Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taiwan Dinilai Rendahkan Martabat RI jika Kasus Kerja Paksa Mahasiswa Terbukti

Kompas.com - 04/01/2019, 18:15 WIB
Jessi Carina,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR Bobby Adityo Rizaldi menyayangkan adanya ratusan mahasiswa Indonesia yang melakukan kerja paksa di Taiwan.

Jika kabar itu benar, Bobby menilai Taiwan melalui Taipei Economic and Trade Office (TETO) telah merendahkan Indonesia.

"Bila memang ternyata benar 320 mahasiswa kita yang dikirim atas kerja sama RI dengan TETO dipaksa kerja dari Minggu sampai Rabu, pukul 07.00 sampai 19.30, artinya Taiwan 'merendahkan' martabat RI dan harus segera tarik pulang mahasiswa tersebut," ujar Bobby ketika dikonfirmasi, Jumat (4/1/2019).

Bobby mengatakan, Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan. Namun Indonesia tetap mau bekerja sama dengan Taiwan dalam program kuliah-magang ini.

Baca juga: [KLARIFIKASI] Kabar Ratusan Mahasiswa Indonesia Kerja Paksa di Taiwan

"Sudah bagus RI yang secara resmi tidak punya hubungan diplomatik dengan Taiwan, masih mau bersahabat, kok malah dilecehkan," kata Bobby.

Bobby meminta pemerintah Indonesia mengevaluasi secara menyeluruh perjanjian kerja sama dengan Taiwan.

Baca juga: Geger Dugaan Kerja Paksa, Berapa Sebenarnya Gaji di Taiwan?

Dia juga mengapresiasi langkah Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi yang langsung menghentikan sementara pengiriman mahasiswa Indonesia ke Taiwan lewat program ini.

Meskipun, kabar mengenai 300 mahasiswa Indonesia ini masih sedang diidentifikasi.

"Setahu saya masih dievaluasi Kemenristek Dikti, apakah 300 orang itu termasuk yang kerja sama TETO atau bukan," ujar Bobby.

"Tetapi Kemenlu ambil langkah preventif untuk stop dulu program magang mahasiswa di Taiwan, ini perlu diapresiasi respons cepatnya," tambah dia.

Kompas TV Kementerian Luar Negeri akan menghentikan sementara pengiriman mahasiswa dengan skema kuliah-magang dari Indonesia ke Taiwan. Langkah ini dilakukan setelah adanya informasi 300 mahasiswa yang menjadi korban kerja paksa. Informasi adanya sejumlah mahasiswa indonesia yang menjadi korban kerja paksa sebelumnya diungkap media lokal Taiwan. Menurut informasi itu sebanyak 300 mahasiswa Indonesia menjadi korban kerja paksa di sejumlah pabrik. Saat ini sebanyak 6.000 mahasiswa indonesia berada di Taiwan dengan 1.000 di antaranya mengikuti skema kuliah-magang. Hsin Wu Technology University, universitas yang diduga melakukan praktik kerja paksa yang dialami mahasiswa Indonesia membantah adanya kabar itu. Menurut pihak kampus selama ini mereka hanya membantu mahasiswa asing yang kesulitan biaya kuliah dengan menyediakan kesempatan kerja. Terkait kasus ini Kementerian Luar Negeri akan bekerjasama dengan Kantor Dagang Ekonomi Indonesia di Taiwan untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ketua KPU Bantah Dugaan Asusila dengan Anggota PPLN

Ketua KPU Bantah Dugaan Asusila dengan Anggota PPLN

Nasional
Soal Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, Sekjen PDI-P: DPP Dengarkan Harapan Rakyat

Soal Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, Sekjen PDI-P: DPP Dengarkan Harapan Rakyat

Nasional
DPR Pastikan Hasil Pertemuan Parlemen di WWF Ke-10 Akan Disampaikan ke IPU

DPR Pastikan Hasil Pertemuan Parlemen di WWF Ke-10 Akan Disampaikan ke IPU

Nasional
Komisi II Pertimbangkan Bentuk Panja untuk Evaluasi Gaya Hidup dan Dugaan Asusila di KPU

Komisi II Pertimbangkan Bentuk Panja untuk Evaluasi Gaya Hidup dan Dugaan Asusila di KPU

Nasional
Djoko Susilo PK Lagi, Ketua KPK Singgung Kepastian Hukum

Djoko Susilo PK Lagi, Ketua KPK Singgung Kepastian Hukum

Nasional
KPK Geledah Kantor PT Telkom dan 6 Rumah, Amankan Dokumen dan Alat Elektronik

KPK Geledah Kantor PT Telkom dan 6 Rumah, Amankan Dokumen dan Alat Elektronik

Nasional
Pembukaan Rakernas Ke-5 PDI-P Akan Diikuti 4.858 Peserta

Pembukaan Rakernas Ke-5 PDI-P Akan Diikuti 4.858 Peserta

Nasional
KPK Gelar 'Roadshow' Keliling Jawa, Ajak Publik Tolak Politik Uang

KPK Gelar "Roadshow" Keliling Jawa, Ajak Publik Tolak Politik Uang

Nasional
Bobby ke Gerindra padahal Sempat Bilang 'Insya Allah' Gabung Golkar, Mekeng: 'Nothing Special'

Bobby ke Gerindra padahal Sempat Bilang "Insya Allah" Gabung Golkar, Mekeng: "Nothing Special"

Nasional
PPP Disebut Tak Bisa Lolos Parlemen, Mardiono: Ketua KPU Bukan Pengganti Tuhan

PPP Disebut Tak Bisa Lolos Parlemen, Mardiono: Ketua KPU Bukan Pengganti Tuhan

Nasional
Soal Dapat Jatah 4 Kursi Menteri, Ketum PAN: Hak Prerogatif Prabowo

Soal Dapat Jatah 4 Kursi Menteri, Ketum PAN: Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Galang Dukungan di Forum Parlemen WWF Ke-10, DPR Minta Israel Jangan Jadikan Air Sebagai Senjata Konflik

Galang Dukungan di Forum Parlemen WWF Ke-10, DPR Minta Israel Jangan Jadikan Air Sebagai Senjata Konflik

Nasional
Alasan PDI-P Tak Undang Jokowi Saat Rakernas: Yang Diundang yang Punya Spirit Demokrasi Hukum

Alasan PDI-P Tak Undang Jokowi Saat Rakernas: Yang Diundang yang Punya Spirit Demokrasi Hukum

Nasional
Waketum Golkar Kaget Bobby Gabung Gerindra, Ungkit Jadi Parpol Pertama yang Mau Usung di Pilkada

Waketum Golkar Kaget Bobby Gabung Gerindra, Ungkit Jadi Parpol Pertama yang Mau Usung di Pilkada

Nasional
Pj Ketum PBB Sebut Yusril Cocok Jadi Menko Polhukam di Kabinet Prabowo

Pj Ketum PBB Sebut Yusril Cocok Jadi Menko Polhukam di Kabinet Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com