Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dimas Oky Nugroho

Pengamat politik ARSC. Founder Kader Bangsa Fellowship Program (KBFP)

Demokrasi dan Keinsafan Kita

Kompas.com - 25/07/2017, 14:49 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnu Nugroho

Pernah suatu kali Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa demokrasi kita telah kebablasan. Pernyataan presiden ini bagi sebagian pihak mengejutkan.

Namun, pernyataan presiden tersebut seolah mewakili kegusaran yang dirasakan oleh masyarakat ketika melihat jalannya demokrasi kita akhir-akhir ini.

Kita saksikan berbagai kasus pembusukan politik (political decay) yang terjadi.

Pertama, lemahnya kepastian hukum.

Kedua, politik transaksional dan kasus korupsi yang melibatkan politisi, aktivis atau mantan aktivis, aparat negara dan pejabat publik.

Ketiga, persaingan elite ekonomi-politik yang mobilisasi berbagai sumber daya dan isu yang membelah masyarakat.

Keempat, munculnya kelompok-kelompok ekstrem, tertutup dan intoleran. Mereka menggunakan kesempatan political opportunity structure yakni kontradiksi elite dan berbagai isu kesenjangan dalam konteks liberalisasi politik dan keterbukaan informasi era media sosial.

Sebagai sebuah landasan moral-politik pengelolaan kepentingan bersama dalam kontur masyarakat majemuk, kita sebagai bangsa berkomitmen memilih demokrasi sebagai the only game on town.

Demokrasi kita butuhkan guna memastikan kehadiran sistem dan kepemimpinan yang akuntabel, terbuka, berperikemanusiaan, berkeadilan, serta partisipasi politik yang otentik dan masyarakat sipil yang kuat.

Problem Elite

Tak bisa dibantah, kehidupan negara-bangsa yang baik dan ideal harus diawali dengan keteladanan para pemimpinnya di tiap tingkat masyarakat.

Dari sejumlah penelitian terkait perkembangan demokrasi di berbagai belahan dunia, kita memperoleh pelajaran, sukses tidaknya demokrasi dalam sebuah masyarakat akan sangat tergantung dengan modal sosial pendukung yang dimiliki masyarakat tersebut.

Dalam tradisi dan modal sosial yang kita miliki, faktor kepemimpinan, pemimpin atau elite – baik itu formal maupun informal – memiliki peran signifikan dalam membentuk masyarakatnya.

Berkaca dari situasi saat ini, kondisi pembelahan sosial yang antagonistik seolah dipelihara dan dieksploitasi secara terus-menerus oleh segelintir elite, aktor dan provokator politik, para political entrepreuneur.

Isu yang diluncurkan kerapkali adalah isu-isu yang secara psikologis cepat membakar masyarakat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasional
Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi 'Online' Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi "Online" Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com