Sebagai caleg petahana, menurut dia, pembiayaan menjadi lebih murah dibandingkan caleg-caleg yang baru mencalonkan diri.
"Sebagai caleg incumbent saya rasa biayanya cukup murah karena kan selama ini kan sudah berbuat untuk masyarakat. Ya pokoknya sesuai kebutuhan yang kami petakan, tinggal menghitung aja lah kalau memang cukup ya kami ikhlas. Kalau enggak cukup ya lupain aja," kata Alex.
Baca juga: Perang Bintang Bakal Caleg Jatim, dari Artis sampai Jurnalis
Menurut dia, pos pembiayaan terbesar adalah untuk produksi atribut dan memelihara jaringan pendukung.
Bagi pria kelahiran 31 Desember 1970 ini, atribut berupa kaus, kalender, hingga spanduk masih dibutuhkan sebagai alat perkenalan ke calon pemilih.
Selain itu, memelihara jaringan pendukung juga dinilainya penting. Meski caleg petahana, Alex merasa tak cukup mengandalkan seorang diri untuk bertemu banyak calon pemilih.
Menurut dia, jaringan pendukung juga berperan strategis memperkuat sosialisasi pencalonannya.
"Kan caleg itu door to door. Tidak mungkin dilakukan oleh seorang calon anggota DPR RI saja. Otomatis kan akan membentuk jaringan. Nah membiayai jaringan ini kan butuh biaya yang besar," kata dia.
Alex mengaku persaingan di dapilnya berat. Setiap dapil pasti memiliki tantangan tersendiri bagi setiap caleg.
"Enggak ada dapil yang gampang, baik itu persaingan dengan partai lain, maupun kemudian kalau misal daerah bukan basis PDI-P kan yang berat melawan partai lain. Tapi juga beratnya persaingan pasti dengan caleg yang ada di partai sendiri kan," kata Alex.
"Jadi ya sama aja itu wilayah pertempuran," lanjut dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.