Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPAI Ingin Isu Perlindungan Anak Jadi Materi Debat Pilkada dan Pilpres

Kompas.com - 06/04/2018, 13:11 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto mengatakan, isu-isu perlindungan anak diharapkan bisa menjadi salah satu materi acara debat pada Pilkada Serentak 2018 dan Pilpres 2019.

Susanto menilai, masyarakat perlu mendapatkan pemimpin-pemimpin yang memiliki kepedulian terhadap perlindungan anak.

"Ya kami ingin itu masuk ke dalam materi debat calon kepala daerah dan pilpres. Semakin kita punya pemimpin yang ramah anak, tentu akan semakin baik," ujar Susanto di kantor KPAI, Jakarta, Jumat (6/4/2018).

Susanto juga menuturkan, publik akan bisa menilai siapa saja calon pemimpin yang punya komitmen besar bagi perlindungan anak. Sebab, semakin banyak calon pemimpin yang peduli pada perlindungan anak, maka akan menentukan kualitas dan nasib bangsa yang baik di masa depan.

(Baca juga: KPAI Minta Anak-anak Tak DIlibatkan dalam Kampanye)

Di sisi lain, Komisioner KPAI Bidang Hak Sipil dan Partisipasi Anak, Jasra Putra, berharap agar isu perlindungan anak tak hanya sekadar alat elektoral saja. Jasra ingin isu perlindungan anak bisa menjadi materi debat sekaligus tertuang dalam visi dan misi para calon.

"Sehingga tidak sekedar jargon saja. Bisa enggak mereka memikirkan kepentingan anak. Nah, ini harapan kita agar perlindungan anak bisa membuat kepemiluan kita jadi maju," kata Jasra.

Komisioner KPAI Bidang Hak Sipil Jasra Putra, Ketua Komisi II Zainuddin Amali, Ketua KPAI Susanto, MA dan Ketua Tepi Indonesia Jerry Sumampow di gedung KPAI, Jakarta, Jumat (6/4/2018).  DYLAN APRIALDO RACHMAN/KOMPAS.com Komisioner KPAI Bidang Hak Sipil Jasra Putra, Ketua Komisi II Zainuddin Amali, Ketua KPAI Susanto, MA dan Ketua Tepi Indonesia Jerry Sumampow di gedung KPAI, Jakarta, Jumat (6/4/2018).
Sementara itu, Komisioner KPAI Bidang Kesehatan Siti Hikmawati mengungkapkan, selama ini acara debat dan visi-misi yang dilontarkan oleh para calon cenderung berkutat pada isu-isu populis.

Ia menganggap bahwa usulan ini bisa mendorong para calon untuk mulai memikirkan program-program yang jelas terkait perlindungan anak.

"Jadi wajib kita paksakan, setidaknya orang harus peduli, perlindungan anak harus dibahas, jangan sampai tidak diketahui calon," kata dia.

(Baca juga: Marak Kekerasan Anak, KPAI Minta Sekolah Buka Posko Pengaduan)

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Komisi II DPR Zainuddin Amali.

Menurut Amali, usulan KPAI bisa dikoordinasikan lebih lanjut dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Sebab, KPU merupakan pihak yang berwenang menentukan materi-materi untuk acara debat pilkada dan pilpres.

"Sehingga bisa kita lihat dalam debat ada segmen-segmen yang dipandu oleh moderator. Saya setuju, kita bisa usulkan KPU memasukkan materi tentang perlindungan anak di dalam segmen perdebatan," ujar Amali.

Dengan demikian, kata dia, calon pemimpin yang ikut debat harus menghadirkan berbagai visi, misi, maupun program kerja dalam hal perlindungan anak.

"Ini menjadi upaya kita kepada semua masyarakat agar bisa sadar dan peduli tentang perlindungan anak," ujar dia.

Kompas TV Komisi Perlindungan Anak Indonesia beserta Bawaslu mengingatkan kepada peserta pemilu untuk tidak manfaatkan anak untuk kepentingan politik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

Nasional
DKPP Terima 233 Pengaduan Pemilu dalam 4 Bulan Terakhir

DKPP Terima 233 Pengaduan Pemilu dalam 4 Bulan Terakhir

Nasional
Prabowo: Beri Kami Waktu 4 Tahun untuk Buktikan ke Rakyat yang Tak Pilih Kita

Prabowo: Beri Kami Waktu 4 Tahun untuk Buktikan ke Rakyat yang Tak Pilih Kita

Nasional
Yusril: Penambahan Kementerian Prabowo Bukan Bagi-bagi Kekuasaan, Tak Perlu Disebut Pemborosan

Yusril: Penambahan Kementerian Prabowo Bukan Bagi-bagi Kekuasaan, Tak Perlu Disebut Pemborosan

Nasional
BPK di Pusara Sejumlah Kasus Korupsi...

BPK di Pusara Sejumlah Kasus Korupsi...

Nasional
Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Diisi Orang Politik

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Diisi Orang Politik

Nasional
Pilkada 2024, Belum Ada Calon Perseorangan Serahkan KTP Dukungan ke KPU

Pilkada 2024, Belum Ada Calon Perseorangan Serahkan KTP Dukungan ke KPU

Nasional
Ada Jalur Independen, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Gubernur Nonpartai?

Ada Jalur Independen, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Gubernur Nonpartai?

Nasional
PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

Nasional
Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

Nasional
Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Nasional
 Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Nasional
PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

Nasional
Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Nasional
Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com