Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kubu Jokowi Minta Prabowo Merujuk Data BPS jika Bicara Perekonomian

Kompas.com - 30/11/2018, 13:54 WIB
Ihsanuddin,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Hanura Inas Nasrullah heran dengan pernyataan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang kerap menyebut bahwa perekonomian Indonesia saat ini buruk.

Padahal, menurut Inas, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan hal sebaliknya.

"Prabowo sering mengatakan perekonomian Indonesia sekarang ini buruk, dimana pernyataan tersebut tidak disertai data-data yang akurat dan sahih," kata Inas dalam keterangan tertulisnya, Jumat (30/11/2018).

Baca juga: Ketika Prabowo Sebut Korupsi di Indonesia seperti Kanker Stadium 4...Sebagai calon presiden Indonesia, kata Inas, seharusnya Prabowo meyakini dan menggunakan data BPS di setiap argumennya.

Sebab, siapapun Presiden di Indonesia akan merujuk pada data BPS ketika menyusun nota keuangan dan RAPBN.

Anggota divisi Penugasan Khusus Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf ini lantas memaparkan sejumlah indikator yang menyatakan bahwa perekonomian Indonesia di era Jokowi bergairah dan lebih baik daripada pemerintahan periode sebelumnya.

Baca juga: Maruarar Sirait: Pak Prabowo Belum Pernah Memenangkan Pertarungan Apapun...

1. Rasio wirausaha yang pada tahun 2014 hanya 1,55 persen, kini naik di tahun 2018 menjadi 7 persen, sedangkan standar internasional mematok 2 persen.

2. Kontribusi koperasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2014 hanya 1,71 persen, tapi pada tahun 2018 naik menjadi 4,48 persen.

3. Index pembangunan manusia (IPM) pada tahun 2014 hanya 68,90 persen, kemudian naik pada tahun 2017 menjadi 70,81 persen.

4. Pengangguran dari persentase total tenaga kerja pada tahun 2014 sebesar 5,94 persen, kemudian turun pada bulan febuari 2018 menjadi 5,13 persen.

5. Angka kemiskinan pada tahun 2014 sebesar 10.96 persen, untuk pertama kalinya sejak republik ini berdiri turun ke single dijit pada 2018 menjadi 9.82 persen.

Baca juga: Survei Internal Yakinkan Prabowo-Sandi Kejar Elektabilitas Jokowi-Maruf

6. PDB Indonesia menduduki ranking 16 dunia dan terbesar di asia tenggara dimana pada tahun 2014 sebesar 891 milyar dolar AS, dan pada tahun 2017 naik signifikan menjadi 1,016 triliun dolar AS.

7. Pertumbuhan ekonomi terus turun sejak 2010 sampai 2014 di angka 5.02 persen, kemudian mulai membaik, dan di tahun 2017 sudah naik kembali menjadi 5.07 persen.

"Jadi keberhasilan Jokowi bukan saja di sektor infrastruktur tapi juga di sektor perekonomian rakyat," ujar Ketua Fraksi Hanura di DPR ini.

Inas menilai, ada dua kemungkinan kenapa Prabowo tidak pernah merujuk pada data-data di atas saat menyampaikan pidatonya ke hadapan publik.

Kemungkinan pertama, Prabowo memang sengaja hendak menyebarkan hoaks karena sudah berkali-kali gagal dalam kontestasi Pilpres.

"Atau kemungkinan kedua, Prabowo memang tidak tau tentang apa yang dimaksud dengan data," ucap Inas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com