Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agustinus Akhirnya Turun dari Papan Reklame Setinggi 20 Meter, Begini Ceritanya...

Kompas.com - 13/09/2018, 20:00 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dari atas papan reklame dekat fly over Pasar Rebo, Jakarta Timur, Kamis (13/9/2018), Agustinus tersenyum dan melambaikan tangan kepada mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie yang berdiri melihatnya di bawah.

Pria asal Flores, Nusa Tenggara Timur itu pun akhirnya bersedia turun setelah ia berada di atas semenjak Rabu (12/9/2018) subuh.

Kepada Kompas.com, Jimly bercerita, awalnya ia mendapatkan informasi dari Polri bahwa Agustinus baru mau turun apabila dijemput oleh dirinya atau aktivis anak, Arist Merdeka Sirait.

"Saya tadi sore sedang ceramah di Lemhanas. Akhirnya saya bilang, ya sudah jam 17.00 WIB saya datang ke sana. Saya sampai lokasi pukul 17.00 WIB kurang lima menit," ujar Jimly melalui sambungan telepon.

Setelah tiba di lokasi, Jimly bicara dengan Agustinus melalui pengeras suara. Ia meminta Agustinus turun untuk menceritakan apa persoalan yang sedang ia hadapi.

"Begitu lihat saya, senang dia. Dia lambaikan tangan sambil tertawa. Kemudian, dia melipat bendera dan spanduknya. Saya lega, wah berarti dia mau turun," ujar Jimly.

Baca juga: Seorang Pria Berdiri di Atas Papan Reklame Setinggi 20 Meter di Pasar Rebo

Seiring dengan itu, sejumlah petugas Pemadam Kebakaran langsung melakukan penjemputan. Tim Damkar menghampiri Agustinus dan memakaikannya beberapa tali agar mempermudah proses penurunan.

"Begitu dia sampai di bawah, saya langsung peluk. Dia bilang terima kasih," ujar Jimly.

Di balik aksi nekat Agustinus

Jimly Asshiddique mendatangi Agustinus yang menaiki papan reklame KOMPAS.com/ RYANA ARYADITA UMASUGI Jimly Asshiddique mendatangi Agustinus yang menaiki papan reklame
Kepada Jimly, Agustinus mengaku, sedang berjuang mencari keadilan. Ia bercerita bahwa anak angkat yang sudah ia rawat sejak kecil meninggal dunia di Flores tanpa diketahui sebabnya di rumah seorang tentara.

"Jadi, dulu anaknya itu minta izin untuk tinggal di rumah seorang tentara. Tiba-tiba anaknya meninggal tanpa kejelasan. Nah, sekarang ini dia minta informasi, kenapa anaknya ini meninggal," ujar Jimly.

Agustinus mengaku, sudah menyambangi kantor polisi, TNI hingga Komnas HAM terkait kematian anak angkatnya. Namun tidak ada satupun yang berujung pada titik terang.

Baca juga: Pria yang Panjat Papan Reklame Pasar Rebo Ancam Petugas dengan Bambu

"Karena dia tidak mendapatkan pelayanan yang baik, rasa keadilan tak dipenuhi ya, akhirnya dia memutuskan melakukan perbuatan nekat. Naik ke atas-atas untuk mencari keadilan," ujar Jimly.

Jimly pun akan membantu Agustinus memperjuangkan tuntutannya.

Kompas TV Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melarang pedagang hewah kurban berjualan di atas trotoar dan badan jalan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com