Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fadli Zon Anggap MK Dimasuki Kepentingan Politik bila Tak Hapus 'Presidential Threshold'

Kompas.com - 25/07/2017, 18:09 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai, Mahkamah Konstitusi (MK) dimasuki kepentingan politik bila tak menghapus syarat ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold dalam sidang uji materi UU Pemilu.

Sebab, menurut dia, keberadaan presidential threshold dalam pemilu serentak selanjutnya tidak relevan karena hasil pemilu 2014 tidak merepresentasikan situasi politik pada 2019 mendatang.

"Kalau nanti MK memutuskan begitu (tak menghapus), berarti ini MK sudah menjadi subordinasi kepentingan politik. Saya kira itu sederhana saja. Mereka sudah didekati, di-approach mungkin ya, oleh kepentingan-kepentingan politik tertentu," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (25/7/2017).

(baca: Yusril Gugat UU Pemilu karena Ingin Nyapres)

Ia menambahkan, publik tentunya tak menginginkan MK menjadi lembaga yang bisa dimasuki kepentingan politik.

Sebab, MK merupakan mahkamah tertinggi sebagai penafsir konstitusi atas perundang-undangan yang dinilai bertentangan dan merugikan warga negara.

Kendati demikian, jika nantinya MK tetap memutuskan tak menghapus presidential threshold, partainya tetap akan mencalonkan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sebagai capres dalam pemilu 2019.

"Kalau Gerindra kami siap mencalonkan Pak Prabowo dalam keadaan apapun. (presidential threshold) 0 persen kah, kalaupun ini yang tak masuk akal, 20 persen, tentu kami siap juga. Tidak ada masalah," papar Fadli.

(baca: Golkar: Putusan MK Tak Larang Adanya 'Presidential Threshold')

RUU Pemilu telah disahkan sebagai undang-undang dalam Rapat Paripurna DPR, Jumat (21/7/2017).

Presidential Threshold yang sempat menyandera pembahasan RUU akhirnya diputuskan sebesar 20 persen kursi atau 25 persen suara nasional.

Acuannya berdasarkan hasil Pemilu 2014. Dengan demikian, perlu ada koalisi untuk mengusung capres-cawapres selanjutnya.

Sementara itu, berbagai pihak yang menginginkan agar keberadaan presidential threshold dihapus berencana mengajukan uji materi ke MK.

(baca: Gerindra Tunggu Kesediaan Prabowo Jadi Capres 2019)

Salah satunya, yakni Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra yang ingin maju Pilpres 2019.

Selain Gerindra, ada tiga parpol lain di DPR yang tidak ingin adanya presidential threshold, yakni PAN, Partai Demokrat, dan PKS.

Harapan mereka, setiap parpol bisa mengusung sendiri pasangan capres-cawapres.

Kompas TV Politisi Partai Gerindra, Habiburokhman, mengajukan uji materi undang undang pemilu ke Mahkamah Konstitusi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gerindra Usung Andra Soni-Dimyati Natakusumah Maju Pilkada Banten

Gerindra Usung Andra Soni-Dimyati Natakusumah Maju Pilkada Banten

Nasional
KPU: Cagub-Cawagub Usia 30 Tahun, Cabup-Cawabup 25 Tahun Saat Dilantik 1 Januari 2025

KPU: Cagub-Cawagub Usia 30 Tahun, Cabup-Cawabup 25 Tahun Saat Dilantik 1 Januari 2025

Nasional
Operasi Besar di RSPPN PB Soedirman, Prabowo: Saya Dua Kali Kecelakaan Terjun Payung

Operasi Besar di RSPPN PB Soedirman, Prabowo: Saya Dua Kali Kecelakaan Terjun Payung

Nasional
Jokowi Jenguk Prabowo Usai Jalani Operasi Cedera Kaki di RSPPN PB Soedirman

Jokowi Jenguk Prabowo Usai Jalani Operasi Cedera Kaki di RSPPN PB Soedirman

Nasional
Prabowo Jalani Operasi Besar di RSPPN Soedirman Pekan Lalu

Prabowo Jalani Operasi Besar di RSPPN Soedirman Pekan Lalu

Nasional
Disinggung Komunikasi dengan Anies untuk Pilkada Jakarta, Hasto: PDI-P Tidak Kurang Stok Pemimpin

Disinggung Komunikasi dengan Anies untuk Pilkada Jakarta, Hasto: PDI-P Tidak Kurang Stok Pemimpin

Nasional
Survei LSI: Ada Pengaruh Jokowi, yang Membuat Kaesang Unggul di Jateng

Survei LSI: Ada Pengaruh Jokowi, yang Membuat Kaesang Unggul di Jateng

Nasional
Mimi Campervan Girl dan Tim THK Dompet Dhuafa Bagikan Sapi Kurban untuk Warga Ohoidertawun

Mimi Campervan Girl dan Tim THK Dompet Dhuafa Bagikan Sapi Kurban untuk Warga Ohoidertawun

Nasional
Hasto Siap Hadir Jika Dipanggil KPK Lagi Juli Mendatang

Hasto Siap Hadir Jika Dipanggil KPK Lagi Juli Mendatang

Nasional
PDI-P Buka Peluang Kerja Sama Politik dengan PAN, Gerindra dan PKB di Beberapa Provinsi

PDI-P Buka Peluang Kerja Sama Politik dengan PAN, Gerindra dan PKB di Beberapa Provinsi

Nasional
Menkominfo Didesak Mundur soal PDN, Wapres: Hak Prerogatif Presiden

Menkominfo Didesak Mundur soal PDN, Wapres: Hak Prerogatif Presiden

Nasional
PDN Diretas, Wapres: Tidak Terpikirkan Dahulu Ada Peretasan Dahsyat

PDN Diretas, Wapres: Tidak Terpikirkan Dahulu Ada Peretasan Dahsyat

Nasional
Menteri BUMN Cek Kesiapan Jaringan Gas Pertamina di IKN

Menteri BUMN Cek Kesiapan Jaringan Gas Pertamina di IKN

Nasional
Soal Koster Kembali Diusung di Pilkada Bali, Hasto: Megawati di Bali Lakukan Pemetaan

Soal Koster Kembali Diusung di Pilkada Bali, Hasto: Megawati di Bali Lakukan Pemetaan

Nasional
Yakin Menang di Pilkada Jakarta, PKS: Presidennya Sudah Prabowo, Pendukung Anies 2017

Yakin Menang di Pilkada Jakarta, PKS: Presidennya Sudah Prabowo, Pendukung Anies 2017

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com