Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Caleg: Strategi Petahana Jaga Jaringan dan Dukungan

Kompas.com - 08/11/2018, 07:06 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Alex Indra Lukman merupakan seorang caleg PDI Perjuangan yang maju dari Daerah Pemilihan (Dapil) Sumatera Barat I.

Dapil ini mencakup Kota Padang, Kota Padang Panjang, Kota Sawahlunto, Kota Solok, Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Sijunjung.

Kemudian Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Kepada Kompas.com, Alex mengatakan, persaingan partai politik di Sumatera Barat cukup berat.

Baca juga: Cerita Caleg: Kampanye Door to Door Sambil Kampanyekan Capres

Sepanjang sepengetahuannya, belum pernah ada partai politik yang menang berturut-turut di Sumatera Barat saat pemilu.

"Dari sisi sejarahnya seperti itu, kalau dari sisi sejarah PDI-P, dari tahun 1955 itu enggak pernah partai nasionalis bisa menang pemilu di sana," kata Alex, Rabu (7/11/2018).

Alex mengungkapkan, diperlukan strategi yang tepat untuk menghadapi situasi seperti itu.

Ia mengaku harus melihat dengan jeli mana pemilih yang merupakan basis partai dan mana yang tidak.

"Karena kami sudah memahami kultur dan sejarah PDI-P di Sumatera Barat bahwa tentu melakukan pemetaan yang kuat, sehingga energinya bisa tersalurkan pada tempat yang tepat, kan begitu," kata dia.

Meski demikian, Alex mengaku tak ada strategi khusus dalam meraih simpati pemilih.

Baca juga: Perang Bintang di Dapil Yogyakarta, dari Petahana hingga Penyanyi

Alex optimistis kiprahnya sebagai anggota Komisi V DPR saat ini masih bisa menarik dukungan dari calon pemilih.

"Sebagai incumbent, berarti saya sudah selama ini melaksanakan tugas menaungi aspirasi mereka. Tinggal kepada masyarakat saja nanti menilai apakah memang masih bermanfaat atau tidak, kan begitu," kata dia.

Alex mengatakan, saat ini fokus mempererat hubungannya dengan para calon pemilih dan jaringan pendukungnya di dapil tersebut.

"Menyambangi mereka lagi lah, masyarakat yang selama ini aspirasinya sudah saya perjuangkan, kalau memang masih bermanfaat ya mohon doa, mohon dibantu. Kalau tidak bermanfaat ya lupakan saja," kata dia.

Biaya kampanye lebih murah

Saat ditanya soal biaya kampanye caleg, Alex enggan menjawab spesifik jumlah uang yang ia keluarkan.

Sebagai caleg petahana, menurut dia, pembiayaan menjadi lebih murah dibandingkan caleg-caleg yang baru mencalonkan diri.

"Sebagai caleg incumbent saya rasa biayanya cukup murah karena kan selama ini kan sudah berbuat untuk masyarakat. Ya pokoknya sesuai kebutuhan yang kami petakan, tinggal menghitung aja lah kalau memang cukup ya kami ikhlas. Kalau enggak cukup ya lupain aja," kata Alex.

Baca juga: Perang Bintang Bakal Caleg Jatim, dari Artis sampai Jurnalis

Menurut dia, pos pembiayaan terbesar adalah untuk produksi atribut dan memelihara jaringan pendukung.

Bagi pria kelahiran 31 Desember 1970 ini, atribut berupa kaus, kalender, hingga spanduk masih dibutuhkan sebagai alat perkenalan ke calon pemilih.

Selain itu, memelihara jaringan pendukung juga dinilainya penting. Meski caleg petahana, Alex merasa tak cukup mengandalkan seorang diri untuk bertemu banyak calon pemilih.

Menurut dia, jaringan pendukung juga berperan strategis memperkuat sosialisasi pencalonannya.

"Kan caleg itu door to door. Tidak mungkin dilakukan oleh seorang calon anggota DPR RI saja. Otomatis kan akan membentuk jaringan. Nah membiayai jaringan ini kan butuh biaya yang besar," kata dia.

Persaingan

Alex mengaku persaingan di dapilnya berat. Setiap dapil pasti memiliki tantangan tersendiri bagi setiap caleg.

"Enggak ada dapil yang gampang, baik itu persaingan dengan partai lain, maupun kemudian kalau misal daerah bukan basis PDI-P kan yang berat melawan partai lain. Tapi juga beratnya persaingan pasti dengan caleg yang ada di partai sendiri kan," kata Alex.

"Jadi ya sama aja itu wilayah pertempuran," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com