Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laporan Sementara Pansus Hak Angket Dianggap Hanya Cari Kesalahan KPK

Kompas.com - 28/09/2017, 10:55 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK) Miko S Ginting menilai, laporan sementara yang dikeluarkan panitia kusus hak angket terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak bisa dianggap langkah membenahi KPK.

Isi laporan tersebut, kata Miko, cenderung mencari-cari kesalahan KPK daripada mengevaluasi penegak hukum.

"Faktor konflik kepentingan dan kesan mencari-cari kesalahan KPK telah tampak begitu kuat dalam kerja-kerja Pansus selama ini," ujar Miko dalam siaran pers, Kamis (28/9/2017).

Pansus Hak Angket mencatat sebelas temuan dalam laporan sementara. Poin tersebut antara lain KPK dianggap lembaga superbody yang tidak siap dan bersedia dikritik dan diawasi, infependrnsi KPK dianggap berpotensi terjadinya abuse of power, dianggap belum patuh pada asas kepastian hukum.

KPK juga dianggap tak memiliki keterbukaan akuntabilitas kepentingan umum dan proporsionalitas, hingga dianggap tak berpedoman pada KUHP dan mengabaikan prinsip-prinsip hak asasi manusia bagi para pihak yang menjalani pemeriksaan.

(Baca: Dukung Perpanjangan Masa Kerja Pansus, Parpol Lupakan Rakyat)

Miko berpendapat, sejak awal pansus salah menjadikan KPK sebagai objek pelaksanaan hak angket. Padahal, KPK adalah lembaga independen yang terlepas dari kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

"Perlu dipahami bahwa hak angket, hak interpelasi, dan hak menyatakan pendapat merupakan tiga hak DPR yang dilaksanakan khusus dalam rangka fungsi pengawasan DPR terhadap pemerintah sebagai pemegang kekuasaan eksekutif," kata Miko.

Pansus juga mempermasalahkan wadah pegawai KPK yang dianggap bisa mengintervensi pimpinan. Miko mengatakan, temuan tersebut tidak beralasan karena fungsi wadah pegawai pada umumnya sama dengan institusi lainnya.

Sebagaimana tercantum dalam PP No. 63 Tahun 2005 tentang Sistem Manajemen dan Sumber Daya Manusia KPK, Wadah Pegawai KPK memiliki Dewan Pertimbangan Pegawai yang bertugas memberikan rekomendasi kepada Pimpinan KPK mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hubungan kepegawaian.

(Baca: Lagi, Drama "Walk Out" Sidang Paripurna Pansus Angket KPK)

"Artinya, fungsi penyampaian rekomendasi kepada Pimpinan KPK bukan merupakan bentuk melampaui kewenangan karena memang telah dimandatkan oleh PP tersebut untuk dilaksanakan oleh Wadah Pegawai KPK," kata Miko.

Miko menduga, melalui temuan pansus, DPR berusaha mendeligitimasi wadah pegawai KPK. Diketahui, wadah pegawai KPK mengajukan permohonan pengujian terhadap Pasal 79 ayat (3) UU MD3 terkait keabsahan KPK sebagai objek pelaksanaan hak angket DPR ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Jika MK mengabulkan permohonan itu, maka Pansus Hak Angket DPR terhadap KPK kehilangan legitimasinya.

Di samping itu, pansus hak angket juga menilai KPK kurang menjalankan fungsi koordinasi dan supervisi dengan kepolisian dan kejaksaan.

(Baca: "Alokasi Terbesar Anggaran Pansus untuk Konsumsi, Anggota DPR Kerjanya Makan?")

Pada 2016, KPK menerima 661 Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kejaksaan dan 255 dari Kepolisian. Dalam konteks itu, KPK berkoordinasi terhadap penanganan 163 perkara dan supervisi terhadap 201 perkara.

Angka itu, kata Miko, jauh melampaui target KPK. Miko mengatakan, semestinya DPR mendukung upaya optimalisasi penegakan hukum di bidang korupsi ini. Tak hanya KPK yang dikuatkan, tapi juga Polri dan Kejaksaan.

"Jika memang berniat melakukan penguatan terhadap kerja pemberantasan korupsi, bisa saja menjalankan Pansus untuk mengevaluasi kinerja Kepolisian dan Kejaksaan yang berada di bawah kekuasaan eksekutif," kata Miko.

Terlepas dari itu, Miko menganggap fungsi pengawasan bisa hanya dilakukan oleh Komisi III DPR sebagai mitra KPK. Oleh karena itu, publik diminta terus mendesak DPR untuk menjalankan fungsi pengawasan sebagaimana mestinya.

Presiden Joko Widodo juga didorong mengupayakan langkah-langkah tegas dan konkret untuk melawan usaha pelemahan KPK.

"Sebagaimana janjinya dalam Nawacita untuk terus menguatkan KPK dan upaya pemberantasan korupsi," kata Miko.

Kompas TV Pansus Hak Angket KPK Diperpanjang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com