Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/12/2016, 07:36 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Setya Novanto terlihat percaya diri saat menuju Ruang Rapat Paripurna DPR, di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/11/2016).

Sejumlah elite Golkar tampak mendampinginya. Mereka antara lain karena Ketua Harian DPP Partai Golkar Nurdin Halid dan Ketua DPP Partai Golkar Bidang Media dan Penggalangan Opini Nurul Arifin.

Ketua Umum Partai Golkar itu akan kembali menduduki kursi DPR-1 yang sempat ditinggalkannya selama hampir setahun.

Setya, yang menjabat Ketua DPR sejak 2014, mengajukan mundur pada Desember 2015, setelah tersangkut kasus "Papa Minta Saham".

Sidang paripurna pada Rabu sore mengagendakan pemberhentian Ketua DPR RI Ade Komarudin dan pengangkatan kembali Setya Novanto.

Ia sempat "ngeles" saat ditanya soal pergantian jabatan ketua DPR.

"Waduh, saya enggak tahu ya karena tadi sibuk rapat di fraksi," ujar Novanto.

(Baca: Tanpa Halangan, Setya Novanto Resmi Jabat Ketua DPR)

Novanto sempat salah pintu saat akan memasuki Ruang Rapat Paripurna.

Ia sempat menuju pintu samping yang biasanya menjadi jalan masuk bagi pimpinan DPR. Sementara itu, anggota Dewan biasanya masuk lewat pintu depan ruang sidang.

"Salah lewat, salah lewat," kata dia.

Tercatat 402 orang dari total 558 anggota Dewan menandatangani daftar hadir.

Resmi jadi Ketua DPR lagi

Saat penyampaian pandangan, tak ada satu pun fraksi yang menolak penunjukan Novanto sebagai Ketua DPR. 

Meski demikian, ada fraksi yang memberikan catatan.

"Apakah penggantian ketua DPR RI dari Saudara Ade Komarudin menjadi Saudara Setya Novanto dapat disetujui?" tanya Fadli Zon, yang memimpin rapat, kepada peserta sidang.

"Setujuuuu," jawab mereka.

Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy menjadi orang pertama yang menyalami Novanto.

Ia duduk tepat di sebelah kiri Ketua Umum Partai Golkar itu.

Politisi berikutnya yang memberikan selamat kepada Novanto adalah Ketua Fraksi Partai Hanura Nurdin Tampubolon yang duduk tepat di sebelah kanan Novanto.

(Baca: Dewan Pembina dan DPP Golkar Sepakat Majukan Novanto Jadi Ketua DPR)

Ketua Fraksi PPP Reni Marlinawati yang duduk di belakangnya kemudian menyusul.

Tak ketinggalan, anggota Fraksi Partai Hanura yang juga Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) Sarifuddin Sudding ikut menjabat tangan Novanto.

 

Senyum Novanto kembali mengembang saat namanya dipanggil untuk maju ke depan dan mengucap sumpah jabatan dipandu oleh Pelaksana Harian Ketua Mahkamah Agung.

Beberapa elite fraksi dihampirinya untuk berjabat tangan. 

Mereka di antaranya adalah Sekretaris Fraksi Partai Gerindra Fary Djemi Francis, Ketua Fraksi PAN Mulfachri Harahap, Sekretaris Fraksi PAN Yandri Susanto, hingga Sekretaris Fraksi PKS Sukamta.

"Saya bersama pimpinan DPR yang lain akan bekerja keras menjaga amanah ini sesuai dengan harapan rakyat. Kami juga akan meningkatkan hubungan yang lebih produktif dengan lembaga tinggi negara yang lain, khususnya dengan Presiden Republik Indonesia," kata Novanto saat membacakan pidatonya.

Didukung 10 fraksi

Langkah Novanto terbilang mulus, super-mulus. Tak ada hambatan yang dihadapinya untuk kembali menjadi pimpinan puncak parlemen.

Sepuluh fraksi di DPR menyetujui keinginan Golkar mengganti Ade Komarudin dengan Novanto.

Meski demikian, ada sejumlah catatan dari fraksi-fraksi.

Anggota Fraksi Partai Gerindra, Supratman Andi Agtas, mengatakan, meski pergantian alat kelengkapan Dewan (AKD) merupakan kewenangan penuh dari Fraksi Partai Golkar, Gerindra berharap pergantian pimpinan DPR tak lagi terjadi pada periode ini.

"Kami berharap ini adalah pergantian yang terakhir dari pimpinan, ketua DPR," ujar Supratman.

Sementara itu, Fraksi Partai Demokrat mengaku masih membutuhkan penjelasan terkait alasan di balik pemberhentian Ade dan pengangkatan Novanto.

Anggota Fraksi Partai Demokrat, Benny Kabur Harman, mengatakan, banyak konstituen Partai Demokrat yang mempertanyakan hak tersebut.

"Apa alasan diusulkan oleh partai pada yang bersangkutan untuk diberhentikan? Sebab banyak konstituen kami yang bertanya. Kami tidak bisa menjawab karena tidak tahu alasannya," ujar Benny.

Secara keseluruhan, proses yang dilalui Novanto terbilang cepat.

Pada 21 November 2016, rapat pleno DPP Partai Golkar memutuskan kembali menempatkan Novanto sebagai Ketua DPR RI.

Keputusan itu diambil dengan mengacu pada putusan Mahkamah Konstitusi terkait kasus "Papa Minta Saham" yang menyeret nama Novanto.

Keputusan MK tersebut dikuatkan dengan keputusan Mahkamah Kehormatan Dewan DPR RI yang tidak pernah menjatuhi hukuman untuk Novanto.

Meski sempat ada perbedaan pendapat dari Dewan Pembina Golkar, pada akhirnya hampir seluruh struktur internal partai bulat mendorong Novanto untuk kembali menjabat DPR 1.

Tak sampai dua pekan, proses ini selesai.

Tak dihadiri Ade Komarudin

Ade tak hadir pada rapat paripurna pergantian Ketua DPR, Rabu sore.

Melalui surat yang dikirimkannya kepada Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR, Ade, yang biasa disapa Akom, mengatakan, ia tengah menjalani pemeriksaan kesehatan di rumah sakit di Singapura.

"Saya harus melakukan pemeriksaan segera yang tidak bisa ditunda untuk mendapatkan second opinion di rumah sakit di Singapura berdasarkan permintaan dokter dari Indonesia," ujar Akom melalui suratnya.

Ia sempat meminta agar rapat bamus ditunda dan dilaksanakan pada Kamis (1/12/2016).

"Saat rapat, saya sampaikan ke teman-teman dan Idrus Marham (Sekretaris Jenderal Partai Golkar) tolong disampaikan kepada petinggi partai agar disampaikan mohon bamus-nya pada Kamis sore," kata dia.

Akom mengatakan, ia ingin memimpin sendiri rapat paripurna pemberhentian dirinya agar tak menimbulkan prasangka oleh semua pihak.

"Insya Allah akan saya proses dengan baik. Kalau bisa, saya sendiri yang memimpinnya agar tidak menimbulkan fitnah kepada partai dan saya. Ini agar semuanya clear," ujar anggota Dewan lima periode itu.

Namun, permintaan Akom tak dipenuhi. Sidang paripurna tetap digelar.

Pengangkatan Novanto juga tetap dilakukan tanpa kehadiran Akom.

Beberapa jam sebelumnya, MKD DPR menggelar konferensi pers mendadak.

MKD memutuskan pemberhentian terhadap Ade Komarudin dari jabatannya sebagai Ketua DPR akibat akumulasi sanksi ringan pelanggaran etik yang dilakukannya.

Sanksi dijatuhkan bahkan sebelum Akom sebagai terlapor memberikan keterangan.

Wakil Ketua MKD Sarifuddin Sudding mengatakan, Akom tak memenuhi dua kali panggilan sehingga keputusan bisa diambil.

"Sesuai hukum acara, maka MKD bisa ambil keputusan secara in absentia," kata Sudding.

Beberapa pihak menganggap keputusan MKD tak tepat. Salah satunya, anggota Fraksi PDI Perjuangan Trimedya Panjaitan.

Ia menganggap keputusan tersebut tak sesuai prosedur pada tata tertib (tatib).

"Di tatib paling tidak dikasih kesempatan tiga kali untuk tidak hadir. Ini ternyata baru dua kali. Sebenarnya atas nama aturan hukum dan kemanusiaan tidak perlu, tetapi ya sudah seperti itu jalannya," kata Trimedya.

Harapan

Ketua Fraksi Partai Hanura Nurdin Tampubolon, misalnya, berharap kinerja DPR di bawah kepemimpinan Novanto akan semakin baik.

Kemudian, Sekretaris Fraksi PKS, Sukamta, selain berharap kinerja DPR semakin membaik, juga berharap agar penyerapan aspirasi rakyat dapat lebih optimal.

"Kami berharap, dengan pimpinan yang baru, kinerja Dewan bisa lebih baik, aspirasi masyarakat bisa lebih banyak diserap, dan kerja sama antar-fraksi bisa lebih erat," kata Sukamta.

Kompas TV Setya Novanto Ceritakan Awal Mula Kembali Menjabat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

Nasional
Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Nasional
Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Nasional
Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Nasional
Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Nasional
WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

Nasional
Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Nasional
Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Nasional
Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Nasional
KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

Nasional
Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Nasional
Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Nasional
DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com