Sementara itu, PKB berpendapat jalannya pemilu akan lebih menarik jika presidential threshold menjadi 0 persen.
"Konstelasi jadi berbeda ketika 0 persen. Kalau sekarang Golkar dukung calon tertentu, dengan partai seperti Hanura, Nasdem, misalnya. Begitu 0 persen bisa saja berubah," kata Ketua Pansus RUU Pemilu dari Fraksi PKB Lukman Edy.
Adapun semangat Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Hanura sama seperti dua partai sebelumnya yang menilai presidential threshold 0 persen cenderung lebih demokratis.
(Baca: Konsekuensi "Presidential Threshold" 0 Persen)
Demokrat belum tentukan
Sedangkan Partai Demokrat, masih menimbang-nimbang mana opsi terbaik yang harus dipilih. Hal itu demi penguatan sistem pemilu di Indonesia.
Masukan dari sejumlah pihak pun ditampung sebelum DIM resmi diserahkan kepada Pansus.
Anggota Pansus RUU Pemilu dari Fraksi Partai Demokrat, Didik Mukriyanto menyebutkan, pihaknya tak hanya ingin pelaksanaan pemilu dapat menjadi representasi hak-hak rakyat, namun hasil pemilu ke depannya juga harus memberikan penguatan sistem ketatanegaraan dan memperkuat legitimasi pemilu.
"Kami masih belum menentukan angka berapa yang akan menjadi harapan kami, karena kami masih ingin mengkaji lebih dalam lagi berdasarkan evaluasi pemilu selama ini dan masih ingin mendengarkan masukan berbagai pihak," ucap Didik.