Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Main Golf Bareng, Apa yang Dibicarakan Basuki Hariman dan Patrialis?

Kompas.com - 27/01/2017, 11:42 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengusaha impor daging, Basuki Hariman, mengaku sudah beberapa kali bertemu dengan Hakim Mahkamah Konstitusi Patrialis Akbar.

Ia juga mengakui pertemuan tersebut membicarakan soal uji materi Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan yang tengah berlangsung di MK.

"Saya pernah ketemu di golf berapa kali aja. Makan sama-sama dua kali kalau enggak salah," kata Basuki usai diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi, Jumat (27/1/2017) dini hari.

Basuki mengatakan, ia mendukung sepenuhnya uji materi UU Peternakan dan Kesehatan Hewan di MK. Pasalnya, ia menilai, uji materi tersebut jika dikabulkan, bisa mencegah masuknya daging sapi dari India.

Ia menilai masuknya daging sapi dari India bisa berdampak buruk pada peternak sapi lokal karena harga sapi di India sangat murah.

Selain itu, sapi dari India juga masih berisiko terinfeksi penyakit mulut dan kuku.

(Baca: Basuki Hariman Akui Beri Uang kepada Orang Dekat Patrialis)

"Jadi saya jelaskan kepada Pak Patrialis biar beliau mengerti. Begitu dia mengerti, dia coba pelajari. Namun, saya tidak pernah memberikan uang apa-apa," ucapnya.

Basuki mengaku hanya memberikan uang kepada Kamal, temannya yang juga orang dekat Patrialis. Menurut Basuki, ia sudah dua kali memberikan uang kepada Kamal.

Yang pertama sebesar 10.000 dollar AS. Yang kedua sebesar 20.000 dollar AS. Transaksi ketiga baru akan dilakukan. Namun, kasus ini sudah telanjur tercium oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.

Basuki mengaku memberikan uang kepada Kamal agar dipertemukan dengan Patrialis. Selain itu, Kamal juga menjamin bahwa uji materi Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan akan dikabulkan oleh MK.

(Baca: Mantan Hakim MK Menangis Dengar Patrialis Ditangkap KPK)

"(Kamal menjanjikan) ya ini perkaranya bisa menang, begitu aja. Padahal saya tahu Patrialis berjuang ya apa adanya begitu ya. Saya percaya Pak Patrialis ini tidak seperti orang yang kita dugalah hari ini. Terima uang dari saya enggak ada," ucapnya.

Baik Patrialis, Basuki Hariman, maupun Kamal saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan oleh KPK.

Patrialis Akbar sebelumnya membantah menerima suap.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Nasional
Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com