Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komentar Bendahara TKN soal Kepemilikan Saham di 2 Kelompok Penyumbang Dana Kampanye

Kompas.com - 10/01/2019, 15:19 WIB
Devina Halim,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bendahara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Wahyu Sakti Trenggono, angkat bicara soal kepemilikan saham dalam dua penyumbang dana kampanye bagi pasangan calon nomor urut 01 itu.

Sebelumnya, Indonesia Corruption Watch (ICW) mengungkapkan dua perkumpulan Golfer yang sumbangannya mencapai 86 persen dari total dana kampanye Jokowi-Ma'ruf, berafiliasi dengan perusahaan yang dimiliki Wahyu.

Dua komunitas itu adalah Perkumpulan Golfer TBIG, yang disebutkan sebagai PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, sedangkan Perkumpulan Golfer TRG disebutkan sebagai PT Teknologi Riset Global Investama.

Wahyu tidak menjawab secara tegas apakah ia memiliki saham di perusahaan tersebut atau tidak.

Baca juga: Diduga Ada Upaya Penyamaran Dana Kampanye, Ini Komentar Bendahara TKN

Ia menilai, wajar saja jika ia memiliki saham karena kedua perusahaan tersebut bersifat publik.

"Itu kan perusahaan publik, kalau saya punya saham kecil gitu di situ, kan namanya perusahaan publik bisa juga," ujar Wahyu saat dihubungi Kompas.com, Kamis (10/1/2019).

Terkait dengan kedua kelompok perkumpulan golf tersebut, ia mengaku memang bagian dari kelompok tersebut.

"Kalau enggak, kenapa saya jadi salah satu yang mewakili mereka, artinya saya siap bertanggung jawab," kata Wahyu.

Namun, ia menegaskan, anggota dari kedua perkumpulan tersebut memang dipertemukan karena kegemaran bermain golf.

Baca juga: ICW Pertanyakan Transparansi Sumbangan Dana Kampanye Prabowo-Sandi

 

Anggota kelompok tersebut tidak hanya berasal dari perusahaan, tetapi dari berbagai pihak yang rutin bermain golf setiap minggu atau bulannya.

Wahyu memastikan bahwa sumbangan yang diberikan bukan berasal dari dana perusahaan terkait.

Sementara itu, terkait nama kelompok yang diduga merupakan nama perusahaan yang dimiliki Wahyu, ia mengatakan itu hanyalah sekedar nama yang dipilih.

"Itu kan nama, kita sebut saja nama karena dari kalangan-kalangan itu, seperti ada kontraktor yang kita main golf bareng," ujar dia.

"Kita bikin saja nama kelompok itu, kan enggak mungkin kita bikin kelompok A, kan susah. Tapi dalam KPU kan tidak harus menyebutkan kelompok itu harus badan hukum," kata Wahyu.

Baca juga: ICW Menduga Penyumbang Terbesar Dana Kampanye Jokowi-Maruf Disamarkan

Di sisi lain, Wahyu menyayangkan munculnya kecurigaan terhadap dirinya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Nasional
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com