Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berita Populer: Komando Operasi Khusus Gabungan TNI Disetujui dan Kisah AR yang Menolak Ajakan Ayahnya Jadi Teroris

Kompas.com - 17/05/2018, 07:00 WIB
Amir Sodikin

Editor

1. Disetujui Jokowi, Komando Operasi Khusus Gabungan TNI Aktif Kembali

Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko memastikan, Presiden Joko Widodo menyetujui pengaktifan kembali Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopsusgab) untuk membantu Polri melaksanakan tugas pemberantasan terorisme.

Diketahui, Koopsusgab merupakan gabungan personel TNI dari seluruh satuan elite yang ada di TNI, baik matra darat, laut, maupun udara.

"Untuk Komando Operasi Khusus Gabungan TNI, sudah direstui oleh Pak Presiden dan diresmikan kembali oleh Panglima TNI (Marsekal Hadi Tjahjanto)," ujar Moeldoko saat dijumpai di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Rabu (16/5/2018). 

Pertama kali, Koopsusgab dibentuk saat Moeldoko menjabat sebagai panglima TNI pada Juni 2015. Namun, beberapa waktu kemudian dibekukan.

Moeldoko melanjutkan, perbantuan Koopsusgab terhadap Polri dalam pemberantasan terorisme akan komandoi oleh Panglima TNI sendiri, tetapi tetap berkoordinasi dengan Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito Karnavian.

"Tugas teknisnya seperti apa, nanti mengenai itu akan dikomunikasikan antara Kapolri dengan Panglima TNI," ujar Moeldoko.

Baca selengkapnya: Disetujui Jokowi, Komando Operasi Khusus Gabungan TNI Aktif Kembali

Baca juga: Jokowi Setujui Pengaktifan Koopsusgab TNI, Ini Tugas-tugasnya...

 

2. Kisah Anak Pelaku Bom Sidoarjo yang Tolak Ajaran Ayahnya Jadi Teroris

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengunjungi anak korban pelaku bom Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (15/5/2018).


Kapolri Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian mengunjungi anak korban pelaku bom rumah susun Wonocolo, Sidoarjo. Selasa (15/5).dok. Biro Penerangan Masyarakat Divisi Hubungan Masyarakat Polri Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengunjungi anak korban pelaku bom Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (15/5/2018). Kapolri Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian mengunjungi anak korban pelaku bom rumah susun Wonocolo, Sidoarjo. Selasa (15/5).
Ledakan bom di Rusunawa Wonocolo di Taman, Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018) malam, menewaskan anggota keluarga Anton Febrianto (47).

Ledakan bom menewaskan istri Anton, Puspitasari (47), dan anak perempuan mereka, HAR (17), terlebih dahulu, dan kemudian melukai ketiga anak yang lain. Anton kemudian tewas ditembak polisi yang datang ke lokasi.

Saat itu, Anton disebut membahayakan karena tengah memegang saklar bom di Blok B lantai 5 nomor 2 Rusunawa Wonocolo.

Tiga anak Anton lainnya selamat, yaitu AR (15), FP (11), dan GHA (10).

Kapolda Jawa Timur Irjen Machfud Arifin menuturkan, AR, satu dari empat anak Anton, menolak mengikuti doktrin orangtuanya untuk menjadi teroris.

Dia memutuskan untuk tidak seperti kakak dan adik-adiknya yang tidak bersekolah.

"Ada satu anak dewasa yang di Rusun Wonocolo itu menolak ikut ajaran dari orangtuanya," kata Machfud di Media Center Polda Jatim, Selasa (15/5/2018).

"Ia memilih untuk tetap bersekolah dan ikut dengan neneknya," tambahnya.

Machfud mengatakan, berdasarkan keterangan AR, sang ayah secara rutin memperlihatkan video jihad kepada mereka.

Baca juga: Kisah Anak Pelaku Bom Sidoarjo yang Tolak Ajaran Ayahnya Jadi Teroris

 

3. Sendirian, Tak Ada Keluarga yang Dampingi Putri Keluarga Pelaku Bom yang Selamat di RS

IlustrasiShutterstock Ilustrasi
Kondisi Ais, gadis delapan tahun yang selamat pascaledakan bom di Mapolrestabes Surabaya, mulai stabil pada Selasa (15/5/2018).

Dia adalah putri bungsu dari keluarga pelaku ledakan bom di depan markas polisi di Jalan Sikatan di Krembangan, Kota Surabaya, Jawa Timur, itu.

Ais terlempar saat bom yang dibawa keluarganya dengan dua sepeda motor itu meledak di depan para polisi yang berjaga. Ayah, ibu, dan dua saudaranya dinyatakan tewas di tempat.

Dalam kondisi terluka, dia buru-buru digendong oleh Kasatresnarkoba Polrestabes Surabaya AKBP Roni Faisal Saiful Faton dan dibawa ke rumah sakit. Hingga kemarin, dia menjalani perawatan intensif di RS Bhayangkara.

"Secara fisik sudah baik, cuma tangannya yang bekas dioperasi, sedangkan yang lain-lainnya sudah stabil," ungkap Lita Machfud, istri Kapolda Jatim Irjen Machfud Arifin, seusai menjenguk korban ledakan bom yang dirawat di RS Bhayangkara bersama ibu-ibu Bhayangkari, Selasa (15/5/2018).

Lita menuturkan, selama dirawat, tidak ada satu pun keluarga yang mendampingi Ais. 

Baca selengkapnya: Sendirian, Tak Ada Keluarga yang Dampingi Putri Keluarga Pelaku Bom yang Selamat di RS

Baca juga: Terlempar Saat Ledakan, Anak Pelaku Bom Mapolrestabes Surabaya Selamat

 

4. Kronologi Penyerangan Mapolda Riau, 4 Pelaku Turun dengan Pedang

Petugas kepolisian memeriksa mobil minibus yang digunakan terduga teroris untuk menyerang Mapolda Riau, Pekanbaru, Riau, Rabu (16/5/2018). Mapolda Riau diserang terduga teroris pada Rabu pagi sekitar pukul 09.05 WIB menyebabkan 4 orang menjadi korban, satu polisi tewas dan 3 orang lainnya luka-luka, termasuk jurnalis.ANTARA FOTO/RONY MUHARRMAN Petugas kepolisian memeriksa mobil minibus yang digunakan terduga teroris untuk menyerang Mapolda Riau, Pekanbaru, Riau, Rabu (16/5/2018). Mapolda Riau diserang terduga teroris pada Rabu pagi sekitar pukul 09.05 WIB menyebabkan 4 orang menjadi korban, satu polisi tewas dan 3 orang lainnya luka-luka, termasuk jurnalis.
Mapolda Riau diserang terduga teroris pada pukul 09.05 WIB, Rabu (16/5/2018).

Kapolda Riau Irjen Nandang mengatakan bahwa peristiwa ini bermula dari datangnya sebuah mobil Avanza berwarna putih yang hendak menerobos masuk di pintu gerbang masuk Mapolda Riau. Mobil itu lalu menabrak polisi yang menghadang di pintu masuk pemeriksaan.

"Jadi mobil itu masuk, lalu 4 orang turun dengan menggunakan pedang. Mobil jalan lalu keluar dan kemudian ditinggal. Tersangka melarikan diri dan kami sedang melakukan pengejaran," tuturnya ketika diwawancarai oleh TVOne.

Akibat peristiwa ini, 4 orang menjadi korban, satu polisi tewas dan 3 orang lainnya luka-luka, termasuk jurnalis.

"Empat orang gunakan pedang tajam, sudah disiapkan, betul-betul tajam. Dua anggota kena tebas di leher, alhamdulillah selamat. Satu kena di tangan, satu luka ringan dari reporter TV One dan satu orang anggota saya ditabrak dan pada saat dibawa ke RS dalam kondisi luka berat dan baru saja meninggal dunia," ungkapnya.

Sementara itu, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto menyampaikan hal serupa. Menurut dia, para pelaku yang berjumlah 4 orang menyerang polisi dengan pedang.

Baca selengkapnya: Kronologi Penyerangan Mapolda Riau, 4 Pelaku Turun dengan Pedang

Baca juga:

Terduga Teroris Riau Sempat Rencanakan Serangan ke Mako Brimob

Terduga Teroris Riau Kelompok NII, Berafiliasi ke ISIS

 

5. Admin Grup WhatsApp Dipersulit Masukkan Nomor yang Sudah Keluar

Prompt baru yang dimunculkan WhatsApp agar anggota yang sudah berkali-kali meninggalkan grup tak bisa langsung diundang masuk kembali.  KOMPAS.com/ OIK YUSUF Prompt baru yang dimunculkan WhatsApp agar anggota yang sudah berkali-kali meninggalkan grup tak bisa langsung diundang masuk kembali.
Sering tiba-tiba dimasukkan kembali ke dalam grup WhatsApp yang sudah ditinggalkan? Hal itu bisa menyebalkan, apalagi jika grup yang bersangkutan berfungsi sebagai wadah spam atau hal-hal lain yang tidak disukai.

Nah, untuk mencegah hal tersebut, WhatsApp pekan ini menambah fitur proteksi untuk mempersulit proses admin WhatsApp mengundang ulang anggota grup yang sudah keluar berkali-kali. 

Sebuah prompt baru kini muncul ketika admin WhatsApp berusaha mengundang (invite) member yang sudah lebih dari dua kali meninggalkan grup (left group). 

“Anda tak bisa menambahkan (nama orang yang diundang) karena dia belakangan sudah meninggalkan grup. Coba lagi di kemudian waktu,” bunyi pesan tersebut.

Tak dijelaskan berapa lama waktu yang diperlukan sebelum mantan anggota grup WhatsApp bisa diundang lagi.

Baca juga: Admin Grup WhatsApp Dipersulit Masukkan Nomor yang Sudah Keluar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Nasional
Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Nasional
Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

Nasional
Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Nasional
Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Nasional
Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Nasional
Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Nasional
Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Nasional
Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Nasional
Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Nasional
Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Nasional
KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Nasional
195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com