Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Minta Publik Tak Terkecoh Opini Pengungkapan Kasus Terorisme Pengalihan Isu

Kompas.com - 15/12/2016, 16:05 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan, banyak bukti nyata yang menunjukkan bahwa rencana bom bunuh diri di kompleks kepresidenan bukan sekadar isu yang sengaja dibuat.

Boy meminta masyarakat tidak terkecoh opini yang menyebut bahwa rangkaian penangkapan jaringan terorisme sebagai pengalihan isu dugaan penistaan agama yang menjerat Gubernur non-aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

"Kami harap masyarakat tak terkecoh dengan pendapat pengalihan isu seolah ini rekayasa," ujar Boy di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Kamis (15/12/2016).

Seperti diketahui, Detasemen Khusus 88 Antiteror menangkap sejumlah tersangka di beberapa tempa terkait penemuan bom rakitan di Bekasi. Bom yang berkekuatan besar itu disebut bakal diledakan di Istana Kepresidenan. 

(Baca: Ini Peran Tujuh Tersangka Terkait Temuan Bom di Bekasi)

Boy mengatakan, kelompok tersebut berbaiat kepada kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Aksi kelompok ini dikomandoi simpatisan ISIS asal Indonesia, Bahrun Naim, yang dalam dua tahun terakhir ini "berjihad" di Suriah.

Lebih jauh Boy mengatakan, tak ada sama sekali niatan Polri untuk mengarang adanya ancaman kelompok teroris dengan kekuatan bom yang besar.

"Kami menilai ini (pengungkapan teroris) bagian yang sangat penting dilihat publik karena berkaitan dengan aksi terorisme yang menjadi perhatian kita bersama dan mengancam jiwa, mengganggu keamanan dan ketentraman masyarakat," kata Boy.

"Dan ini bagian kejahatan global yang nyata saat ini terjadi di tengah masyarakat,".

Boy menegaskan bahwa maraknya penangkapan terhadap jaringan teroris pada tahun ini menunjukkan bahwa ISIS cukup berpengaruh di Indonesia.

Mereka tak segan menghilangkan nyawa orang lain, bahkan nyawa sendiri demi menjalankan misi.

"Kita bersyukur tidak ada korban jiwa dari ledakan ini," kata Boy.

Boy mengatakan, munculnya opini bahwa teror bom ini hanya rekayasa justru akan melemahkan kewaspadaan masyarakat akan ancaman nyata.

"Kita harap jangan sampai penilaian sebagai pengalihan isu membuat pengawasan kita jadi lemah," kata dia.

Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Syafruddin sebelumnya meminta masyarakat tak meremehkan kasus-kasus terorisme yang belakangan ini ditangani Polri.

Menurut dia, banyak sentimen negatif yang menyebut penangkapan terduga teroris oleh Densus 88 Antiteror merupakan upaya pengalihan isu.

(Baca: Polisi Usut Opini Pengungkapan Kasus Terorisme Pengalihan Isu)

"Teroris itu (masalah) serius ya, jangan ada komentar bahwa itu pengalihan isu atau sebagainya," ujar Syafruddin.

Syafruddin mengatakan, banyak anak buahnya yang rela berbulan-bulan meninggalkan keluarganya untuk melacak keberadaan teroris.

Mereka berupaya mencegah, jangan sampai terjadi ledakan yang merugikan masyarakat dan berdampak pada stabilitas nasional.

Terorisme tak hanya tumbuh subur di Indonesia. Bahkan, di negara-negara lain seperti Mesir dan Turki, kelompok teroris merupakan ancaman utama untuk ditaklukkan.

"Alhamdulillah Indonesia bisa kita tanggulangi, antisipasi. Bisa tangkap sebelum meledak," kata Syafruddin.

Kompas TV Inilah 7 Tersangka Teroris Bom Bekasi

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Indonesia Jadi Tuan Rumah Forum Air Dunia Ke-10 di Bali

Indonesia Jadi Tuan Rumah Forum Air Dunia Ke-10 di Bali

Nasional
Gantikan Yusril Jadi Ketum PBB, Fahri Bahcmid Fokus Jaring Kandidat Pilkada

Gantikan Yusril Jadi Ketum PBB, Fahri Bahcmid Fokus Jaring Kandidat Pilkada

Nasional
APEC 2024, Mendag Zulhas Sebut Indonesia-Korsel Sepakati Kerja Sama di Sektor Mobil Listrik dan IKN

APEC 2024, Mendag Zulhas Sebut Indonesia-Korsel Sepakati Kerja Sama di Sektor Mobil Listrik dan IKN

Nasional
Kebebasan Pers Vs RUU Penyiaran: Tantangan Demokrasi Indonesia

Kebebasan Pers Vs RUU Penyiaran: Tantangan Demokrasi Indonesia

Nasional
Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

Nasional
Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Nasional
Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Nasional
GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

Nasional
Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Nasional
Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Nasional
PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

Nasional
Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Nasional
Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com