Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Beri "Lampu Hijau" KPK Ikut Bantu Usut Kasus Penyerangan Novel Baswedan

Kompas.com - 20/06/2017, 21:21 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode M. Syarif mengatakan, Polri sudah memberikan lampu hijau kepada KPK untuk membentuk tim khusus penyelidikan kasus penyerangan Novel Baswedan.

"Polri mempersilakan KPK untuk membuat tim sendiri untuk membantu percepatan kasus-kasus yang dilakukan Novel," ujar Laode di Kompleks Istana Presiden, Jakarta pada Selasa (20/6/2017).

Laode mengatakan, jika Polri memiliki keterbatasan dalam hal penggunaan teknologi, KPK memilikinya dan pasti akan membantu Polri.

"Misalnya kalau Polri memiliki keterbatasan mengakses CCTV, kami KPK punya kemampuan untuk mengkloning CCTV. Ya jadi bermacam-macam pergerakan orang kami ketahui," ujar Laode.

(Baca: Kapolri Sebut Ada Saksi yang Lihat Langsung Penyiraman Novel Baswedan)

Laode menambahkan, keikutsertaan KPK dalam penyelidikan kasus penyerangan Novel juga akan menjadi preseden baik bagi harmonisasi Polri-KPK. Meski demikian, tim khusus tersebut belum diketahui kapan akan dibentuk.

Saat ini, para pimpinan KPK masih terus berkoordinasi dengan pimpinan Polri terkait tim khusus tersebut.

Diberitakan, Novel diserang, 11 April 2017 lalu. Ia dihampiri dua orang pria berhelm menggunakan motor. Salah seorang di antaranya menyiramkan air keras ke wajah Novel. Novel kemudian dirawat intensif di salah satu rumah sakit di Singapura hingga saat ini.

Meski polisi sempat mengamankan seorang berinisial AL terkait kasus itu, namun polisi melepaskannya. Bukti-bukti bahwa AL terlibat penyerangan Novel tersebut dinilai kurang cukup.

(Baca: Novel Baswedan Ungkap Ada Jenderal Polisi Terlibat Teror Terhadapnya)

Belakangan, Novel menduga kuat penyerangan terhadap dirinya diotaki oleh seorang jenderal Polri. Hal tersebut terungkap dari mulut Novel sendiri dalam sebuah wawancara kepada 'Time', beberapa waktu lalu.

"Saya memang mendapat informasi bahwa seorang jenderal polisi terlibat," kata Novel.

"Awalnya saya mengira informasi itu salah. Tapi setelah dua bulan dan kasus itu belum juga selesai, saya mengatakan (kepada yang memberi informasi itu), sepertinya informasi itu benar," lanjut dia.

Dalam perhitungan Novel, serangan air keras itu merupakan keenam kali ia diserang. Ia menduga kuat serangan-serangan itu terkait pekerjaannya sebagai penyidik KPK.

Kompas TV Usut Pernyataan Novel, Kapolri Kirim Tim ke Singapura
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BKKBN Masih Verifikasi Situasi Stunting Terkini di Indonesia

BKKBN Masih Verifikasi Situasi Stunting Terkini di Indonesia

Nasional
Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Nasional
Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Nasional
Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Nasional
MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasional
Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Nasional
Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Nasional
CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

Nasional
Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

Nasional
CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

Nasional
Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada 'Stabilo KPK'

Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada "Stabilo KPK"

Nasional
CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com