JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo mengakui tensi politik belakangan ini memanas. Namun, kata dia, itu adalah hal yang biasa menjelang perhelatan pilkada.
Meningkatnya suhu politik juga terasa menjelang Pilkada DKI Jakarta 2017. Peningkatan suhu itu tak cuma terlokalisasi di Ibu Kota, tetapi merembet hingga tingkat nasional.
Kondisi itu bahkan tak cuma terjadi di antara para kandidat yang bertarung, tetapi juga "mengilhami" para pelaku media sosial.
"Akhir-akhir ini situasi politik sedikit memanas, ini biasa dalam pilkada tensinya tambah hangat sedikit, sangat biasa," ujar Jokowi saat menghadiri pertemuan tahunan Bank Indonesia 2016 di Jakarta, Selasa (22/11/2016).
(Baca: Jokowi Mengaku Dapat Pelajaran Penting dari "Safari" Konsolidasi Selama Dua Pekan Ini)
Jokowi mengaku cukup heran, mengapa pilkada di Jakarta bisa menghangatkan kondisi politik secara nasional. Padahal, yang menghelat pilkada pada awal tahun depan tak cuma Jakarta.
"Jakarta ini memang istimewa, sebetulnya pilkada ini ada 101 bupati, wali kota, dan gubernur di seluruh Indonesia, tetapi karena Jakarta ini memang istimewa sehingga kejadian yang kemarin itu hanya hangat sedikit," tutur Jokowi.
Jokowi pun mengaku direpotkan dengan situasi politik saat ini. Terlebih lagi, dia pernah berada di posisi saat menjadi calon gubernur DKI Jakarta pada 2012.
"Saya cukup pontang-panting ke sana-kesini, tetapi sekali lagi itu hal biasa. Saya juga waktu pilgub mirip-mirip karena saya merasakan di lapangan mirip-mirip," kata Jokowi.