Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawaslu: Laporan Partai Idaman tentang Pelanggaran Administrasi Belum Lengkap

Kompas.com - 23/10/2017, 19:31 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI Rahmat Bagja menyampaikan, Partai Idaman belum memasukkan laporan dugaan pelanggaran administrasi yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) ke Bawaslu RI.

"Dokumen belum diserahkan karena belum lengkap," kata Bagja kepada Kompas.com, Senin (23/10/2017).

Salah satu poin yang menjadi materi aduan yaitu terkait tidak dilanjutkannya Partai Idaman ke proses penelitian administrasi dalam tahapan pendaftaran dan verifikasi parpol calon peserta pemilu 2019.

Bagja mengatakan, Bawaslu pun menjelaskan kepada Partai Idaman mengenai tata cara pengisian form pengaduan.

"Mereka baru hendak melaporkan," ucapnya.

(Baca: Rhoma Irama Merasa KPU Tidak Adil terhadap Partai Idaman)

Sementara itu dikonfirmasi terpisah, Ketua Bawaslu RI Abhan mengantakan, pihaknya belum menentukan apakah aduan yang disampaikan Partai Idaman siang tadi akan diselesaikan melalui mekanisme penyelesaian sengketa atau penanganan pelanggaran administrasi.

"Nanti setelah bukti pengaduan lengkap, baru akan kami tentukan," katanya kepada Kompas.com.

Siang tadi Partai Idaman dipimpin langsung oleh Ketua Umum Rhoma Irama mendatangi kantor Bawaslu RI. Rhoma mengadukan soal sulitnya mengakses sistem informasi partai politik (Sipol) KPU.

Sementara pada saat Sipol dibuka kepada publik, diketahui ada beberapa partai yang mengosongkan formulir Sipol, namun tetap dianggap lengkap oleh KPU. Rhoma pun merasa KPU tidak adil terhadap partainya.

"Terakhir, imbauan kami kepada KPU adalah bahwa pemilu itu harus berlaku jujur dan adil. Jadi, KPU perlakukanlah kami secara adil," kata Rhoma, dikutip Antara.

Kompas TV Partai Idaman yang dipimpin oleh Rhoma Irama melapor ke Badan Pengawas Pemilu setelah dinyatakan tidak lolos verifikasi oleh KPU.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Komisi II Pertimbangkan Bentuk Panja untuk Evaluasi Gaya Hidup dan Dugaan Asusila di KPU

Komisi II Pertimbangkan Bentuk Panja untuk Evaluasi Gaya Hidup dan Dugaan Asusila di KPU

Nasional
Djoko Susilo PK Lagi, Ketua KPK Singgung Kepastian Hukum

Djoko Susilo PK Lagi, Ketua KPK Singgung Kepastian Hukum

Nasional
KPK Geledah Kantor PT Telkom dan 6 Rumah, Amankan Dokumen dan Alat Elektronik

KPK Geledah Kantor PT Telkom dan 6 Rumah, Amankan Dokumen dan Alat Elektronik

Nasional
Pembukaan Rakernas Ke-5 PDI-P Akan Diikuti 4.858 Peserta

Pembukaan Rakernas Ke-5 PDI-P Akan Diikuti 4.858 Peserta

Nasional
KPK Gelar 'Roadshow' Keliling Jawa, Ajak Publik Tolak Politik Uang

KPK Gelar "Roadshow" Keliling Jawa, Ajak Publik Tolak Politik Uang

Nasional
Bobby ke Gerindra padahal Sempat Bilang 'Insya Allah' Gabung Golkar, Mekeng: 'Nothing Special'

Bobby ke Gerindra padahal Sempat Bilang "Insya Allah" Gabung Golkar, Mekeng: "Nothing Special"

Nasional
PPP Disebut Tak Bisa Lolos Parlemen, Mardiono: Ketua KPU Bukan Pengganti Tuhan

PPP Disebut Tak Bisa Lolos Parlemen, Mardiono: Ketua KPU Bukan Pengganti Tuhan

Nasional
Soal Dapat Jatah 4 Kursi Menteri, Ketum PAN: Hak Prerogatif Prabowo

Soal Dapat Jatah 4 Kursi Menteri, Ketum PAN: Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Galang Dukungan di Forum Parlemen WWF Ke-10, DPR Minta Israel Jangan Jadikan Air Sebagai Senjata Konflik

Galang Dukungan di Forum Parlemen WWF Ke-10, DPR Minta Israel Jangan Jadikan Air Sebagai Senjata Konflik

Nasional
Alasan PDI-P Tak Undang Jokowi Saat Rakernas: Yang Diundang yang Punya Spirit Demokrasi Hukum

Alasan PDI-P Tak Undang Jokowi Saat Rakernas: Yang Diundang yang Punya Spirit Demokrasi Hukum

Nasional
Waketum Golkar Kaget Bobby Gabung Gerindra, Ungkit Jadi Parpol Pertama yang Mau Usung di Pilkada

Waketum Golkar Kaget Bobby Gabung Gerindra, Ungkit Jadi Parpol Pertama yang Mau Usung di Pilkada

Nasional
Pj Ketum PBB Sebut Yusril Cocok Jadi Menko Polhukam di Kabinet Prabowo

Pj Ketum PBB Sebut Yusril Cocok Jadi Menko Polhukam di Kabinet Prabowo

Nasional
Penerbangan Haji Bermasalah, Kemenag Sebut Manajemen Garuda Indonesia Gagal

Penerbangan Haji Bermasalah, Kemenag Sebut Manajemen Garuda Indonesia Gagal

Nasional
DKPP Didesak Pecat Ketua KPU dengan Tidak Hormat

DKPP Didesak Pecat Ketua KPU dengan Tidak Hormat

Nasional
JK Nilai Negara Harus Punya Rencana Jangka Panjang sebagai Bentuk Kontrol Kekuasaan

JK Nilai Negara Harus Punya Rencana Jangka Panjang sebagai Bentuk Kontrol Kekuasaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com