Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernyataan Prabowo soal Korupsi Disebut Tak Sesuai Sikap Partai, Ini Kata Sekjen Gerindra

Kompas.com - 30/11/2018, 16:56 WIB
Kristian Erdianto,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menuturkan bahwa pidato calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto di Singapura mengenai korupsi di Indonesia merupakan kritik yang ditujukan kepada semua pihak, termasuk partainya.

Hal itu ia katakan saat ditanya mengenai pernyataan Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto. Hasto mengatakan, pidato Prabowo yang ingin mengurangi korupsi tidak sejalan dengan sikapnya di internal partai yang tidak mencoret caleg eks koruptor pada Pemilu 2019.

"Ketika Pak Prabowo ngomong kan menyangkut semuanya. Buat semuanya, buat kita semua. Buat saya. Supaya korupsi itu tidak jadi ancaman sebuah bangsa," ujar Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (30/11/2018).

Muzani mengatakan, dalam pidato soal korupsi, Prabowo tengah menggambarkan kondisi di Indonesia dan tidak menuduh pemerintah gagal dalam memberantas korupsi.

Baca juga: Coret Caleg Eks Koruptor Saja Prabowo Tak Bisa, Sekarang Sebut Korupsi Stadium 4

Menurut dia, pernyataan Prabowo merupakan sebuah bentuk otokritik.

"Kan beliau tidak menuduh siapa-siapa kalau saudara ikuti pidato secara utuh. Jadi jangan ada yang merasa tertuduh," kata Muzani.

"Yang dikatakan oleh Pak Prabowo adalah bahwa ini adalah sesuatu yang sudah kronis, self-corection dan itu menyebabkan pertumbuhan ekonomi kita tidak bisa melaju dengan baik. Lambat karena ada ini (korupsi). Ini terjadi di semua sektor, di swasta, negeri, kira-kira seperti itu," ucapnya.

Saat menghadiri "The World in 2019 Gala Dinner" yang diselenggarakan majalah The Economist di Hotel Grand Hyatt Singapura, Selasa (27/12/2018), Prabowo menyebut korupsi di Indonesia sudah seperti kanker stadium 4.

Ia juga menyinggung soal rakyat yang mudah disuap untuk memilih calon tertentu dalam pemilu.

Pernyataan tersebut kontan mengundang reaksi dari Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Hasto Kristiyanto, mengatakan, ada ketidaksesuaian antara pidato calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto di Singapura mengenai korupsi di Indonesia.

Pada sebuah forum, Prabowo menyebutkan bahwa kondisi korupsi di Indonesia seperti kanker stadium empat.

Baca juga: Ketika Prabowo Sebut Korupsi di Indonesia seperti Kanker Stadium 4...

Hasto mengatakan, pidato Prabowo yang ingin mengurangi korupsi tidak sejalan dengan sikapnya di internal partai.

Hasto mempertanyakan sikap Prabowo yang tidak mencoret caleg eks koruptor dalam Partai Gerindra. Padahal, hal itu bisa dilakukan dengan mudah oleh Prabowo.

Pada 28 September 2018, KPU membantah pernyataan Gerindra yang mengaku sudah mencoret caleg eks koruptor dari Daftar Caleg Tetap (DCT).

Berdasarkan keterangan KPU, Partai Gerindra tetap mengusung enam caleg eks koruptor.

Kompas TV Saat menghadiri acara gala dinner bertajuk “The World in 2019” yang digelar The Economist di Singapura calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto memuji komitmen Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam memperjuangkan Amerika Serikat. Prabowo mengatakan ia menghargai komitmen Trump untuk memperjuangkan kepentingan Amerika Serikat, namun Prabowo dalam kesempatan itu juga mengatakan tak bisa mengomentari cara Trump dalam menjalankan kebijakan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com