JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Presiden Jusuf Kalla menanggapi kabar Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah yang mendapatkan tawaran untuk berlabuh ke Partai Golkar.
Menurut Kalla, ajakan untuk bergabung menjadi kader partai tertentu adalah hal yang biasa bagi seorang politisi.
"Memang, politisi sekarang banyak pindah-pindah. Golkar pindah ke Nasdem, Hanura, PDI-P. Ada Demokrat pindah ke sana itu biasa saja," kata Kalla di kantor Wakil Presiden RI, Jakarta, Selasa (6/2/2018).
Kalla tak mengetahui apakah dengan bergabungnya Fahri ke Partai Golkar akan membawa manfaat atau justru sebaliknya, berdampak negatif.
"Saya belum tahu. Tapi yang pasti ada manfaatnya, tentu ada juga yang negatifnya," kata mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar periode 2004-2009 tersebut.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyebutkan, ajakan untuk bergabung ke Partai Golkar merupakan permintaan dari Presiden Joko Widodo.
Permintaan tersebut kemudian disampaikan kepada mantan Ketua DPR Setya Novanto dan Ketua Partai Golkar Airlangga Hartanto.
(Baca juga: Pengurus Golkar: Fahri Hamzah Tidak Cocok dengan Budaya Golkar)
Meski demikian, Fahri belum memutuskan apakah akan bergabung ke Partai Golkar setelah dipecat dari keanggotaan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Menurut Fahri, ia masih setia pada partai yang ia dirikan itu. Sebagai pendiri partai, ia harus setia pada cita-cita awal mendirikan PKS.
Golkar terbuka
Sementara itu, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan, partainya terbuka menerima Fahri Hamzah sebagai kader.
Jika memang Wakil Ketua DPR itu mau bergabung, Golkar akan terbuka menerima.
Hal ini disampaikan Airlangga menanggapi pernyataan mantan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto.
Terdakwa kasus e-KTP itu mendukung Fahri yang sudah dipecat dari Partai Keadilan Sejahtera untuk bergabung dengan Golkar.
Menurut dia, rugi jika Golkar tidak memiliki kader sekelas Fahri Hamzah. Airlangga pun menyambut baik dukungan Novanto itu.
(Baca juga: Fahri Hamzah Diajak Gabung Golkar, Apa Tanggapan PKS?)