enggak Enak

Nasional
MK Sebut 106 Sengketa Pileg 2024 Masuk ke Tahap Pembuktian Pekan Depan

MK Sebut 106 Sengketa Pileg 2024 Masuk ke Tahap Pembuktian Pekan Depan

Nasional
Ingatkan Tuntutan Masyarakat Semakin Tinggi, Jokowi: Ada Apa 'Dikit' Viralkan

Ingatkan Tuntutan Masyarakat Semakin Tinggi, Jokowi: Ada Apa "Dikit" Viralkan

Nasional
Komisi II Setuju Perbawaslu Pengawasan Pilkada 2024, Minta Awasi Netralitas Pj Kepala Daerah

Komisi II Setuju Perbawaslu Pengawasan Pilkada 2024, Minta Awasi Netralitas Pj Kepala Daerah

Nasional
Sri Mulyani Irit Bicara Soal Skema 'Student Loan' Imbas UKT Mahal

Sri Mulyani Irit Bicara Soal Skema "Student Loan" Imbas UKT Mahal

Nasional
Angka IMDI 2023 Meningkat, Indonesia Disebut Siap Hadapi Persaingan Digital

Angka IMDI 2023 Meningkat, Indonesia Disebut Siap Hadapi Persaingan Digital

Nasional
Kejagung Koordinasi dengan KIP soal Transparansi Informasi Publik

Kejagung Koordinasi dengan KIP soal Transparansi Informasi Publik

Nasional
Penerbangan Jemaah Bermasalah, Kemenag: Performa Garuda Buruk

Penerbangan Jemaah Bermasalah, Kemenag: Performa Garuda Buruk

Nasional
Kemenkes Minta Masyarakat Tidak Khawatir atas Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura

Kemenkes Minta Masyarakat Tidak Khawatir atas Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura

Nasional
Kasus Simulator SIM, Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi

Kasus Simulator SIM, Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi

Nasional
Bobby Berpeluang Diusung Gerindra pada Pilkada Sumut Setelah Jadi Kader

Bobby Berpeluang Diusung Gerindra pada Pilkada Sumut Setelah Jadi Kader

Nasional
Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pramono Anung: Tanya ke DPP Sana...

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pramono Anung: Tanya ke DPP Sana...

Nasional
Pimpinan MPR Temui Jusuf Kalla untuk Bincang Kebangsaan

Pimpinan MPR Temui Jusuf Kalla untuk Bincang Kebangsaan

Nasional
Kemenkes: Subvarian yang Sebabkan Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Belum Ada di Indonesia

Kemenkes: Subvarian yang Sebabkan Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Belum Ada di Indonesia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com