Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petisi "Save Kawah Ijen" Tuai Ribuan Tanda Tangan Warganet

Kompas.com - 06/11/2017, 11:11 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Beredarnya foto-foto keadaan jalur pendakian Gunung Ijen yang berlubang mendapatkan reaksi dari warganet. Mereka menandatangani petisi "Save Kawah Ijen, Stop Pembangunan di Puncak". Petisi yang digagas oleh Sea Soldier Banyuwangi ini telah ditandatangani sekitar 13.000 orang sejak dibuat pada Kamis (2/11/2017).

Dalam petisi tersebut dijelaskan bahwa Kawah Ijen adalah sebuah gunung berapi aktif yang berada di perbatasan Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi, Jawa Timur. Gunung yang terkenal dengan kawah hijau tosca dan blue fire (api biru) ini menjadi salah satu magnet wisata di Jawa Timur.

Kawasan Gunung Ijen adalah taman wisata alam yang berdampingan dengan cagar alam. Luas taman wisata alam di Kawah Ijen hanya sekitar 93 hektar, sedangkan sisanya merupakan cagar alam. Kawasan Gunung Ijen juga merupakan tempat berbagai biota yang dilindungi, seperti elang jawa dan beberapa tanaman langka.

"Karena berdampingan dengan cagar alam itulah, sangat tidak tepat jika Ijen dijadikan wisata massal (mass tourism), termasuk dengan masifnya pembangunan di sana, bahkan hingga puncak Gunung dekat dengan kawah," jelas Putri, dari Sea Soldier Banyuwangi, saat dihubungi Kompas.com, Senin (6/11/2017).

Baca juga: Bupati Banyuwangi Tak Setuju Bangunan yang Mengganggu di Puncak Ijen

Dalam petisi tersebut, menurut Putri, dijelaskan pula bahwa segala aktivitas pembangunan dan kegiatan manusia yang berlebihan di kawasan ini akan memengaruhi ekosistem dan konservasi alam.

Meski pembangunan diklaim dilakukan di kawasan blok publik, tetapi pembangunan ini secara jangka panjang akan memengaruhi ekosistem habitat biota di Kawasan Gunung Ijen. Apalagi bangunan yang dibuat di atas puncak merupakan bangunan permanen dengan beton, semen, dan galian fondasi di puncak gunung.

"Untuk itu, kami mengajak seluruh masyarakat yang peduli terhadap lingkungan untuk menandatangani petisi ini untuk menolak seluruh pembangunan yang dilakukan BKSDA di puncak Ijen. Bukan hanya merusak keindahan asli Gunung Ijen, tapi juga berpotensi membahayakan ekosistem dan konservasi di kawasan Gunung Ijen," jelas dia.

Petisi tersebut akan dikirimkan ke Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Kementerian Pariwisata, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur, serta Gubernur Jawa Timur.

Sementara itu, saat dihubungi Kompas.com melalui telepon, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Timur mengatakan bahwa pembangunan di kawasan puncak Ijen bukan tindakan yang tepat walaupun secara aturan diperbolehkan karena masuk kawasan wisata alam.

Namun, pembangunan itu harus tetap mempertimbangkan aspek keselamatan biota yang ada di wilayah tersebut karena berbatasan langsung dengan wilayah cagar alam.

"Perlu ada kajian secara mendalam terkait ini dan kami secara tegas menolak segala pembangunan di kawasan yang berdampingan dengan cagar alam," tegas Ketua Walhi Jatim Rere Christanto.

Sebelumnya diberitakan bahwa Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur akan membangun sarana dan prasarana di kawasan Gunung Ijen dengan total anggaran mencapai Rp 13 miliar, termasuk pendopo dan toilet di kawasan puncak Gunung Ijen.

Saat ini pembangunan tersebut sedang berjalan dan ditargetkan selesai pada Desember 2017 untuk tahap pertama.

Kompas TV Selain itu, pedestrian ini juga dilengkapi dengan kran air siap minum yang tersedia di empat titik.  
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Diisi Orang Politik

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Diisi Orang Politik

Nasional
Pilkada 2024, Belum Ada Calon Perseorangan Serahkan KTP Dukungan ke KPU

Pilkada 2024, Belum Ada Calon Perseorangan Serahkan KTP Dukungan ke KPU

Nasional
Ada Jalur Independen, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Gubernur Nonpartai?

Ada Jalur Independen, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Gubernur Nonpartai?

Nasional
PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

Nasional
Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

Nasional
Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Nasional
 Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Nasional
PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

Nasional
Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Nasional
Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Nasional
Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Nasional
 Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Nasional
PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

Nasional
PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

Nasional
Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com