Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

35 Hari Mencari Penyiram Air Keras Novel Baswedan

Kompas.com - 17/05/2017, 09:24 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

Kompas TV Publik Khawatir Pelaku Teror Novel Tak Terungkap

Kepolisian mengamankan seorang pria berinisial AL terkait kasus Novel. Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, pria berinisial AL tersebut diamankan setelah penyidik Mabes Polri dan Polda Metro Jaya menemui Novel yang sedang dirawat di rumah sakit di Singapura.

Namun, hanya berselang satu hari, AL dibebaskan oleh polisi. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono memastikan AL bukan pelaku penyerangan terhadap Novel.

Hal tersebut tidak hanya menimbulkan kekecewaan dari Institusi KPK, namun juga keluarga dan kerabat Novel. Keseriusan Polri dalam penanganan kasus ini kembali dipertanyakan.

Tim independen

Direktur Amnesty International Indonesia Usman Hamid menyampaikan bahwa pembentukan tim independent untuk mencari tahu pelaku penyerangan terhadap Novel bisa menjadi salah satu alternatif. Apalagi, hingga saat ini belum ada pelaku yang dijadikan tersangka oleh Kepolisian.

"Sebuah tim independent dibutuhkan jika langkah-langkah Negara dalam mengusut serangan terhadap Novel sama sekali tidak efektif membuahkan kemajuan," kata Usman kepada Kompas.com, Selasa.

(Baca: Jokowi Belum Berencana Bentuk Tim Independen Kasus Novel Baswedan)

Menurut Usman, penyerangan terhadap Novel diduga bermotif politik dan terkait dengan pekerjaan Novel sebagai penyidik. Apalagi, menurut Usman, beberapa kasus korupsi dalam yang melibatkan nama besar ditangani oleh Novel.

Menurut Usman, keseluruhan gambaran dan dinamika sebelum serangan terjadi sangat penting untuk mengukur, apakah penuntasan kasus penyerangan Novel cukup dengan menugaskan tim dari Polda Metro Jaya.

Usman berpendapat bahwa tim Polda Metro Jaya sangat membutuhkan dukungan ekstra, baik dari Bareskrim Mabes Polri, maupun dari luar Polri, seperti pelibatan unsur kementerian/lembaga pemerintah hingga unsur masyarakat.

"Semata-mata agar kasus ini berpeluang positif untuk dibongkar tuntas. Bagaimana pun, ancaman terhadap Novel bukanlah terbatas pada KPK, tapi juga ancaman bagi petugas hukum di semua kini, termasuk Polri," kata Usman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com