Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei SMRC: Di Jabar, Elektabilitas Jokowi Kini Lebih Tinggi Dibanding Prabowo

Kompas.com - 02/11/2017, 19:57 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tingkat dukungan publik terhadap Presiden Joko Widodo di wilayah Jawa Barat meningkat. Di Jabar, elektabilitas Jokowi lebih tinggi dibanding Prabowo Subianto.

Hal itu diketahui berdasarkan hasil survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC).

"Pasca-Pemilihan Presiden 2014, kecenderungan dukungan untuk Jokowi terus menguat, baik dalam simulasi pertanyaan spontan maupun head to head dengan Prabowo," ujar Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan di kantor SMRC, Jakarta, Kamis (2/11/2017).

Secara top of mind, jika pilpres digelar saat ini, responden di Jabar paling banyak menyebut nama Jokowi dengan 25,7 persen.

Adapun Prabowo Subianto mendapat 22,0 persen, Susilo Bambang Yudhoyono 1,3 persen, dan nama lainnya masih di bawah 1 persen.

(Baca juga : Survei Populi Center: 62 Persen Responden Puas atas Kinerja Jokowi-JK)

Sementara 45,5 persen responden tidak menyebutkan calon presiden yang akan dipilih.

"Jokowi mendapatkan dukungan terbanyak, bersaing ketat dengan Prabowo dan nama-nama lain di bawah 2 persen," kata Djayadi.

Dengan simulasi dua nama, jika pilpres digelar hari ini, Jokowi mengungguli Prabowo.

Sebanyak 48,8 persen responden memilih Jokowi dan 43,5 persen memilih Prabowo. Sisanya 7,7 menjawab tidak tahu.

"Dukungan terhadap Jokowi mengalami peningkatan sekitar 7,5 persen, sedangkan Prabowo turun 8,5 persen dibandingkan dengan hasil survei pada Mei 2017 lalu," kata Djayadi.

(Baca juga : Politisi PKS: Jika Terjadi Tsunami Politik, Nasib Jokowi Bisa seperti Ahok)

Djayadi menambahkan, survei-survei sebelum Pilpres 2014 menunjukkan dukungan terhadap Prabowo tinggi di Jabar. Hasilnya, suara Prabowo-Hatta Rajasa menang di bumi Pasundan tersebut.

Hasil rekapitulasi suara Pilpres 2014 tingkat provinsi Jabar, pasangan Prabowo-Hatta unggul dengan perolehan suara 14.167.381 atau 59,78 persen.

Sementara itu, pasangan Jokowi-JK mendapat suara 9.530.315 atau 40,22 persen.

(baca: Cuma Menang di 4 Kabupaten, Jokowi Keok di Jawa Barat)

Djayadi mengatakan, apabila tren penguatan dukungan Jokowi terus berlanjut, peluang Jokowi unggul dalam Pilpres 2019 di Jabar semakin besar.

Ia memaparkan, dukungan Jokowi dan Prabowo terpolarisasi. Jokowi unggul di kalangan pemilih Partai Nasdem, PKB, PDI Perjuangan, dan Golkar.

Sementara Prabowo unggul di kalangan pemilih Partai Gerindra, PKS, Demokrat, PAN, PPP, dan Hanura.

"Jokowi sementara ini juga unggul di kalangan yang belum menentukan pilihan partai," katanya.

Berikut hasil top of mind pilihan calon presiden di Jabar:

1. Joko Widodo 25,7 persen
2. Prabowo Subianto 22,0 persen
3. Susilo Bambang Yudhoyono 1,3 persen
4. Ridwan Kamil 0,7 persen
5. Harry Tanoesoedibjo 0,6 persen
6. Agus Harimurti Yudhoyono 0,6 persen
7. Megawati Soekarnoputri 0,6 persen
8. Rizieq Shihab 0,5 persen
9. Gatot Nurmantyo 0,4 persen
10. Ahmad Heryawan 0,4 persen
11. Tri Rismaharini 0,2
12. Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) 0,2 persen
13. Anies Baswedan 0,2 persen
14. Wiranto 0,1 persen
15. Susi Pudjiastuti 0,1 persen
16. Surya Paloh 0,1 persen
17. Rhoma Irama 0,1 persen
18. Mahfud MD 0,1 persen
19. M Yusril Ihza Mahendra 0,1 persen
20. Hutomo Mandala Putra 0,1 persen
21. Hidayat Nurwahid 0,1 persen
22. Cellica Nurrachadiana 0,1 persen
23. Tidak tahu/tidak jawab 45,5 persen.

Survei dilakukan pada 27 September sampai 3 Oktober 2017 dengan responden 820 orang di Jabar.

Metode yang digunakan multi-stage random sampling dan margin of errorr 3,5 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 23 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 23 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com