Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPP, Tetap Bertahan di Tengah Terpaan Konflik

Kompas.com - 22/02/2018, 08:53 WIB
Kristian Erdianto,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Perolehan suara

PPP tercatat sudah mengikuti sebanyak enam kali pemilu sejak tahun 1977 hingga pemilu dipercepat tahun 1999 dengan hasil yang fluktuatif.

Pada Pemilu 1999, PPP meraih 11.329.905 suara atau 10,71 persen. Dari sisi perolehan kursi, PPP meraih 58 kursi atau 12,55 persen dari 462 kursi yang diperebutkan.

Jumlah perolehan suara PPP menurun pada Pemilu 2004 dengan 9.248.764 atau 8,14 persen dan 58 kursi atau 10,54 persen dari 550 kursi di DPR.

Baca juga: PPP: Penambahan Pimpinan Parlemen Terkesan Bagi-bagi Kekuasaan

Kondisi PPP tak membaik saat Pemilu 2009, dengan perolehan 5,5 juta suara, dengan 38 kursi di DPR.

Pada Pemilu Legislatif 2014, perolehan suara PPP meningkat setelah meraih 8.157.488 suara dan mendapat 39 kursi di DPR.

Saat ini, PPP bergabung dengan koalisi partai pendukung pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla bersama PDI-P, PKB, Golkar, Nasdem, Hanura, dan PAN.

Pada Pemilu 2019 mendatang, PPP telah mendaklarasikan dukungan terhadap Joko Widodo sebagai calon presiden.

Deklarasi tersebut disampaikan langsung Ketua Umum PPP Muhammad Romahurmuziy dalam pidato politiknya di Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PPP di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, Jumat (21/7/2017).

Persoalan hukum dan konflik internal

Sebagai partai politik, PPP juga tak lepas dari persoalan internal. Mantan Ketua Umum DPP PPP, Suryadharma Ali divonis 6 tahun penjara oleh Pengadilan Tindak Pidana Korupsi karena dianggap terbukti terlibat tindak pidana korupsi.

Dalam proses banding, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta menambah hukuman bagi Suryadharma Ali menjadi 10 tahun penjara dan memperberat hukuman dengan mencabut haknya untuk dipilih dalam jabatan publik selama 5 tahun setelah menjalani pidana penjara.

Majelis Hakim Tindak Pidana Korupsi menyatakan, Suryadharma terbukti menyalahgunakan jabatannya selaku menteri dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun 2010-2013 dan dalam penggunaan dana operasional menteri.

Setelah Suryadharma Ali, kursi pimpinan partai diisi oleh Romahurmuziy.

Melalui Muktamar VIII PPP 2016 Romahurmuziy terpilih sebagai ketua umum periode 2016-2021.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com