Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Dua Tantangan Ambang Batas Parlemen 4 Persen

Kompas.com - 12/05/2018, 15:53 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ambang batas parlemen (parliamentary threshold) pada pemilu 2019 ditetapkan sebesar 4 persen.

Direktur Eksekutif Perludem Titi Anggraini menyebut, ada dua tantangan terkait naiknya ambang batas tersebut.

"Pertama ada coattail effect (efek ekor jas)," kata Titi dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (12/5/2018).

Baca juga: Ambang Batas Parlemen 4 Persen, Caleg Jadi Penentu Kemenangan Parpol

 

Coattail effect adalah kondisi ketika preferensi pemilih dipengaruhi kandidat presiden.

Dengan kondisi tersebut, partai pendukung presiden terpilih juga merupakan mayoritas di parlemen.

Tantangan kedua, menurut Titi, ambang batas parlemen yang lebih tinggi memerlukan soliditas calon legislatif (caleg).

Titi menyebut, caleg-caleg yang diusung partai politik (parpol) harus bekerja dengan sungguh-sungguh dengan energi yang sama untuk memenangkan parpol.

Menurut dia, akan menjadi masalah apabila antara satu caleg dengan caleg yang lain tidak memiliki upaya yang sama untuk memenangkan parpol.

Baca juga: Perludem: Ambang Batas Parlemen 4 Persen, Persaingan Parpol Semakin Sengit

 

Ini akan membuat parpol kemungkinan sulit menembus ambang batas parlemen 4 persen.

"Kalau caleg tidak bekerja melakukan pemenangan, sulit untuk lolos, untuk memperoleh kursi (di parlemen)," sebut Titi.

Oleh karena itu, imbuh Titi, parpol dan calegnya harus solid. Sebab, yang harus dihadapi adalah ambang batas parlemen yang besar di tengah jumlah parpol peserta pemilu yang semakin banyak dibandingkan pemilu 2014.

Kompas TV Setiap parpol pasti menargetkan lolos ambang batas parlemen sebesar empat persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

Nasional
Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Nasional
Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Nasional
Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Nasional
Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Nasional
WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

Nasional
Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Nasional
Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Nasional
Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Nasional
KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

Nasional
Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Nasional
Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Nasional
DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com