Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Karim Raslan
Pengamat ASEAN

Karim Raslan adalah kolumnis dan pengamat ASEAN. Dia telah menulis berbagai topik sejak 20 tahun silam. Kolomnya  CERITALAH, sudah dibukukan dalam "Ceritalah Malaysia" dan "Ceritalah Indonesia". Kini, kolom barunya CERITALAH ASEAN, akan terbit di Kompas.com setiap Kamis. Sebuah seri perjalanannya di Asia Tenggara mengeksplorasi topik yang lebih dari tema politik, mulai film, hiburan, gayahidup melalui esai khas Ceritalah. Ikuti Twitter dan Instagramnya di @fromKMR

Pondok Pesantren Nurul Huda Banat, Mendidik Santri Peduli Sesama

Kompas.com - 15/11/2017, 15:35 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorLaksono Hari Wiwoho

Para santri di pondok pesantren Nurul Huda mengawali harinya dengan shalat subuh berjamaah dilanjutkan dengan mengaji hingga waktunya mereka berangkat ke sekolah umum, yang letaknya tak jauh dari pondok pesantren.

Mereka harus mengikuti pendidikan umum hingga pukul 3 sore. Sepulang dari sekolah umum, mereka melanjutkan lagi kegiatan di pesantren seperti mengaji Al Quran, membaca kitab kuning, shalat berjamaah, hingga pukul 9 malam. Setelah itu mereka punya waktu untuk mengerjakan tugas sekolah sebelum kemudian tidur pukul 10 malam.

Nurul Huda juga menerapkan jenjang pendidikan formal, mulai dari roudlotul athfal, madrasah ibtidaiah, madrasah tsanawiyah, dan madrasah aliyah.

Kurikulum yang dianutnya meliputi akidah, tauhid, tafsir, hadis, tasawuf, akhlak, fikih, ushul fikih dan ilmu nahwu sharaf untuk memahami Bahasa Arab.

Metode pembelajaran yang digunakan pondok pesantren ini adalah metode klasikal diniyah (metode sistem kelas seperti halnya sistem modern), sorogan (sistem belajar secara individu, satu santri berhadapan langsung dengan satu kiai), dan bandongan (santri mendengarkan dan menyimak bacaan kitab oleh kiai).

Kepadatan jadwal yang dimiliki para santri tidak mengurangi keceriaan di wajah mereka. Sebab, pondok pesantren pun paham, para santri juga perlu kegiatan lain di luar aktifitas belajar formal. Mereka bisa memilih kegiatan yang mereka suka, seperti seni tilawah, seni kaligrafi, bermain rebana, belajar khitobah, sampai belajar masak-memasak.

Tim Ceritalah ASEAN sempat melihat bagaimana sejumlah santri perempuan membuat kue kering kacang. Adonan kue dicetak berbentuk hati lalu diberi olesan kuning telur di atasnya agar menarik ketika kue matang. Mereka begitu telaten dan sabar mencetak kue satu demi satu hingga memenuhi satu loyang dan siap dipanggang dalam oven.

"Kami ingin anak-anak tidak hanya pandai dalam ilmu agama tapi punya kemampuan lebih," ujar Nyai Hamidah yang mengajarkan santri perempuan membuat kue kering. "Kalau mereka ulet dan sungguh-sungguh, membuat kue kering ini bisa menjadi bisnis dan membuka lapangan kerja yang baru."

Nurul Huda juga membangun kepedulian terhadap lingkungan pesantren dengan membuka Pos Kesehatan Pesantren setiap hari Jumat, empat kali dalam sebulan, bekerja sama dengan puskesmas setempat. Siapa saja warga yang datang berobat, tidak akan dikenakan biaya, termasuk obat-obatannya.

"Kami juga tidak membatasi warga yang mau berobat, termasuk yang bukan Muslim, silakan datang," kata Kiai Muslikh.

Ketika ditanyakan bagaimana Pos Kesehatan Pesantren ini bisa menerima warga non-Muslim, dia menjelaskan bahwa hal itu sesuai dengan konteks Islam sebagai agama rahmatin lil’al amin—agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumbuhan, dan jin, apalagi sesama manusia.

"Artinya, rahmat dan kasih sayang itu tidak hanya diberikan kepada umat yang seagama, tapi termasuk juga kepada mereka yang tidak seagama," ujar ayah empat anak berusia 52 tahun ini.

Begitulah sesungguhnya Islam mengajarkan umatnya menghadapi perbedaan yang ada di hadapannya. Sikap toleransi yang ditunjukkan Pondok Pesantren Nurul Huda itu juga mengandung pesan-pesan perdamaian. Dengan tidak membeda-bedakan latar belakang agama, membantu orang yang sedang berkesusahan adalah kewajiban setiap umat manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com