Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Para Kader Golkar Tolak "Titah" Setya Novanto...

Kompas.com - 11/12/2017, 17:17 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -  Sebanyak 50 orang anggota Fraksi Partai Golkar menolak penunjukan Aziz Syamsuddin sebagai calon Ketua DPR.

Aziz diusulkan oleh Ketua Umum Partai Golkar yang juga Ketua DPR Setya Novanto. Usulan ini disampaikan Novanto bersamaan dengan surat pengunduran diri yang dilayangkannya kepada DPR. 

Akan tetapi, "titah" Novanto itu tak langsung disambut oleh para kader partainya. 

Baca: Bermodalkan Surat, Aziz Syamsuddin Dipersepsikan "Boneka" Setnov

Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily mengatakan, penolakan bukan karena mereka tak lagi mengikuti perintah Novanto yang kini mendekam di Rumah Tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas dugaan korupsi proyek e-KTP.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Ace Hasan Syadzily di Gedung DPR, Jakarta, Senin (11/12/2017).Kompas.com/YOGA SUKMANA Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Ace Hasan Syadzily di Gedung DPR, Jakarta, Senin (11/12/2017).
"Ini bukan soal Pak Novanto di dalam tahanan," ujar Ace, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (11/12/2017).

Ia mengatakan, yang dipersoalkan adalah langkah Novanto yang dinilai tak taat prosedur karena menyalahi kesepakatan rapat pleno Golkar pada November 2017.

Rapat pleno memutuskan untuk menunggu putusan praperadilan Novanto sebelum menunjuk Ketua DPR untuk menggantikan Setya Novanto.

Baca juga: 50 Anggota Fraksi Golkar Tolak Aziz Syamsuddin Jadi Ketua DPR

Seharusnya, penentuan nama Ketua DPR pengganti Novanto dibahas dalam rapat pleno.

Rapat pleno merupakan forum untuk menentukan kebijakan stategis partai.

"Ini kan soal fatsun kami. Ini lebih kepada prosedur dalam menentukan kebijakan partai," kata Ace.

Sebelumnya, 31 Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar bulat mendukung penyelenggaraan musyawarah nasional luar biasa untuk memilih pengganti Novanto sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

Baca: Mengapa Aziz Syamsuddin Ditolak Kader Golkar Jadi Ketua DPR?

Hal itu dinilai penting agar ada pembaruan di puncak pimpinan. 

Perwakilan DPD I Golkar Ridwan Bae mengatakan, mereka sangat menghormati Novanto. Akan tetapi, para kader Golkar tak ingin eelektabilitas Golkar anjlok akibat efek kasus hukum yang menjerat ketua umumnya. 

"Partai Golkar tidak boleh dalam suasana yang selalu terbawa pada opini-opini yang bisa menggerus elektabilitas kami," kata Ridwan Bae di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Jumat (8/12/2017).

Kompas TV Dan Senin (11/12) siang, bila tak ada yang menghalangi, Aziz akan memimpin sidang paripurna penutup masa sidang tahun 2017.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com