Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kicauan Antasari soal Dugaan Kriminalisasi dan Reaksi SBY...

Kompas.com - 15/02/2017, 06:55 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Antasari Azhar mengaku cukup lama memendam cerita dugaan rekayasa kasusnya yang membuatnya mendekam di penjara selama delapan tahun.

Secara mengejutkan, Antasari memilih mengungkapnya di kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (14/2/2017), tepat pada hari kasih sayang.

"Saya akan ceritakan yang belum pernah saya ceritakan," ujar Antasari begitu datang ke kantor Bareskrim.

Kalimatnya terkesan misterius. Terlebih lagi, setelah melontarkan kalimat itu, ia menutup rapat mulutnya dan masuk ke dalam ruang pengaduan masyarakat untuk membuat laporan.

Usai membuat laporan, untuk pertama kalinya, Antasari membeberkan dugaan inisiator di balik kriminalisasi dirinya.

Suatu malam, pada Maret 2009, Antasari mengaku didatangi CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo. Hary mengaku diutus Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang saat itu menjabat Presiden keenam RI.

Hary membawa pesan dari SBY, meminta Antasari untuk tidak menahan mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia Aulia Pohan. Diketahui, Aulia merupakan besan SBY.

Antasari langsung menolak permintaan itu. Menurut dia, sudah merupakan prosedur di KPK untuk melakukan penahanan kepada tersangka.

"Waduh Pak, saya mohon betul. Saya bisa ditendang dari Cikeas. Karena bagaimanapun nanti masa depan Bapak bagaimana," kata Antasari menirukan ucapan Hary saat itu.

(Baca: Antasari Sebut Hary Tanoe Diutus SBY Minta Aulia Pohan Tak Ditahan)

Antasari tetap pada sikapnya. Dia siap menanggung risikonya dan tetap menahan Aulia.

Dua bulan kemudian, pada Mei 2009, Antasari ditangkap polisi atas tuduhan pembunuhan Direktur Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen.

Antasari menduga bahwa kasusnya tak terlepas dari kedatangan Hary yang diutus SBY ke rumahnya pada malam itu. Ia pun meminta SBY jujur mengenai kriminalisasi dirinya yang membuatnya harus mendekam selama delapan tahun.

"Untuk apa Anda menyuruh Hary Tanoe datang ke rumah saya malam-malam? Apakah bisa dikatakan bahwa SBY tidak intervensi perkara? Ini bukti, untuk tidak menahan Aulia Pohan," kata Antasari.

(Baca: Antasari Tanya SBY, "Untuk Apa Anda Suruh Hary Tanoe ke Rumah Saya Malam-malam?")

Mendapat ancaman

Antasari Azhar mengaku mendapat ancaman dari pihak tertentu atas upaya mencari kebenaran atas kasus yang menjeratnya. Ancaman memang tak ditujukan langsung kepada dirinya, tetapi melalui keluarganya.

Ia menyadari bahwa apa yang diucapkannya akan menyinggung orang-orang yang dia sebutkan namanya.

"Siapa yang proteksi keamanan saya sekarang? Tidak ada kan. Ini harus saya pikirkan. Saya satu minggu lalu masih terima (ancaman)," kata Antasari.

Menurut Antasari, anggota keluarganya dua kali mendapat ancaman dengan modus yang sama. Keluarganya diberi surat bernada ancaman.

"Dia bikin surat. Anda ini saudara Antasari? Sampaikan ke Antasari jangan ngomong macam-macam, jaga keselamatannya," ucap Antasari.

Sebelum mengungkap ke publik soal kedatangan Hary yang membawa pesan SBY, Antasari merenungkannya semalaman.

"Saya sudah memilih profesi penegak hukum kok, risiko apa pun saya terima. Selesai saya ngomong hari ini, besok saya mati, saya siap," kata Antasari.

(Baca: Antasari Mengaku Dapat Ancaman Lewat Keluarganya)

Dianggap tuduhan liar

SBY membantah semua tuduhan Antasari Azhar yang ditujukan kepada dirinya. Itu termasuk tudingan yang menyebut dirinya sebagai inisiator kriminalisasi kasusnya.

"Antasari menuduh saya sebagai inisiator dari kasus hukumnya. Dengan tegas, saya katakan tuduhan itu sangat tidak benar, tanpa dasar, dan liar," ujar SBY.

(Baca: SBY Sebut Tuduhan Antasari Tidak Benar, Tanpa Dasar, dan Liar)

SBY menegaskan bahwa kasus Antasari tidak ada hubungannya dengan jabatan Presiden RI yang diembannya saat itu.

Dia mengaku tidak pernah menggunakan kekuasaan untuk mencampuri urusan penegakan hukum demi melanggengkan kepentingan politiknya.

Bahkan, SBY curiga adanya campur tangan penguasa di balik manuver Antasari. Ia merasa "kicauan" Antasari itu tidak lepas dari runtutan peristiwa ketika Presiden Jokowi mengeluarkan grasi.

Grasi tersebut, kata SBY, bermuatan politis. (Baca: SBY Sebut Ada yang Manfaatkan Antasari Azhar untuk Menyerangnya)

Semenjak dua bulan lalu, SBY mengaku menerima informasi bahwa Antasari akan digunakan untuk menyerangnya.

Serangan itu merupakan bagian dari upaya menggerus suara untuk Agus Harimurti Yudhoyono yang tengah maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta.

"Tampaknya belum puas, di jam-jam terakhir saya masih menerima serangan. I have to say politik saat ini kasar dan tidak masuk akal. Kekuasaan dengan jelas menindas yang lemah," kata SBY.

Akhirnya, SBY melaporkan balik Antasari ke Bareskrim Polri atas tuduhan fitnah dan pencemaran nama baik.

Kompas TV Antasari Azhar mendatangi Bareskrim pada hari Selasa (14/2) melaporkan nama nama yang terlibat dalam kasus hukum yang menjeratnya. Mantan Ketua KPK ini pun mengungkap beberapa nama yang dianggap merugikannya hingga dirinya dihukum selama 8 tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

Nasional
Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Nasional
Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com