Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Pemeriksaan Novel oleh Polri, KPK Sebut Tinggal Sesuaikan Waktu

Kompas.com - 06/08/2017, 22:45 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian RI hingga saat ini belum memeriksa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi terkait penyerangan terhadap Novel yang terjadi lebih dari tiga bulan silam.

Hingga saat ini juga belum diketahui kapan Polri akan memeriksa Novel. Namun, Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, KPK dan Polri memiliki kesepahaman soal rencana ini.

Hanya saja, mengenai waktu pemeriksaan Novel yang sedang dirawat di Singapura itu dinilai perlu koordinasi lebih lanjut antara kedua institusi.

"Jika nanti Polri membutuhkan pemeriksaan terhadap Novel, tentu akan kami koordinasikan lebih lanjut. Saya kira ini tinggal disampaikan saja, kemudian waktunya disesuaikan," kata Febri, saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (6/8/2017).

Febri berharap belum diperiksanya Novel secara resmi itu jangan sampai dipahami sebagai faktor penghambat pengungkapan kasus penyerangan Novel.

"Karena sejak awal informasi informal sudah disampaikan. Apalagi Kapolri dan Kapolda Metro Jaya saat itu, sudah menjenguk Novel, dan tim dari Polda pernah bertemu Novel saat dirawat di Singapura," ujar Febri.

Prinsipnya, tambah Febri, jika pemeriksaan akan dilakukan, KPK akan membantu Polri dan berkoordinasi lebih lanjut.

(Baca juga: Dulu Optimistis Penyerangnya Tertangkap, Novel Kini Pesimistis)

Novel Baswedan disiram air keras seusai menunaikan shalat subuh di Masjid Al-Ikhsan, Kelapa Gading, Jakarta Utara pada 11 April 2017. Akibat kejadian itu Novel harus menjalani operasi dan perawatan di Singapura.

Untuk mengungkap kasus tersebut, polisi sudah memeriksa 59 saksi. Polisi juga sempat mengamankan 5 orang yang diduga sebagai pelaku, tetapi kemudian dibebaskan lagi karena tak terbukti sebagai pelaku.

Selain itu, polisi mengamankan 50 rekaman CCTV dan memeriksa lebih dari 100 toko kimia. Sejauh ini, Polri belum dapat mengungkap siapa pelaku yang menyerang Novel.

(Baca juga: Jokowi Seharusnya Langsung Respons Kasus Novel setelah Peristiwa Terjadi)

Kompas TV KPK Gelar Doa Bersama Untuk Novel Baswedan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com