Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titiek Soeharto Minta Setya Novanto Mundur dari Jabatan Ketua DPR

Kompas.com - 11/08/2017, 16:20 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto, meminta Ketua Umum Partai Golkar yang juga menjabat sebagai Ketua DPR, Setya Novanto, untuk mundur dari jabatan di parlemen.

Hal ini terkait penetapan tersangka Setya Novanto oleh Komisi Pemberantasan Korupsi atas kasus korupsi proyek pengadaan Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik (e-KTP).

Pernyataan tersebut disampaikan Titiek usai bertemu dengan Ketua Gerakan Muda Partai Golkar (GMPG) Ahmad Doli Kurnia di Gedung Granadi, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (11/8/2017).

"Untuk kebaikan Golkar ke depan dan untuk menjaga marwah DPR, saya mengharapkan agar Ketua DPR (Setya Novanto) bisa berbesar hati untuk mengundurkan diri," kata Titiek.

Menurut Titiek, dengan mundur dari jabatan yang diemban saat ini, maka Setya bisa fokus menyelesaikan kasus yang menjeratnya.

"Supaya Pak Novanto bisa fokus menyelesaikan masalah hukumnya dan saya rasa beliau bisa membuktikan kalau beliau tidak bersalah," kata putri Presiden ke-2 RI Soeharto itu.

Menurut Titiek, Setya tak perlu khawatir untuk melepas jabatannya. Hal itu teruji ketika lolos dari kasus "Papa minta saham", Setya kembali duduk di kursi Ketua DPR.

"Tentunya beliau bisa masuk lagi (kembali menjabat). Di Indonesia ini hanya satu orang (Novano) yang tahu bagaimana untuk duduk (kembali) sebagai ketua DPR RI," kata Titiek.

(Baca juga: Yorrys: Gerakan Golkar Bersih Bentuk Keprihatinan Masalah Partai)

Sementara, Doli menilai pergantian ketua umum partai perlu segera dilakukan. Langkah ini demi menjaga nama baik Partai Golkar.

Oleh karena itu, sebagai Ketua GMPG, dirinya terus berupaya menemui sejumlah tokoh Partai Golkar.

"Kami rencana datangi tokoh-tokoh dan senior. Setelah kami datang ke DPP, kami ke salah satu pimpinan dewan pakar. Apa yang kami lakukan selama ini tujuannya menyelamatkan Partai Golkar," kata Doli.

Setya Novanto sendiri sudah membantah keterlibatannya dalam kasus korupsi e-KTP. Adapun, pimpinan DPR tidak akan mempermasalahkan posisi Novanto hingga kasus hukumnya inkrah.

(Baca juga: Jadi Tersangka KPK, Novanto Tak Mundur sebagai Ketua DPR)

Kompas TV Golkar Serahkan Kasus Setya Novanto ke Proses Hukum
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasional
Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi 'Online' Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi "Online" Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com