Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Solar Palsu dari Oli Bekas

Kompas.com - 15/02/2018, 21:18 WIB
Yoga Sukmana,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi Anda pengguna bahan bakar minyak (BBM) jenis solar, terutama solar industri, berhati-hatilah.

Baru-baru ini, Bareskrim Polri membongkar adanya peredaran solar industri palsu.

Polri juga sudah menetapkan Direktur Utama PT Tialit Anugerah Energi, Suheri, sebagai tersangka, serta mengamankan 10 orang yang merupakan pekerja di perusahaan tersebut.

"Kami masih melakukan pendalaman," ujar Wakil Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Tipideksus) Baresksim Polri,  Kombes Daniel Tahi Monang Silitonga Di Jakarta, Kamis (15/2/2018).

PT Tialit Anugerah Energi sudah beroperasi sejak awal 2017 lalu di Rangkas Bitung, Serang, Banten.

Sejak beroperasi, perusahaan tersebut sudah menyalurkan solar industri palsu ke Jawa Barat, Jakarta, Banten, hingga Lampung.

Baca juga: Polisi Bongkar Dalang Peredaran Solar Palsu

Menurut Daniel, PT Tialit Anugerah Energi menjual solar produksinya kepada industri dan para nelayan.

Dengan harga miring dari solar industri yang jual Pertamina, perusahaan tersebut bisa meraup omzet hingga Rp 2,4 miliar dalam sebulan.

Meski ada kata "energi" dari nama perusahaan ini, PT Tialit Anugerah Energi tidak memiliki izin sebagai perusahaan yang bergerak di bidang tersebut.

Dari pemeriksaan polisi, ternyata perusahaan tersebut izinnya merupakan perusahaan transportasi ekspedisi.

Oli bekas

Setelah beberapa waktu memakai solar buatan PT Tialit Anugerah Energi, sejumlah perusahaan mulai mengeluh solar yang dipakai tak sesuai dengan harapan.

Daniel mengatakan, penggunaan solar palsu ini akan berdampak kepada kinerja mesin. Sebab, berdasarkan hasil penelitian laboratorium, tak ditemukan unsur solar di dalam produk buatan PT Tialit Anugerah Energi.

Setelah diselidiki, ternyata solar palsu itu dibuat dari oli bekas yang didapatkan dari berbagai daerah terutama dari Lampung.

Setelah itu, oli bekas tersebut dicampur dengan bahan kimia blacing aktif merek Tianyu asal China.

Lalu, diendapkan beberapa jam, campuran kedua bahan tersebut disedot dengan mesin pompa dan di masukan ke bak penampungan sebelum dipasarkan.

Dengan berbagai alat yang ada di pabrik PT Tialit Anugerah Energi. perusahaan itu mampu memproduksi 100.000 liter solar dalam seminggu, atau 400.000 liter dalam sebulan.

Cara Membedakan 

Daniel mengakui, masyarakat akan kesulitan membedakan solar murni dengan yang palsu karena tak ada perbedaan berarti jika dilihat secara kasat mata.

Namun, ia mengatakan, perbedaan bisa dirasakan jika solar itu dipegang. Solar asli akan terasa halus, sementara solar palsu akan terasa ada sisa-sisa bahan lain yang membuatnya terasa tidak halus.

Sementara itu, hasil laboratorium menunjukkan bahwa sesungguhnya keduanya memiliki perbedaan yang sangat jauh. Perbedaan itu mulai dari kandungan bahan hingga kejernihannya.

Masyarakat perlu waspada dengan aksi tipu-tipu ini. Jangan mudah percaya dengan bahan bakar dengan harga miring, tetapi tak jelas sumbernya.

Kompas TV Reserse dan Kriminal Polres Kupang, Nusa Tenggara Timur, menyita 1.500 liter bahan bakar minyak jenis solar yang diduga merupakan hasil penimbunan.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pimpinan MPR Minta Pemerintah Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pimpinan MPR Minta Pemerintah Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Penyidik KPK Bawa 3 Koper dan 1 Ransel Usai Geledah Ruangan Kesetjenan DPR

Penyidik KPK Bawa 3 Koper dan 1 Ransel Usai Geledah Ruangan Kesetjenan DPR

Nasional
Hakim MK Ceramahi Kuasa Hukum Partai Aceh karena Telat Revisi Permohonan

Hakim MK Ceramahi Kuasa Hukum Partai Aceh karena Telat Revisi Permohonan

Nasional
Beri Pesan ke Timnas U-23, Wapres: Lupakan Kekalahan dari Uzbekistan, Kembali Semangat Melawan Irak

Beri Pesan ke Timnas U-23, Wapres: Lupakan Kekalahan dari Uzbekistan, Kembali Semangat Melawan Irak

Nasional
KPK Sebut Bupati Mimika Akan Datang Menyerahkan Diri jika Punya Iktikad Baik

KPK Sebut Bupati Mimika Akan Datang Menyerahkan Diri jika Punya Iktikad Baik

Nasional
Jokowi: 'Feeling' Saya Timnas U-23 Bisa Masuk Olimpiade

Jokowi: "Feeling" Saya Timnas U-23 Bisa Masuk Olimpiade

Nasional
Tolak PKS Merapat ke Prabowo, Gelora Diduga Khawatir soal Jatah Kabinet

Tolak PKS Merapat ke Prabowo, Gelora Diduga Khawatir soal Jatah Kabinet

Nasional
PKS Pertimbangkan Wali Kota Depok Maju Pilkada Jabar

PKS Pertimbangkan Wali Kota Depok Maju Pilkada Jabar

Nasional
Jemaah Umrah Indonesia Diizinkan Masuk Arab Saudi Lebih Cepat

Jemaah Umrah Indonesia Diizinkan Masuk Arab Saudi Lebih Cepat

Nasional
Pemerintahan Prabowo-Gibran Diprediksi Mirip Periode Kedua Jokowi

Pemerintahan Prabowo-Gibran Diprediksi Mirip Periode Kedua Jokowi

Nasional
Kasus Eddy Hiariej Mandek, Wakil Ketua KPK Klaim Tak Ada Intervensi

Kasus Eddy Hiariej Mandek, Wakil Ketua KPK Klaim Tak Ada Intervensi

Nasional
Nasdem Klaim Ratusan Suara Pindah ke Partai Golkar di Dapil Jabar I

Nasdem Klaim Ratusan Suara Pindah ke Partai Golkar di Dapil Jabar I

Nasional
PKB Masih Buka Pintu Usung Khofifah, tetapi Harus Ikut Penjaringan

PKB Masih Buka Pintu Usung Khofifah, tetapi Harus Ikut Penjaringan

Nasional
Temui Wapres Ma'ruf, Menteri Haji Arab Saudi Janji Segera Tuntaskan Visa Jemaah Haji Indonesia

Temui Wapres Ma'ruf, Menteri Haji Arab Saudi Janji Segera Tuntaskan Visa Jemaah Haji Indonesia

Nasional
Sinyal PKS Merapat ke Prabowo, Fahri Hamzah: Ketiadaan Pikiran dan Gagasan

Sinyal PKS Merapat ke Prabowo, Fahri Hamzah: Ketiadaan Pikiran dan Gagasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com