Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelompok "JIN" Dukung Pansus Hak Angket KPK, Apa Alasannya?

Kompas.com - 14/07/2017, 16:54 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Panitia Khusus Hak Angket Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menerima kelompok masyarakat yang menyatakan dukungannya terhadap pansus. Hari ini, dari kelompok yang mengatasnamakan Koalisi Masyarakat Pendukung Pansus KPK dan Jaringan Islam Nusantara (JIN).

"Kami memberikan dukungan sepenuhnya kepada Pansus untuk melakukan penyelidikan total terhadap kewenangan dan kinerja KPK," ujar Ketua Presidium Nasional JIN, Razikin Juraid di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/7/2017).

Razikin menambahkan, pihaknya muak dengan mobilisasi opini dan mobilisasi massa yang dilakukan KPK. Masyarakat pun terbelah, mulai dari kalangan akademisi hingga masyarakat sipil. KPK dinilai melahirkan banyak efek negatif terhadap beberapa hal.

"Misalnya ada opini yang masif dibangun bahwa kesan yang mendemoralisasi lembaga -lembaga negara bahkan pansus dianggap ilegal oleh sebagian orang karena itu bagian dari mobilisasi opini itu," tuturnya.

(Baca: Pansus Hak Angket KPK Diminta Buat Pernyataan Tak Terlibat Korupsi)

Bahkan, jika KPK menolak memenuhi undangan pansus, JIN merekomendasikan agar pansus menempuh langkah hukum. Razikin juga menyinggung soal indeks korupsi tak dari tahun ke tahun tak kunjung turun.

"Kalau ukurannya jumlah tersangka, tangkap tangan, koruptor jadi penilaian keberhasilan pemberantasan korupsi, kami berpendapat sama sekali tidak," ujar Razikin.

"KPK seharusnya bisa mengedepankan aspek pencegahan daripada penindakan," tuturnya.

(Baca: Pegawai KPK Uji Materi soal Hak Angket, Ini Tanggapan Ketua Pansus)

Senada dengan JIN, Koalisi Pendukung Pansus KPK juga menyatakan dukungan terhadap pansus.

Menurut Koordinator Koalisi, Muhamad Syukur Mandar, pihaknya mendukung agar pansus melakukan evaluasi total terhadap KPK dan kemudian ditindaklanjuti dengan pengawasan berkala agar KPK tak sampai menyalahgunakan kekuasaan.

Kompas TV Pernyataan Pansus Angket dan MA Soal Safari Konstitusi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com