Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivis Ungkap Sejumlah Kejanggalan dalam Kasus Novel Baswedan

Kompas.com - 26/07/2017, 14:44 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Belum terungkapnya pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan, menyisakan tanda tanya besar.

Polri yang berpengalaman menangani kasus terberat sekalipun, dianggap belum mampu menjerat pelaku dalam kasus itu.

Koordinator Komisi Untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) Yati Andriyani menduga, ada sejumlah keganjilan dalam proses pengungkapan kasus tersebut.

"Dari hasil pemantauan dan pengumpulan fakta, kami temukan berbagai kejanggalan dalam kasus Novel. Sehingga sampai sekarang tidak ada perkembangan signifikan kasus ini," ujar Yati, di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Rabu (26/7/2017).

Baca: Novel Baswedan: Harapan Orang yang Menyerang Saya Sia-sia, Tak Ada Gunanya

Yati menduga, polisi bukannya tidak mampu mengungkap, namun tak punya kemauan besar agar pengusutan kasus ini tuntas.

Kejanggalan pertama, soal keterangan beberapa saksi.

Yati mengatakan, dari info yang dihimpun sejumlah aktivis, diketahui bahwa saksi yang menyebut ada tiga nama yang diketahui mengawasi kesaksian Novel sejak sebelum kejadian.

Ketiganya telah dipanggil penyidik, kemudian dilepaskan karena dianggap punya alibi kuat.

"Kami pertanyakan sejauh mana polisi menguji alibi tanpa menghilangkan prinsip praduga tak bersalah," kata Yati.

Selain itu, Yati meyakini ada sidik jari yang terdeteksi di cangkir yang digunakan untuk menyiram Novel.

Namun, polisi mengaku masih kekurangan bukti untuk menemukan pelakunya.

Polisi, kata dia, pasti memiliki teknologi untuk mendeteksi jejak tersebut.

Jika tidak mumpuni, Polri juga punya jaringan dan bisa meminta bantuan pihak yang memiliki peralatan lebih canggih.

"Kami pertanyakan apakah ada upaya tersendiri untuk hilangkan sidik jari?" kata Yati.

Sementara itu, mantan Koordinator Kontras, Haris Azhar, meminta agar polisi tak lagi membantah soal barang bukti dalam kasus Novel.

Meski polisi menyebut tak ada sidik jari, ia meyakini bahwa sebenarnya bukti tersebut ada.

Ia menduga ada keterlibatan orang dalam Polri untuk menghilangkan bukti tersebut.

"Alat bukti ada, kita dapat sidik jari dihapus, iya. Tapi kan sudah tercatat. Dan siapa yang bertanggung jawab," kata Haris.

Kompas TV KPK Gelar Doa Bersama Untuk Novel Baswedan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com