Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan PKS Usulkan Penghapusan Pajak Sepeda Motor

Kompas.com - 22/11/2018, 19:11 WIB
Devina Halim,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) membantah Rancangan Undang-Undang (RUU) Penghapusan Pajak Sepeda Motor akan membuat publik semakin gencar untuk memiliki kendaraan roda dua dan memperparah kemacetan.

Ketua Departemen Politik Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKS, Pipin Sopian, mengatakan, berdasarkan hasil kajian yang mereka temukan, kendaraan roda dua bukan menjadi penyumbang utama kemacetan.

"Yang kami kaji dan kami dapatkan adalah yang membuat kemacetan utama adalah kendaraan roda empat dibanding kendaraan roda dua," tutur Pipin saat konferensi pers di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Kamis (22/11/2018).

Pipin menyebutkan, kebijakan tersebut adalah bentuk keberpihakan PKS terhadap angkutan roda dua.

Baca juga: PKS: Penghapusan Pajak Sepeda Motor Akan Menurunkan Pendapatan Daerah, tapi...

Menurut PKS, sepeda motor merupakan salah satu alat transportasi yang krusial dalam hidup masyarakat Indonesia sehari-hari.

Pipin menyebutkan, berdasarkan data yang dimilikinya, Kereta Rel Listrik (KRL) mengangkut sebanyak 7 juta penumpang dalam seminggu.

Sementara itu, ojek online dapat mengangkut 15 juta penumpang dalam seminggu.

Pipin mengatakan, ojek online telah menjadi pilihan yang digemari masyarakat karena mudah, murah, dan efektif.

"Dalam beberapa kajian misalnya, commuter line mengngangkut 1 juta penumpang per hari, sedangkan ojek online saat ini sudah 15 juta seminggu, artinya perbandingannya dua kali, 15 juta dan 7 juta," terang Pipin.

Baca juga: PKS Berjanji Hapus Pajak Sepeda Motor dan Berlakukan SIM Seumur Hidup

Oleh sebab itu, menurut PKS, kebijakan tersebut memiliki alasan yang kuat. 

Pipin tak menampik usulan ini akan menimbulkan pro kontra.

"Keberpihakan kita kepada roda dua sangat rasional dan dibutuhkan. Ini tentu akan pro dan kontra tapi kita melihat yang diuntungkan adalah masyarakat kecil. Itulah prioritas kampanye PKS ke depan," ujar Pipin.

Sebelumnya, PKS menjanjikan dua program jika mereka terpilih pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.

Dua program itu adalah Rancangan Undang-Undang (RUU) Penghapusan Pajak Sepeda Motor dan pemberlakuan SIM seumur hidup. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com