JAKARTA, KOMPAS.com - Pada hari ini, Kamis (20/7/2017), tepat 100 hari sejak penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, mendapatkan serangan secara fisik.
Wajah mantan Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Bengkulu tersebut disiram air keras oleh orang tak dikenal, seusai menjalankan shalat subuh di masjid dekat kediamannya, pada 11 April lalu.
Luka parah pada kedua mata Novel akibat siraman air keras tak cukup ditangani di Indonesia.
Sejak 12 April 2017, Novel mendapatkan perawatan mata di sebuah rumah sakit di Singapura.
Perjalanan kasus ini belum berhenti. Belum satu pun pelaku yang ditangkap oleh polisi.
Baca: Kapolri Sebut Ada Saksi yang Lihat Langsung Penyiraman Novel Baswedan
Kondisi terakhir
Setelah menjalani seluruh perawatan, Novel masih bisa melewati Ramadhan dan merayakan Idul Fitri bersama istri dan anaknya di Singapura.
Kondisi terakhir, mata kanan Novel bisa membaca deret angka sampai layer keempat pada baris pertama.
Untuk kondisi lapisan kornea, mata kanan menunjukkan perbaikan walaupun bagian kornea yang rusak masih ada.
Sementara, mata kiri Novel yang terluka lebih parah, kondisinya menunjukkan perbaikan meski lambat.
Kondisi jaringan di bagian putih mata kiri diperkirakan sulit untuk tumbuh kembali.
Salah satu alternatif, dokter bisa melakukan operasi besar untuk menggantikan jaringan di bagian putih mata yang telah mati di mata kiri tersebut.
Baca: Novel Baswedan Tetap Ingin Berada di KPK
Dugaan keterlibatan jenderal dan pembentukan tim gabungan
Novel Baswedan buka suara mengenai kasus penyiraman air keras terhadap dirinya.
Dalam sebuah wawancara kepada Time, Novel mengatakan bahwa serangan itu terkait sejumlah kasus korupsi yang ditanganinya.
Nove menduga ada "orang kuat" yang menjadi dalang serangan itu. Bahkan, dia mendapat informasi bahwa seorang jenderal polisi ikut terlibat.
Sejak awal Juli 2017, Kepolisian RI dan KPK bekerja sama dalam mengusut kasus penyiraman air keras terhadap Novel.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, tim yang sudah dibentuk secara internal oleh KPK akan menempel tim penyelidik Polri.
Baca juga: Polisi Akan Buat Sketsa Wajah Terduga Penyerang Novel
Perkembangan terakhir pada kasus Novel, kata Tito, polisi sudah membuat tiga sketsa wajah terduga penyerang Novel.