Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Hubungan Golkar dan Istana...

Kompas.com - 04/12/2017, 13:00 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komunikasi antara sejumlah elite Partai Golkar dan Istana semakin intens menyusul menguatnya wacana pelaksanaan musyawarah nasional luar biasa  dengan agenda pemilihan ketua umum pengganti Setya Novanto.

Novanto, yang berstatus tersangka kasus dugaan korupsi, kini mendekam di Rutan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 

Pekan lalu, kandidat kuat ketum Golkar, Airlangga Hartarto, bersama sejumlah pimpinan DPD Golkar menemui Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Pertemuan ini terkait pelaksanaan munaslub.

Pengamat politik Indo Barometer M Qodari dalam diskusi Polemik di Cikini, Jakarta, Sabtu (18/3/2017).KOMPAS.com/ABBA GABRILLIN Pengamat politik Indo Barometer M Qodari dalam diskusi Polemik di Cikini, Jakarta, Sabtu (18/3/2017).
Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari menilai, komunikasi Golkar dan Istana menunjukkan simbiosis mutualisme antara keduanya sejak dulu. 

Istana dan Golkar saling membutuhkan.

Baca: Soal Munaslub, Golkar Disarankan Jaga Jarak dengan Jokowi

Qodari mengatakan, Presiden membutuhkan Golkar untuk memuluskan sejumlah agenda di parlemen. Apalagi, kursi ketua DPR dipegang Golkar.

"Golkar itu manuver politiknya melebihi jumlah kursi yang dimiliki (di DPR) karena pengalaman politik mereka yang sudah matang," kata Qodari di Jakarta, Minggu (4/12/2017).

Oleh karena itu, menurut Qodari, wajar jika pihak Istana, dalam hal ini Presiden dan Wakil Presiden, menginginkan ketua umum Golkar sehaluan dengan mereka.

Istana masih membutuhkan Golkar untuk agenda-agenda di parlemen dan kepentingan politik pada Pemilu 2019. 

Baca juga: Akom: Partai Golkar Sudah Lama Menderita

Sejak dulu, kata dia, Golkar tak pernah lepas dari kekuasaan dan selalu menjadi mitra koalisi Istana sebagai lambang kekuasaan.

"Jadi rasional saja jika Istana memilih ketua umum Golkar yang sehaluan," ujar Qodari. 

Restu Jokowi 

Sebelumnya, Airlangga Hartarto, yang kini menjabat Menteri Perindustrian, mengatakan mendapatkan restu Jokowi untuk maju sebagai kandidat ketua umum. 

Di Golkar, Airlangga juga menduduki posisi sebagai Koordinator Bidang Perekonomian Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar. 

Terkait restu Jokowi, Airlangga membantah bahwa restu itu merupakan intervensi Istana dalam pergantian ketua umum Golkar.

Kosgoro 1957 mendeklarasikan Airlangga Hartarto sebagai calon ketua umum Partai Golkar di kantor Kosgoro 1957, Jakarta, Sabtu (2/12/2017).KOMPAS.com/AMBARANIE NADIA Kosgoro 1957 mendeklarasikan Airlangga Hartarto sebagai calon ketua umum Partai Golkar di kantor Kosgoro 1957, Jakarta, Sabtu (2/12/2017).

Menurut Airlangga, restu Jokowi bukan berarti dukungan, tetapi sebatas hubungan seorang presiden dengan menterinya.

Sementara, Wakil Presiden Jusuf Kalla secara gamblang menunjukkan dukungan kepada Airlangga untuk menjadi ketua umum Golkar yang baru.

Menurut Kalla, Airlannga merupakan sosok yang tepat untuk memimpin Golkar. Hal itu terbukti dari rekam jejak Airlangga yang bersih karena tak pernah berurusan dengan persoalan hukum.

Baca: Idrus Marham Ungkap Keinginan Jokowi terhadap Golkar

Kalla selaku mantan Ketua Umum Golkar meyakini, dengan rekam jejak yang bersih, Airlangga bisa diterima semua kalangan di Golkar.

Kedekatan Airlangga dengan Istana semakin terlihat saat ia memboyong sejumlah Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar tingkat provinsi untuk bertemu Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (30/11/2017) pekan lalu.

Ketua DPD Golkar Sulawesi Tenggara Ridwan Bae mengatakan, pertemuan dengan Jokowi juga membahas Munaslub Golkar yang akan digelar sebelum pertengahan Desember.

Ridwan menilai wajar pertemuan antara DPD I Golkar dengan Jokowi membahas munaslub sebab dinamika di partainya berdampak pada stabilitas ekonomi dan politik nasional.

Presiden, kata Ridwan, berpesan agar tak terjadi kekisruhan di internal Golkar jika munaslub digelar.

Kompas TV Dedi Mulyadi mengingatkan kembali slogan Golkar, "Suara Golkar Suara Rakyat".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

PAN Resmi Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju Pilkada Sulteng

PAN Resmi Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Sesalkan Tak Ada Pihak Bertanggung Jawab Penuh atas Peretasan PDN, Anggota DPR: Ini Soal Mental Penjabat Kita...

Sesalkan Tak Ada Pihak Bertanggung Jawab Penuh atas Peretasan PDN, Anggota DPR: Ini Soal Mental Penjabat Kita...

Nasional
Data Kementerian Harus Masuk PDN tapi Tak Ada 'Back Up', Komisi I DPR: Konyol Luar Biasa

Data Kementerian Harus Masuk PDN tapi Tak Ada "Back Up", Komisi I DPR: Konyol Luar Biasa

Nasional
Sebut Buku Partai yang Disita KPK Berisi Arahan Megawati, Adian: Boleh Enggak Kita Waspada?

Sebut Buku Partai yang Disita KPK Berisi Arahan Megawati, Adian: Boleh Enggak Kita Waspada?

Nasional
“Saya kan Menteri...”

“Saya kan Menteri...”

Nasional
Zulhas Sempat Kecewa PAN Hanya Dapat 48 Kursi DPR RI pada Pemilu 2024

Zulhas Sempat Kecewa PAN Hanya Dapat 48 Kursi DPR RI pada Pemilu 2024

Nasional
Politikus PDI-P Ingatkan Pemerintah Hati-hati dalam Penegakan Hukum

Politikus PDI-P Ingatkan Pemerintah Hati-hati dalam Penegakan Hukum

Nasional
Zulhas Ngaku Sudah Serap Ilmu Jokowi, Targetkan PAN Minimal Posisi 4 di Pemilu 2029

Zulhas Ngaku Sudah Serap Ilmu Jokowi, Targetkan PAN Minimal Posisi 4 di Pemilu 2029

Nasional
Politikus PDI-P Nilai Pemeriksaan Hasto Erat dengan Politik Hukum, Anggap Kasus Harun Masiku Musiman

Politikus PDI-P Nilai Pemeriksaan Hasto Erat dengan Politik Hukum, Anggap Kasus Harun Masiku Musiman

Nasional
Soal Peluang Usung Anies pada Pilkada Jakarta, PDI-P dan PKB Masih Mengkaji

Soal Peluang Usung Anies pada Pilkada Jakarta, PDI-P dan PKB Masih Mengkaji

Nasional
Soal Pilkada Jakarta, PDI-P Sebut Tak Cuma Pertimbangkan Elektabilitas Calon

Soal Pilkada Jakarta, PDI-P Sebut Tak Cuma Pertimbangkan Elektabilitas Calon

Nasional
Ngabalin Bantah Isu Jokowi Sodorkan Nama Kaesang ke Parpol untuk Pilkada Jakarta

Ngabalin Bantah Isu Jokowi Sodorkan Nama Kaesang ke Parpol untuk Pilkada Jakarta

Nasional
Saat Jokowi Perintahkan PDN Diaudit Imbas Peretasan, tapi Projo Bela Menkominfo...

Saat Jokowi Perintahkan PDN Diaudit Imbas Peretasan, tapi Projo Bela Menkominfo...

Nasional
Gagasan Overseas Citizenship Indonesia: Visa Seumur Hidup bagi Diaspora

Gagasan Overseas Citizenship Indonesia: Visa Seumur Hidup bagi Diaspora

Nasional
Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian II-Habis)

Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian II-Habis)

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com