Pemilu 2014
Strategi kampanye dengan menggunakan jaringan media milik Surya Paloh membuahkan hasil maksimal.
Pada debut pertamanya di pemilu, Nasdem meraih 3.922.870 suara (6,72 persen) dan menempati peringkat kesembilan di Pemilu 2014. Peringkat ini lebih tinggi dari tiga parpol yang lebih dulu berkiprah, yakni Hanura, PBB, dan PKPI.
Pada kontestasi politik 2014 pula Nasdem memutuskan ikut mengusung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam pemilihan presiden.
Nasdem berkoalisi dengan PDI-P, PKB, Hanura, dan PKPI.
Hasilnya, pasangan Jokowi-JK keluar sebagai pemenang. Pasangan ini unggul tipis dari pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Baca juga: Nasdem Walk Out dari Rapat Paripurna Pengesahan Revisi UU MD3
Dari parlemen, dengan modal 36 kursi, Nasdem terus menunjukkan dukungan penuh terhadap berbagai program pemerintahan Jokowi-JK.
Kader Nasdem juga dipercaya oleh Presiden Jokowi untuk masuk ke lingkar kekuasaan dan membantu kinerja pemerintahan dari dalam.
Ada Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, hingga Jaksa Agung M Prasetyo.
Sebelumnya, ada juga Ferry Mursidan Baldan sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang dan Tedjo Edhy Purdijatno sebagai Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan. Namun, keduanya sudah dicopot Jokowi.
Jumlah kursi Nasdem di kabinet ini hanya kalah dari PDI-P dan PKB.
Menjelang 2019, Nasdem masih tetap setia mendukung Jokowi untuk periode kedua. Dukungan untuk Jokowi sudah dideklarasikan secara resmi dalam rapat kerja nasional pada November 2017 lalu.
"Tidak ada satu pun kata, sesenti pun yang berubah dari prinsip bahwa Jokowi adalah kita, dan kita adalah Jokowi, kita adalah Jokowi," kata Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh saat deklarasi.
Nasdem juga mematok target suara lebih besar dalam Pemilu Legislatif 2019 agar masuk tiga besar.
"Harus tiga besar, kalau memang tidak bisa, kapten kesebelasannya barangkali sudah harus diganti," kata Paloh.
Namun, jika melihat hasil survei sejumlah lembaga, Nasdem masih harus bekerja keras untuk mencapai target tersebut. Sebab, elektabilitas Nasdem masih jauh dari target yang ditetapkan.
Survei terakhir Poltracking pada 27 Januari-3 Februari 2018, misalnya, Nasdem masih menduduki peringkat ke delapan dan hanya dipilih oleh 3,3 persen responden.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.