Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Fadhly Azhar
Pengamat

Kabid Keagamaan HMPI (Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Indonesia) serta aktif dalam Jaringan Kedaulatan Rakyat Forum Sekolah Bersama.

Spirit Keagamaan dan Iman Kebangsaan

Kompas.com - 16/11/2016, 13:37 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorTri Wahono

Esa dalam sila tersebut menguatkan keberadaan sifat-sifat universalitas ketuhanan yang amat tunggal (tidak bisa dijadikan sebuah nominal dalam  sebuah kuantitas) untuk umat manusia serta mengacu pada nilai-nilai luhur dalam konteks spiritualitas yang termaktub dalam iman kebangsaan itu sendiri.

Dalam Islam, nilai Tauhid-lah yang paling lekat maknanya terhadap Ketuhanan Yang Maha Esa. Bagi Haji Misbach sebagai tokoh Pergerakan Nasionalis di tahun 1920-an (Misbach dalam Soewarsono, 2013), menyatakan bahwa Tauhid adalah fondasi keberislaman yang emanative di wilayah praksis.

Dari tauhid normative menjadi tauhid pembebasan

Inti dari Tauhid pembebasan menurut Misbach adalah bahwa umat manusia pada hakikatnya merupakan satu kesatuan dalam bingkai satu keadilan dan kemanusiaan.

Jadi dengan prinsip tauhid tersebut kita perlu menginternalisasikan nilai "keesaan Tuhan" bahwa manusia diajarkan bagaimana memahami realitas bersama dalam kesatuan bersama Tuhan yang dapat berimplikasi pada usaha untuk mempersatukan umat manusia (unity of mankind).

Dalam pernyataan yang lain, nilai "keesaan Tuhan" harus terinternalisasi dalam nilai "kesatuan umat manusia".

Keberagaman dan kebhinekaan

"Keesaan Tuhan" yang dapat dimanifestasikan dalam semangat "kesatuan umat manusia" merupakan ruh dalam kebhinekaan dan keberagaman yang selama ini telah lama kita rasakan.

Bung Karno dalam pidatonya di Surabaya pada tanggal 24 September 1955 menyerukan jargon kebhinekaan, yaitu: "Indonesia bukan milik sesuatu golongan, bukan milik sesuatu agama, bukan milik sesuatu suku, bukan milik sesuatu adat-istiadat, tetapi milik kita semua dari Sabang sampai Marauke!" (Soekarno,1955).

Dari jargon kebhinekaan tersebut, kita sudah bisa melihat bahwa identitas keberagaman dan kebhinekaan adalah kodrat Ilahi dimana warga Indonesia sebagai makhluk adalah ciptaan Tuhan yang unik dan autentik.

Keberagamaan dan kebhinekaan alam semesta mengisyaratkan bahwa Tuhan merahmati perbedaan dalam kebhinekaan kita. Perbedaan dalam kebhinekaan dalam konteks kebangsaan harus tumbuh diiringi dengan adanya persamaan nasib dan sejarah.

Keberagaman dalam hidup bernegara merupakan kepentingan azasi untuk hidup bersama sebagai suatu bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, demokratis, dan maju dalam satu kesatuan bangsa dan negara.

Seluruh rangkaian narasi kebangsaan tersebut merupakan cita-cita bersama guna mencapai, memelihara serta mengabdi pada identitas, persatuan, kemakmuran, dan kedaulatan rakyat.

Dari pertimbangan doktrin kebangsaan tersebut, secara pondasi kenegaraan kita perlu menguatkan iman kebangsaan dalam konteks keberagaman, kebhinekaan dan cita-cita kedaulatan rakyat yang termaktub dalam tujuan revolusi kebangsaan kita yaitu, terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur.

Solusi spirit keagamaan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com