Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kode Jokowi buat Golkar

Kompas.com - 19/12/2017, 08:16 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tak henti-hentinya kader Golkar dibuat terpingkal oleh pidato Presiden Joko Widodo dalam pembukaan Musyawarah Nasional Luar Biasa di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Senin (18/12/2017).

Namun, dalam pidato yang banyak diselingi tawa itu, sejatinya ada banyak kode yang disampaikan Jokowi kepada partai berlambang beringin tersebut.

Kode tersebut menyiratkan betapa pentingnya Golkar bagi Jokowi dalam memuluskan jalannya pemerintahan yang dinakhodai Jokowi, juga bagi mulusnya mantan Wali Kota Solo itu kembali melenggang lolos hingga ke periode kedua.

Pesan politik pertama terlihat saat sang Presiden, yang adalah kader PDI-P, tetap berdiri kala kader Golkar menyanyikan himne dan pembacaan ikrar.

Padahal, ia duduk dekat presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri, yang juga Ketua Umum PDI-P. Megawati memilih duduk.

Baca juga: Saat Ribuan Kader Golkar Dibuat "Ngakak" Jokowi Berkali-kali

Saat itu secara tak langsung seolah Jokowi hendak menunjukkan kepada semua kader Golkar sekaligus kepada Megawati bahwa Golkar amat penting baginya, bahwa ia menaungi dan mengakomodasi dua partai besar tersebut.

Aksi Jokowi yang tetap berdiri itu diapresiasi langsung oleh Ketua Harian Partai Golkar Nurdin Halid saat laporan penyelenggaraan Munaslub.

"Ketika himne dan ikrar, beliau tidak duduk, itu namanya toleransi," ujar Nurdin yang lantas disambut tepuk tangan semua kader Golkar yang hadir di sana.

Politik Nasional

Kode Jokowi buat Golkar tidak hanya berhenti di situ. Dalam pidato sambutannya, Jokowi kembali menyiratkan sejumlah kode.

Di hadapan Megawati, tanpa canggung, Jokowi memuji Golkar setinggi langit sebagai partai yang kekuatan kadernya paling merata di seluruh Indonesia.

Bahkan, ia mengaku konflik di internal Golkar punya pengaruh bagi politik nasional.

"Jika internal Golkar ramai, tidak bagus untuk Golkar dan untuk politik nasional," ucap Jokowi.

(Baca juga: Jokowi Putuskan Nasib Airlangga di Kabinet Setelah Munaslub Golkar)

Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto memukul gong saat pembuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar di JCC, Senayan, Jakarta, Senin (18/12/2017). Rapimnas tersebut merupakan kelanjutan dari rapat pleno pada Rabu (13/12/2017) yang telah memilih Airlangga Hartarto selaku Ketua Umum Golkar menggantikan Setya Novanto sebagai pengisi jabatan lowong.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto memukul gong saat pembuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar di JCC, Senayan, Jakarta, Senin (18/12/2017). Rapimnas tersebut merupakan kelanjutan dari rapat pleno pada Rabu (13/12/2017) yang telah memilih Airlangga Hartarto selaku Ketua Umum Golkar menggantikan Setya Novanto sebagai pengisi jabatan lowong.

Namun, seolah seperti tak hendak melupakan partainya, Jokowi mencoba mengangkat PDI-P.

Hal itu disampaikan Jokowi terkait kekhawatiran Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto atas hasil survei dengan Golkar berada di posisi ketiga di bawah PDI-P dan Gerindra.

"Saingan berat Golkar hanya dengan PDI-P. Jadi, kalau tadi Pak Airlangga menyampaikan kekhawatiran di nomor tiga, saya kira enggak. Tetapi, saya enggak tahu kalau saingan sama PDI-P. Saya enggak bisa jawab karena juga Ketua Umum PDI-P ada di sini," seloroh Jokowi.

Ia juga memberi sinyal kepada kepemimpinan Airlangga di Golkar. Hal itu disampaikan saat ia menceritakan kunjungan para pimpinan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar tingkat provinsi ke Istana Bogor.

Jokowi mengaku para pimpinan DPD Golkar tersebut mengingkan Airlangga menjadi Ketua Umum Golkar.

"Saya iseng tanya. Apa ada apsirasi lain? Saya tunggu, saya tengok kanan dan kiri enggak ada (yang bicara). Ya, artinya sudah bulat. Saya enggak memengaruhi ini, saya hanya menceritakan pertemuan saya itu," lanjut Jokowi yang disambut tawa kader Golkar.

Kubu-kubu

Bahkan, Jokowi tak sungkan mengungkap kubu-kubu yang selama ini ada di Golkar. Hal yang menjadi rahasia umum di Golkar itu blak-blakan disampaikan Jokowi.

"Yang saya tahu, ada grup-grup besar di Golkar. Ada grupnya Pak JK (Jusuf Kalla) ada. Ada grup besar dari Pak ARB (Aburizal Bakrie) ada. Ada juga grup Pak Luhut (Binsar Pandjaitan). Diam-diam, tetapi ada," kata Jokowi disambut tawa semua yang hadir di sana.

(Baca juga: Cerita Jokowi Didatangi DPD Golkar Minta Restu untuk Airlangga Hartarto)

Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto berbincang bersama Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie saat pembuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar di JCC, Senayan, Jakarta, Senin (18/12/2017). Rapimnas tersebut merupakan kelanjutan dari rapat pleno pada Rabu (13/12/2017) yang telah memilih Airlangga Hartarto selaku Ketua Umum Golkar menggantikan Setya Novanto sebagai pengisi jabatan lowong.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto berbincang bersama Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie saat pembuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar di JCC, Senayan, Jakarta, Senin (18/12/2017). Rapimnas tersebut merupakan kelanjutan dari rapat pleno pada Rabu (13/12/2017) yang telah memilih Airlangga Hartarto selaku Ketua Umum Golkar menggantikan Setya Novanto sebagai pengisi jabatan lowong.

Jokowi pun kembali membuka grup lainnya yang kerap memegaruhi keputusan politik di Golkar. Mereka yang nama-namanya disebut Jokowi terlihat tertawa.

"Ada juga grup besar Pak Akbar Tandjung, ada, semua tahu. Ada juga grup besar Pak Agung Laksono dan grup besar lain," lanjut Jokowi.

Namun, semua itu ditutup dengan pesan Jokowi dalam bingkai soliditas Golkar yang akan berpengaruh pada keharmonisan politik nasional.

Menanggapi fenomena tersebut, Direktur Program Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Sirojudin Abbas menyatakan hal itu wajar dilakukan Jokowi lantaran Golkar amat penting bagi sang Presiden.

Ia menyatakan, sebagai seorang Presiden yang tak memimpin partai, Jokowi tentu tak bisa hanya bergantung pada satu partai karena akan tersandera.

(Baca juga: Alasan Jokowi Blak-blakan soal Kubu-kubu di Golkar)

Para pimpinan partai Golkar hadir saat pembuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar di JCC, Senayan, Jakarta, Senin (18/12/2017). Rapimnas tersebut merupakan kelanjutan dari rapat pleno pada Rabu (13/12/2017) yang telah memilih Airlangga Hartarto selaku Ketua Umum Golkar menggantikan Setya Novanto sebagai pengisi jabatan lowong.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Para pimpinan partai Golkar hadir saat pembuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar di JCC, Senayan, Jakarta, Senin (18/12/2017). Rapimnas tersebut merupakan kelanjutan dari rapat pleno pada Rabu (13/12/2017) yang telah memilih Airlangga Hartarto selaku Ketua Umum Golkar menggantikan Setya Novanto sebagai pengisi jabatan lowong.

Karena itu, Jokowi akan mengumpulkan dan mengakomodasi kekuatan dari partai lain untuk menyeimbangkan kekuatan agar dirinya tak tersandera dan bisa lebih bebas dalam menghasilkan keputusan politik.

Bahkan, kata dia, kekuatan Golkar bisa menjadi penyeimbang atas PDI-P dalam koalisi yang dibangun Jokowi.

"Kalau Nasdem terlalu kecil. Kalau PPP dan PKB masih ada kepentingan terkait cawapres. Maka, Golkar menjadi pilihan tepat dengan kekuatan politik yang besar, terutama di era Setya Novanto, Golkar cenderung mengikuti Jokowi," ujar Sirojudin saat dihubungi, Senin (18/12/2017).

Sementara itu, di kepemimpinan Airlangga, ia menilai juga akan ada dukungan politik yang diberikan Golkar.

Hanya, ia memprediksi relasi antara Jokowi dan Golkar di era kepemimpinan Airlangga akan berbeda kala Golkar dipimpin Novanto. Ia menilai, sebagai orang yang relatif bebas dari kasus hukum, Airlangga bisa lebih otonom dalam melakukan manuver politik.

"Beda dengan Novanto yang datang dengan sejumlah catatan saat memimpin Golkar," ucap Sirojudin.

Kompas TV Presiden Joko Widodo membuka Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Anies ke Warga Jakarta: Rindu Saya Enggak? Saya Juga Kangen, Pengen Balik ke Sini...

Anies ke Warga Jakarta: Rindu Saya Enggak? Saya Juga Kangen, Pengen Balik ke Sini...

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Titip 4 Nama ke Kabinet Prabowo | Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

[POPULER NASIONAL] Jokowi Titip 4 Nama ke Kabinet Prabowo | Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

Nasional
Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Nasional
ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

Nasional
Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Nasional
Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Nasional
Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

Nasional
ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com