JAKARTA, KOMPAS.com - Bak petir di siang bolong, kondisi internal Partai Hanura tiba-tiba memanas. Ada 27 DPD dan lebih dari 400 DPC yang dikabarkan tak lagi percaya kepada Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO).
Meski kondisi memanas, Wakil Ketua Umum Partai Hanura l Gede Pasek Suardika ingin agar kondisi internal partainya kembali kondusif.
"Kami tetap berharap mungkin teman-teman sedang kumpul-kumpul, tapi kami harapkan segera konsolidasi," ujarnya di Jakarta, Senin (15/1/2018).
Menurut Pasek, konsolidasi internal perlu segera dilakukan pasca-keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) belum lama ini. Pekan lalu, MK memutuskan bahwa partai politik Pemilu 2014 tetap harus menjalani verifikasi faktual untuk lolos sebagai peserta Pemilu 2019.
(Baca juga: Hanura Khawatir Konflik Internal Ganggu Kesiapan Hadapi Tahun Politik)
Kondisi internal yang tidak kondusif dikhawatirkan akan mengganggu persiapan Partai Hanura untuk dalam verifikasi faktual oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Kalau memang ingin menyelamatkan kapal yang sedang berlayar ini," kata Pasek.
Sementara itu OSO menunjukan sikap yang juga keras. Ia mengatakan akan melawan segala bentuk upaya pelemahan Hanura yang dilakukan oleh sejumlah kader.
Meski begitu, ia juga tetap membuka pintu untuk tetap merangkul kader yang punya kontribusi positif kepada Hanura.
Sebelumnya, sejumlah pengurus Partai Hanura memutuskan untuk memberhentian OSO dari jabatannya atas dasar permintaan dari 27 DPD dan lebih dari 400 DPC yang menyampaikan mosi tidak percaya.
(Baca juga: Drama Hanura: Sekjen Pecat Ketum, Ketum Pecat Sekjen)
Wakil Ketua Umum Partai Hanura Marsekal Madya (Purn) Daryatmo ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum.
Namun, keputusan itu ditentang oleh kubu OSO. Pemberhentian OSO dinilai tak sesuai skema yang diatur oleh AD/ART partai, yaitu dengan Munas atau Munaslub.
Oleh karena itu, sebagian anggota tetap mengakui OSO sebagai Ketua Umum Partai Hanura berdasarkan amanat munaslub pada akhir 2016 silam.