Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bareskrim Ungkap Kasus Perdagangan Orang ke Timur Tengah

Kompas.com - 10/08/2017, 13:45 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bareskrim Polri mengungkap dua kasus tindak pidana perdagangan orang yang melibatkan jaringan Timur Tengah.

Kepala Bareskrim Polri Komjen Ari Dono Sukmanto mengatakan, kedua jaringan tersebut mengirimkan para korbannya ke dua negara berbeda, yakni Suriah dan Abu Dhabi.

Para korban dijanjikan bekerja sebagai asisten rumah tangga.

"Beberapa kasus sudah kami hadapi satu bulan terakhir dengan menindak ada dua jaringan internasional perdagangan orang khusunya untuk jaringan Timur Tengah," kata Ari di Kantor Mabes Polri bertempat di Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta Pusat, Kamis (10/8/2017).

Ari mengatakan, pada jaringan Suriah, tersangkanya adalah Pariati (51) sebagai perekrut calon TKI dari Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Baiq Hafizahara alias Evi (41) yang bertugas mengirimkan para korban ke Suriah lewat Malaysia.

Pengungkapan kasus berawal dari informasi yang diterima oleh Unit Subdit 3 Dit Tipidum tentang adanya korban dugaan tindak TPPO di Damaskus, Suriah.

Modus pelaku, yakni memalsukan identitas para korban.

Tim melakukan penyelidikan atas laporan tersebut dengan memeriksa salah satu korban yang merupakan anak di bawah umur. Korban dijanjikan bekerja di Qatar dengan gaji Rp 4 juta.

"Korban pada saat berangkat masih berumur 14 tahun, kemudian dibuatkan identitas palsu menjadi 19 tahun. Dokumen yang dipalsukan (tersangka) Evi adalah Kartu Keluarga dan KTP yang berbeda nama dan umur korban," kata Ari.

Berdasakan hasil penyelidikan dan bukti yang diperoleh, penyidik menangkap Pariati di NTB. Sementara penangkapan terhadap Evi dilakukan di Malang.

Menurut Ari, jaringan ini sudah mengirimkan TKI secara ilegal sejak 2014. Keuntungan yang diperoleh sekitar Rp 10 juta hingga Rp 15 juta untuk satu TKI yang berhasil dikirim.

Ari melanjutkan, pengungkapan kasus pada jaringan Abu Dhabi berawal dari informasi yang diterima pihaknya.

Kemudian pada 10 Juli 2017, Satuan Tugas TPPO bersama Kementerian Tenaga Kerja mengecek penampungan TKI milik PT Nurafi Ilman Jaya di Jalan Ikan Hias Nomor 45 Batu Ampar, Condet, Jakarta Timur.

Dari sana, penyidik menemukan 10 calon TKI yang akan diberangkatkan ke Abu Dhabi. Menurut Ari, PT NIJ beroperasi secara ilegal sebab izin usahanya sudah habis.

"PT NIJ adalah perusahaan tenaga kerja yang sudah mati (izin usahanya)," kata dia.

Ari mengatakan, pihaknya menetapkan enam tersangka pada kasus ini. Keenam orang tersebut, yakni Penanggung Jawab PT NIJ Fadel Assegaf, admin PT NIJ Mulati, pengelola penampungan PT NIJ Hera Sulfawati, pengurus visa di Kedutaan Abu Dhabi Abdul Rahman Assegaf, Direktur PT NIJ Husni Ahmad Assegaf, dan Abdul Badar yang berperan sebagai sponsor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dengan Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dengan Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com