Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Suruhan Andi Narogong Minta "Money Changer" Tak Lapor PPATK

Kompas.com - 29/08/2017, 09:32 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Orang suruhan Andi Agustinus alias Andi Narogong, Melyanawati, meminta pemilik money changer Ferry Haryanto untuk tidak melaporkan setiap penukaran uang yang dilakukan kepada Pusat Pelaporan dan  Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

Hal itu dikatakan Ferry saat bersaksi di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (28/8/2017).

Ferry bersaksi untuk terdakwa Andi Narogong.

"Dia tanya, apa transaksi dilaporkan ke PPATK, saya jawab iya. Lalu pernah dia tanya, bisa tidak kalau tidak dilaporkan?" Kata Ferry kepada majelis hakim.

Menurut Ferry, Andi Narogong adalah temannya sejak di sekolah menengah pertama.

Ia baru bertemu lagi dengan Andi beberapa tahun sebelum proyek e-KTP terlaksana.

Baca: Punya Belasan Aset, Andi Narogong Diduga Lakukan Pencucian Uang

Menurut Ferry, dalam penukaran uang, Andi tidak pernah melakukan secara langsung. Andi biasanya memerintahkan stafnya Melyanawati untuk melakukan penukaran uang.

Menurut Ferry, total penukaran uang yang dilakukan Andi sekitar Rp 80 miliar.

Ferry mengatakan, pertanyaan apakah akan dilaporkan kepada PPATK adalah hal yang sering diajukan para nasabah.

Biasanya, menurut Ferry, para nasabah takut dikenai pajak yang besar.

"Umum sekali permintaan seperti itu. Saya memandang mereka takut dengan pajak. Saya generalisasi mereka minta tidak dilaporkan terkait dengan pajak," kata Ferry.

Baca: Andi Narogong Punya 18 Aset Bernilai Miliaran Rupiah

Menurut Ferry, semua transaksi penukaran uang yang dilakukan Andi melalui Melyanawati dia laporkan kepada PPATK.

Meski tidak dalam jumlah besar, penukaran uang tetap dilaporkan.

"Awalnya saya analisa profil Andi mampu transaksi jumlah besar. Suatu waktu ada kawan SMP juga ke kantor saya. Dia bilang, coba kamu googling Andi Narogong. Ternyata nama dia sudah ramai di internet tahun 2013," kata Ferry.

Dalam kasus ini, Andi Narogong didakwa telah merugikan negara sebesar Rp 2,3 triliun dalam proyek e-KTP.

Menurut jaksa, Andi diduga terlibat dalam pemberian suap terkait proses penganggaran proyek e-KTP di DPR RI, untuk tahun anggaran 2011-2013.

Selain itu, Andi berperan dalam mengarahkan dan memenangkan Konsorsium PNRI menjadi pelaksana proyek pengadaan e-KTP.

Kompas TV Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, kembali diperiksa untuk kasus korupsi pengadaan KTP Elektronik.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com