JAKARTA, KOMPAS.com — Debat pertama antarkontestan Pilpres 2019 yang digelar di Gedung Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (17/1/2019) malam, minus apresiasi satu sama lain.
Kedua moderator, yakni Ira Koesno dan Imam Priyono, berulang kali mengingatkan mengenai hal itu pada saat sesi apresiasi antarkontestan. Namun, yang diminta tidak kunjung keluar dari kedua pasang capres dan cawapres.
Baca juga: Polling Litbang Kompas: Tayangan Debat Pilpres Diminati 65, 8 Persen Responden
Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Erick Thohir, justru berpendapat bahwa Jokowi-Ma'ruf memberikan penghargaan bagi Prabowo-Sandiaga.
"Saya kira pujian Pak Jokowi terhadap Pak Prabowo bukan pada verbalisme. Tetapi ketika belum saatnya harus datang merangkul, beliau datang menyalami dan merangkul," ujar Erick seusai acara debat yang digelar di Gedung Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (17/1/2019) malam.
"Itu merupakan bentuk pujian simbolik yang harus disampaikan, memberikan penghormatan kepada teman kompetitor dan senior beliau," lanjut dia.
Baca juga: JK: Debat Selanjutnya Tak Perlu Banyak Bocoran Soal, Jangan seperti Bimbel
Erick menambahkan, Jokowi memiliki style tersendiri dalam menyampaikan sebuah gagasan.
Gaya tersebut diakui memang sedikit berbeda dari elite kebanyakan, yakni kecenderungan Jokowi untuk tak mengungkapkan sesuatu dengan kata-kata, melainkan dengan perbuatan nyata.
"Jadi saya kira, ini adalah contoh teladan serta inspirasi untuk kita bahwa tidak semua harus kita bicarakan. Tetapi yang terpenting adalah perbuatan dan kerja nyata," ujar Erick.
Baca juga: Analis: Hasil Debat Capres akan Pengaruhi Gerak IHSG Hari Ini
Debat pertama calon presiden dan calon wakil presiden yang berkompetisi dalam Pemilihan Presiden 2019, yakni pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang digelar 17 Januari 2019 malam, berlangsung sukses tanpa hambatan.
Tiga isu besar bidang hukum yang menjadi fokus di dalam debat perdana, yaitu persoalan hak asasi manusia (HAM), pemberantasan korupsi, dan terorisme.