Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekerjaan Rumah Dunia Penerbangan Indonesia Menurut Chappy Hakim

Kompas.com - 18/12/2018, 08:33 WIB
Devina Halim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim mengungkapkan beberapa pekerjaan rumah yang masih dimiliki Indonesia dalam dunia penerbangan.

Hal itu diungkapkan Chappy saat acara peluncuran tiga bukunya yang berjudul Penegakan Kedaulatan di Udara, Menata Ulang Penerbangan Nasional, dan Tol Udara Nusantara, di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, Senin (17/12/2018).

"Dalam aviation safety, kita berhadapan sekarang kekurangan sumber daya manusia dan ketertinggalan infrastruktur," ujar Chappy, Senin.

Baca juga: Penindakan Kasus di Wilayah Udara Indonesia Terkendala

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara itu menyebutkan persoalan-persoalan seperti kurangnya bandara.

Selain itu, terkait dengan keamanan nasional, Indonesia masih memiliki masalah soal pengelolaan ruang udara atau flight information region (FIR) yang masih dikuasai Singapura.

Wilayah yang masih dikuasai terdiri dari Kepulauan Riau, Tanjungpinang, Natuna, Serawak dan Semenanjung Malaka.

Baca juga: Sepanjang 2018, TNI AU Catat Ada 127 Kasus Pelanggaran Wilayah Udara Nasional

FIR merupakan wilayah ruang udara dalam sebuah negara yang menyediakan layanan informasi penerbangan sekaligus layanan peringatan.

Salah satu dampak dari penguasaan tersebut adalah aktivitas penerbangan di bandara di wilayah tersebut harus menunggu pemberitahuan (izin) take-off clearance dari ATC Batam dan juga dari ATC Singapura.

Selain itu, ia juga mengatakan soal permasalahan terkait hak lintas damai atau yang dikenal sebagai ALKI atau Alur Laut Kepulauan Indonesia.

Baca juga: Tragedi Lion Air JT 610 Buat Keselamatan Penerbangan Indonesia Dipertanyakan

Chappy menuturkan, ada kasus-kasus di mana pesawat udara juga memanfaatkan jalur laut yang tidak memerlukan izin untuk melewatinya.

"Kita mengenal ALKI, yaitu kita memberikan jalur untuk pelayaran, boleh lewat negara kepulauan, tanpa izin," tuturnya.

"Tetapi hukum udara enggak bisa. Padahal kapal-kapal laut ini banyak pesawat udara di dalamnya, sehingga izin lintas batas, izin boleh lewat tanpa izin di jalur laut kepulauan, digunakan oleh pesawat udara," sambung dia.

Baca juga: Menhub Minta Sekolah Penerbangan Tak Asal Terima Siswa

 

Chappy berpendapat, masalah dunia penerbangan Indonesia juga menyangkut masalah lain sehingga berhubungan dengan beberapa kementerian.

Misalnya, diperlukan peran kementerian terkait untuk mengatasi kekurangan lahan untuk pembangunan bandara.

Lanjut Chappy, diperlukan juga peran Kementerian Luar Negeri dalam mengatasi masalah seperti pengambilalihan FIR dan yang terkait dengan ALKI.

Baca juga: Siap Ambil Alih FIR dari Singapura, TNI AU Bangun Sistem Keamanan

Oleh sebab itu, ia pun menyarankan dibentuk sebuah kementerian atau institusi khusus untuk mengatasi masalah di wilayah udara dan penerbangan.

"Kita memerlukan sebenarnya semacam Dewan Penerbangan atau institusi apapun atau Kementerian Keudaraan dan Penerbangan, intinya adalah harus ada 1 institusi yang bisa menembus sekat-sekat kementerian, sekat-sekat ego sektoral," jelas Chappy.

Kompas TV Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Chappy Hakim mengundurkan diri dari jabatannya. Kepastian pengunduran Chappy Hakim dari perusahaan tambang asal Amerika Serikat, Freeport Indonesia disampaikan pada Sabtu (18/2) kemarin. Pengunduran diri yang disampaikan Chappy Hakim telah disetujui oleh PT Freeport. Sejak ditunjuk sebagai presiden direktur, Chappy Hakim manjabat kurang dari 4 bulan. Sebelumnya, Chappy Hakim telah menyampaikan pengunduran dirinya, seperti yang dimuat laman Tribunnews.Com Pengunduran diri Chappy Hakim berselang lima hari setelah adanya laporan anggota Komisi VII DPR Muktar Tompo ke Mabes Polri. Laporan ini disampaikan Mukhtar Tompo karena merasa mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan. Mundur dari jabatan sebagai presiden direktur, kini Chappy Hakim menjabat penasihat senior PT Freeport Indonesia. Chappy menjabat sebagai Presiden Direktur PT Freeport sejak 20 November 2016 hingga 18 Februari 2017. Sebelum berkarier di PT Freeport, Chappy Hakim merupakan kepala staf angkatan udara pada 2002 hingga 2005.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com