Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Munaslub, Golkar Disarankan Jaga Jarak dengan Jokowi

Kompas.com - 04/12/2017, 11:20 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik LIMA Ray Rangkuti mengingatkan agar Partai Golkar menjaga jarak dengan Presiden Joko Widodo. Hal ini terkait rencana digelarnya Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) untuk memilih ketua umum pengganti Setya Novanto.

Pekan lalu, salah satu calon kuat ketua umum, Airlangga Hartarto, dan sejumlah pimpinan DPD Golkar menemui Presiden Jokowi untuk menginformasikan perkembangan dinamika internal partai berlambang pohon beringin itu.

Ray mengatakan, jangan sampai muncul persepsi bahwa Presiden Jokowi mengendalikan kebijakan Golkar, khususnya soal pergantian ketua umum.

Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti saat ditemui kantor PARA Syndicate, Jakarta Selatan, Jumat (17/11/2017).KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti saat ditemui kantor PARA Syndicate, Jakarta Selatan, Jumat (17/11/2017).
"Kalau (kedekatan) terlalu over, seolah-olah semuanya tergantung Pak Jokowi. Itu menjadi bumerang. Karena itu harus diatur betul oleh Airlangga Hartarto. Jangan sampai kemudian pertemuan itu dianggap, oh minta restu atau yang lazim ada istilah, dia (Airlangga) kan ketua umumnya Pak Jokowi," ujar Ray kepada Kompas.com, Senin (4/12/2017).

Baca juga: Akom: Partai Golkar Sudah Lama Menderita

Isu semacam itu tidak hanya merugikan Presiden sebagai eksekutif, tetapi juga merugikan Airlangga sebagai kandidat ketua umum.

Apalagi, ada faksi-faksi di internal Partai Golkar yang kecewa terhadap Presiden Jokowi karena  dinilai tidak maksimal dalam melindungi Setya Novanto.

"Juga ada kelompok yang kecewa dengan Pak Jokowi karena menganggap tidak ada upaya maksimal dari Pak Jokowi untuk tetap melindungi ketum mereka Setya Novanto. Ada kelompok yang tidak terlalu happy dengan sikap Pak Jokowi yang kelihatan netral ini. Oleh sebab itu saya katakan, hati-hati, jangan over," lanjut Ray.

Baca: Idrus Marham Ungkap Keinginan Jokowi terhadap Golkar

Mengenai pertemuan pimpinan DPD tingkat I Golkar dengan Presiden, Ray berpendapat, tak bisa dianggap sebagai bentuk intervensi Presiden. Sebab, pertemuan tersebut merupakan inisiatif para kader Golkar, bukan Presiden Jokowi.

"Intervensi itu kalau Presiden yang datang. Lah ini mereka yang datang sendiri," kata Ray.

Para pimpinan DPD I Partai Golkar sebelumnya menemui Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Kamis (30/11/2017).

Dalam pertemuan tersebut, DPD I Golkar meminta izin Jokowi agar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto bisa mencalonkan diri sebagai ketua umum Golkar menggantikan Setya Novanto yang menjadi tersangka kasus korupsi proyek E-KTP.

Jokowi disebut telah memberikan restu kepada Airlangga. Usai bertemu Jokowi, para pimpinan DPD I dan Airlangga juga mengadakan pertemuan dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Kompas TV Sejumlah pengurus DPD 1 Partai Golkar mendesak diadakannya Munaslub.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com